Monday, December 13, 2021

TAHTA IBLIS

 Pelajaran wahyu 018

Wahyu 2:12 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:

2:13        Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

Pergamus merupakan kota yang dapat saudara lihat di Turki dalam kondisi reruntuhan. Tetapi pada zaman Yohanes menuliskan surat ini, Pergamus adalah kota yang sangat penting dalam permerintahan Roma.

Pergamus menjadi pusat politik kerajaan Roma saat itu, dan dari situ memperngaruhi kota-kota lainnya. Pergamus juga dikenal sebagai kota seni. Mereka memiliki theater yang dapat menampung 10ribu orang dengan akustik suara yang sangat baik, sehingga dapat terdengar meskipun hanya dengan berkata perlahan.


Ada satu ciri khusus dari gereja atau jemaat di Pergamus (Why. 2:12-17) yang menonjol: gereja itu berdiam di kota di mana Iblis menempatkan takhtanya. Bahkan diulangi sampai dua kali. “Aku tahu [pekerjaanmu dan] di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis (Satan)”. “Antipas … yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis (Satan) diam.”

Jadi, apa yang dikatakan oleh Wahyu 2:13 mengenai kehadiran Iblis di Pergamus? Pertama, Iblis berdiam di sana. Sebagai roh, Iblis tidak membutuhkan sebuah rumah atau dapur atau tempat tidur dan sebagainya. Tetapi ia dikatakan berdiam di Pergamus dalam arti bahwa ketika ia tidak sedang berkeliling (Ayb. 1:7; 2:2; 1Ptr. 5:8), ia hidup dan menetap di sana. Ia hadir di sana secara pribadi lebih daripada di tempat lain mana pun. Sungguh tempat yang luar biasa serta menakutkan.

Kedua, Iblis bukan hanya berdiam di sana, tetapi ia bahkan memiliki takhtanya di sana. Secara harfiah, “Satan seat” di dalam KJV adalah “takhta Iblis,” yang menyatakan pemerintahan dan kekuasaannya. Di Pergamus, Iblis memiliki pengaruh dan kuasa yang lebih besar dibandingkan di tempat-tempat lain. Iblis adalah “ilah zaman ini” (2Kor. 4:4, KJV = “ilah dunia ini”) dalam arti sebagian besar warga dunia ini hidup dan mati di dalam ketidakpercayaan, dan dengan demikian melayani dan mengikuti Iblis. Tetapi, Iblis bahkan lebih berkuasa lagi di Pergamus, seperti raja yang memerintah dari takhtanya yang tidak kelihatan.

Hal ini dinyatakan bukan oleh Yohanes, melainkan ini adalah perkataan dari Yesus Kristus (ay. 12) dan Roh Kudus (ay. 17).

Ketiga, Iblis yang berdiam dan bertakhta di Pergamus dua kali disebut sebagai “Satan” (atau musuh/penentang) di dalam Wahyu 2:13 (KJV). Maksudnya adalah ini: Roh jahat yang merupakan kepala dari semua roh jahat memiliki kehadiran dan kuasa yang lebih nyata di Pergamus, untuk menentang atau melawan kerajaan dan maksud Yesus Kristus di sana dengan lebih keras dibandingkan di keenam jemaat lain di dalam Wahyu 2-3.

Jadi, ada apa di Pergamus yang mengindikasikan bahwa Iblis berdiam dan bertakhta di sana, atau bahwa ia menyatakan kehadiran dan kuasanya secara lebih nyata di sana?

Pergamus melayani banyak berhala, seperti Zeus, Dionysius, Atena, dan lain-lainnya. Kota itu memiliki banyak kuil dan altar. Tetapi semua ini tidak menjadikan Pergamus sebagai takhta Iblis, karena semua kota kafir di kerajaan Romawi pada saat itu menyembah berbagai berhala, termasuk kota-kota lain yang disebutkan di dalam Wahyu 2-3.

