Monday, November 21, 2016

KEBERANIAN SEORANG RIBKAH - 1

 IFC SINGAPORE – Daily Devotion

Ribka tentu termasuk tokoh kunci di antara orang-orang pilihan Tuhan. Dia adalah istri Ishak, ibu dari Esau dan Yakub, dan cucu keponakan Abraham. Melalui keturunan Ribkah lah terpancar satu bangsa yg besar yg Tuhan pakai untuk membawa jalan keselamatan. Kita pertama kali mengetahui keberadaan Ribka dalam Kitab Kejadian pasal 22. Ayat 20 hingga 24 menceritakan tentang Nahor, saudara Abraham. Dari sinilah kita mengetahui bahwa Nahor memiliki banyak anak dari istri dan gundiknya, dan bahwa dia memiliki seorang cucu bernama Ribka.

Keputusan Iman

Setelah kematian istrinya, Sara, maka Abraham mengutus hamba paling tua dalam rumahnya untuk mencarikan seorang istri bagi Ishak, putranya. (Kejadian 24:2-10) Dia pastilah hamba yang paling dipercayainya; kemungkinan besar hamba tersebut adalah kepala pelayannya.

Abraham menyuruh hamba kepercayaannya itu bersumpah bahwa dia akan pergi ke kampung halaman Abraham, kepada sanak keluarganya, untuk menemukan seorang istri bagi Ishak. Dia tidak ingin mencari seorang perempuan dari golongan penyembah berhala yang ada di sekitar Kanaan untuk putranya.

Hamba Abraham tersebut merasa dipercaya untuk mengemban misi yang begitu penting. Oleh karena itu, ia pun meminta tanda dari Allah untuk memastikan keberhasilannya. Dia tidak pernah ragu bahwa Allah akan memimpin dia kepada seorang gadis muda yang paling cocok bagi putra tuannya.

Ujian yang disusunnya sangatlah terus terang. Dia meminta [gadis yang dipilih Tuhan adalah] seorang perempuan muda yang menimbakan sedikit air baginya untuk diminum. Perempuan yang tepat tersebut tidak hanya akan menimbakan air baginya, tetapi juga akan menawarkan untuk menimbakan air bagi unta-untanya.

Ketika Ribka datang ke sumur, hamba itu menerapkan ujiannya, dan Ribka lulus ujian tersebut dengan gemilang. Ribka menimba air bagi hamba itu untuk diminum, dan dengan senang hati menimba air bagi unta-unta, suatu tugas yang biasanya dikerjakan oleh seorang hamba.

Waktu hamba itu menceritakan kepada Ribka dan keluarganya tujuan perjalanannya, mereka pastilah menyadari bahwa Abraham adalah seorang yang kaya, dan Ishak akan mewarisi kekayaan tersebut. Ini adalah pernikahan agung bagi Ribka. Ribka menyetujui penawaran itu.

Saat membaca kisah tersebut, perbuatan itu nampaknya cukup sederhana untuk dilakukan, tetapi coba bayangkan jika Anda berada dalam situasi berikut ini. Suatu hari, tanpa disangka-sangka, seorang asing muncul di depan rumah Anda dengan mengendarai sebuah limusin yang dipenuhi berbagai macam hadiah mewah.

Dia mengaku sebagai utusan saudara ayah Anda yang telah lama tidak berjumpa dan menawarkan kedudukan yang penting dalam rumah tangga paman Anda. Dia menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana Tuhan membimbingnya dalam perjalanan mencari Anda, sanak majikannya yang telah lama tidak berjumpa, memimpinnya sampai akhirnya menemukan Anda dengan cara yang ajaib.

Dia meminta Anda untuk meninggalkan segala sesuatu yang pernah Anda kenal dan pergi bersamanya ke suatu tempat terpencil yang amat jauh dan tidak dapat dicapai dengan alat transportasi sehari-hari.

Dalam dunia modern, situasi ini tentu akan menimbulkan rasa curiga. Walaupun demikian, kita dapat menyelidiki identitas orang asing ini dengan cukup mudah. Malahan, dia pasti punya kartu identitas.

Identitas orang yang mengaku sebagai paman Anda pun dapat dipastikan, Anda bahkan dapat berbicara dengannya melalui telepon. Tidak peduli seberapa terpencilnya tempat itu, pasti ada helikopter atau perahu motor yang memungkinkan perjalanan ke sana, dan Anda dapat mengirimkan email kepada keluarga Anda. Teknologi memberikan banyak pilihan bagi kita.

Namun Ribka tidak memiliki pilihan-pilihan ini. Dia tidak dapat menelepon Abraham untuk memastikan identitasnya ataupun identitas hamba tersebut. Ribka harus percaya pada kata-kata hamba itu. Keputusan ini juga mengharuskan dia meninggalkan rumah dan satu-satunya keluarga yang dia kenal seumur hidupnya. Jarak yang jauh berarti kemungkinan untuk bertemu kembali dengan keluarganya sangatlah kecil. Bagi seorang gadis muda, ini sungguh merupakan suatu keputusan yang berani, dan pastilah merupakan suatu keputusan yang dipengaruhi oleh iman kepada Allah yang telah memimpin hamba itu kepadanya.

Abraham sering kali digunakan sebagai teladan dari pelaku iman. Ibrani 11:8-10 berbicara tentang Abraham yang pergi meninggalkan kampung halamannya ketika Allah memanggilnya. Dia tidak tahu ke mana dia akan pergi. Ketika meninggal, dia belum melihat tanah yang dijanjikan Allah ataupun keturunannya yang sebanyak bintang di langit. Namun, dia percaya bahwa hal itu akan terjadi. Ibrani 11:1 mengatakan: "iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Harapan Abraham pada janji Allah tetap teguh hingga kematiannya.

Walau jarang sekali disebutkan, tetapi kesediaan Ribka untuk pergi kepada Ishak mencerminkan iman Abraham. Dia tidak mendengar panggilan Allah secara langsung kepada dirinya, hanya seorang hamba yang kesetiaan dan imannya kepada Allah yang menyentuh hatinya dan membuatnya percaya bahwa apa yang dijanjikan hamba tersebut adalah benar. Seperti Abraham, Ribka pergi ke tempat yang tidak dikenal dengan hanya berbekal pengetahuan bahwa Allah turut campur tangan dalam masalah ini dan keyakinan bahwa hal yang dilakukannya adalah benar.

Kejadian 24:57-58 menunjukkan bahwa Ribka memiliki pilihan dalam hal ini. Ribka diberikan pertanyaan, apakah dia bersedia pergi dengan hamba tersebut, dan dia setuju. Iman Ribka yang sederhana seperti seorang anak kecil amatlah menyentuh dan merupakan suatu teladan bagi kita. Yesus sendiri menyuruh kita untuk memiliki iman yang sederhana seperti seorang anak kecil. "Aku berkata kepadamu," kata-Nya, "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Markus 10:15)

Pada titik ini, iman Ribka merupakan suatu teladan. Karena itu, dia dianugerahi pernikahan yang indah dan seorang suami yang sungguh-sungguh mencintainya.

have a blessed day !