Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed
"Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu
juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya," Matius 3:16
Tatkala Yesus keluar dari air setelah menerima baptisan air
di sungai Yordan dari Yohanes Pembaptis, Roh kudus datang mengurapi-Nya dengan
tampak seekor burung merpati yang hinggap di atas-Nya. Seketika itu terdengar suara dari sorga, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan."
(Matius 3:17).
Lambang Roh Kudus
lain yang dinyatakan oleh Alkitab adalah burung merpati. Mengapa merpati dipilih menggambarkan Roh
Kudus? Bukankah ada banyak sekali jenis
burung lain yang mungkin lebih indah warnanya dan lebih merdu kicauannya? Mengapa tidak dilambangkan sebagai burung
Rajawali yang gagah perkasa? Atau burung cendrawasih yang elok? Merpati dipilih karena memiliki sifat-sifat
khusus yang tidak dimiliki burung lainnya.
Seringkali merpati dijadikan sebagai simbol perdamaian dan lambang cinta
kasih oleh karena ia tidak suka bermusuhan, selalu berdampingan dan sangat
setia terhadap pasanganMerpati bukanlah burung yang suka tebar pesona dan gonta
ganti pasangan, merpati setia kepada pasangannya. Merpati juga lambang dari
kesucian karena sifatnya yang penuh ketulusan, kelemahlembutan dan sangat
tenang.
Bila Roh Kudus memenuhi hati kita, kehidupan kita akan
memancarkan sifat atau karakter yang tidak jauh berbeda dari burung merpati
ini: kita akan mudah berdamai, tidak
suka bertengkar (bermusuhan), sehingga
kehadiran kita benar-benar membawa kedamaian bagi semua orang, "Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah." (Matius 5:9). Orang akan merasa sejuk saat saudara datang. Suasana
akan terasa adem, tentrem, saat orang yang penuh Roh Kudus hadir. Roh Kudus
bukanlah roh yang mendatangkan kerusuhan, keributan, begitupula saudara yang
hidup dalam Roh, saudara tidak akan membawakan kerusuhan, menjadi provokator,
atau mendatangkan bencana bagi sesama..
Setelah banjir besar reda, Nuh melepaskan burung Merpati, dan burung itu kembali dengan membawa setangkai daun zaitun, seolah-olah membawa pesan, bahwa keadaan sudah aman.
Seseorang yang di dalam hidupnya ada Roh Kudus pasti mengasihi Tuhan dengan sungguh dan setia kepada-Nya, sebab "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" (Yakobus 4:5). Tuhan sangat mengasihi kita dengan cemburu Ilahi, karena itu kita pun harus setia kepada-Nya. Jika kita tidak setia kepada Tuhan, Roh Kudus pun tidak akan tinggal di dalam kita, akan meninggalkan kita, sebab "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Tidak ada pasangan yang mau dimadu, pasangan akan cemburu kalau melihat pasangan mereka memiliki kedekatan khusus dengan orang lain. Cemburu ilahi berbeda dengan cemburu manusiawi, Tuhan “cemburu” itu untuk kebaikan kita bukan untuk Tuhan. Sebab Tuhan tahu kalau kita terus menerus bergaul dengan hal yang membahayakan, kita akan celaka. Tuhan tidak rugi kehilangan kita, justru kitalah yang mengalami kerugian besar kalau kita meninggalkan Tuhan.
Burung Merpati menjadi lambang ketulusan hati. Orang yang
dipenuhi Roh Kudus memiliki hati yang tulus. Saat melayani dalam pekerjaan
Tuhan, memiliki ketulusan hati, tanpa pamrih, atau embel ini itu. Saat memberi
persembahan, memberi dengan ketulusan hati. Saat kita mengasihi orang, kita
mengasihi dengan tulus hati, begitu juga saat kita menolong orang, kita
menolong dengan ketulusan hati.
Haleluya…!
No comments:
Post a Comment