Yang menjadikan Pergamus khusus dalam hal ini adalah penyembahannya yang begitu menonjol kepada Aesculapius atau Asclepius sebagai juru selamat, penyembuh, dan pemelihara. Asclepius adalah dewa penyembuhan dan kesehatan. Ia memiliki kuil yang mengesankan, yang reruntuhannya bisa dikunjungi di Pergamus pada saat ini. Orang-orang biasanya tidur di dalam kuil itu dengan gagasan bahwa Asclepius akan memberi mereka mimpi yang kemudian akan ditafsirkan oleh para imam dewa itu untuk memberitahukan bagaimana mereka bisa disembuhkan. Mata air di samping kuil dikatakan memiliki khasiat untuk menyembuhkan. Para penyembah dewa ini akan memberikan korban atau meninggalkan persembahan di sana untuk penyembuhan. Bagian-bagian tubuh yang dibuat dari tanah liat untuk mewakili bagian-bagian yang terluka telah ditemukan di dekat kuil Asclepius di Pergamus. Tidak heran jika Pergamus disebut Lourdes dunia kuno.

Ada satu binatang yang secara khusus diasosiasikan dengan Asclepius: ular. Simbol dari Asclepius adalah tongkat yang dililit ular (yang masih digunakan dalam dunia medis saat ini). Pada saat pentahbisan kuil untuk Asclepius, ular-ular akan digiring memasuki bangunan itu. Dan pastinya upacara seperti itu juga terjadi di Pergamus. Untuk menghormati Asclepius, jenis ular tertentu yang tidak berbisa sering digunakan untuk ritual-ritual penyembuhan. Ular-ular ini disebut “ular Asclepian.” Mereka melata dengan bebas di lantai asrama di mana orang yang sakit dan terluka menginap.

Apa analisis Kristen atas semua hal ini? Ini adalah penyembahan kepada Iblis melalui dewa palsu, Asclepius, yang disimbolkan dengan ular. Di dalam Wahyu 12:9, “naga besar itu” atau “Iblis” atau “Satan, yang menyesatkan seluruh dunia” juga disebut “si ular tua.” Ini adalah sebuah rujukan kepada digunakannya ular oleh Iblis di dalam Kejadian 3 untuk mencobai Hawa agar memakan buah dari pohon terlarang. Sementara kematian dan penyakit terjadi melalui digunakannya ular oleh Iblis, para penyembah Asclepius justru meyakini bahwa pemulihan dan pemeliharaan disebabkan oleh ular. Betapa sesatnya! Betapa demonik, betapa Satanik!

Faktor kedua adalah bahwa Pergamus adalah pusat penyembahan kepada Kaisar. Kota itu memiliki tiga kuil untuk memuja penguasa Romawi, termasuk satu kuil yang sangat besar untuk Kaisar Augustus yang dibangun pada tahun 29 SM atau 27 SM, yang menjadikan Pergamus sebagai kota pertama di Asia (tenggara Turki) yang mendirikan bangunan untuk itu. Pergamus memberikan gelar-gelar ilahi kepada Augustus bahkan sebelum Senat Roma memutuskan untuk melakukannya.

Mari kita gabungkan dua ciri yang paling menonjol dari penyembahan berhala di Pergamus ini.

Pergamus adalah tempat yang khusus di mana Iblis berdiam dan berkuasa karena ia disembah secara lebih langsung di sana (Asclepius) dan penguasa yang antikristen (Kaisar) disembah secara khusus di sana. Di Pergamus lebih banyak ciri dari karya Iblis daripada di tempat-tempat lain di Asia.

Setelah membahas kefasikan Pergamus Apakah, dan apa seharusnya, respons kita? Haruskah orang-orang Kristen meninggalkan kota-kota itu? Apakah perkataan Kristus kepada jemaat di Pergamus, di mana Iblis bertakhta (Why. 2:13)? Kristus bukan berkata, “Pindah! Tinggalkan tempat itu!” Sebaliknya, Tuhan Yesus memanggil jemaat itu kepada kesetiaan kepada Firman Allah sebagai saksi yang baik di sana (ay. 12-17)!

Artinya sekalipun jemaat Pergamus tinggal di daerah kekuasanan tahta iblis, orang Kristen tetap terlindungi oleh Tuhan. Dimanapun saudara tinggal saat ini, di kota yang paling bejad sekalipun, Tuhan dapat melindungi saudara. Iblis tidak berdaya apa-apa, selama kita tetap berada dekat Tuhan. nempel terus sama sama Tuhan Yesus, sama seperti ranting yang melekat pada pokok anggur.

Have a blessed day !

2 comments: