Thursday, August 4, 2022

Belalang dari lubang maut

 Wahyu 9:1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

9:2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.

9:3 Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.

9:4 Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.

9:5 Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.

9:6 Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.

9:7 Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,

9:8 dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,

9:9 dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan.

9:10  Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.

9:11 Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion.


Pasal ini melanjutkan penglihatan mengenai peniupan sangkakala oleh para malaikat. Sangkakala atau terompet biasanya ditiup sebagai tanda peringatan, baik menyangkut penghukuman, peperangan, maupun kemenangan. Bagi kita, suara sangkakala itu bukanlah peringatan penghukuman (karena kita telah menerima pengampunan dosa di dalam Yesus Kristus), tetapi tanda peringatan untuk waspada dan bersiap sedia dalam peperangan rohani.

Bintang yang jatuh, bukanlah meteor, tetapi kiasan tentang iblis. Yesus mengungkapkan tentang hal ini : Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. (19) Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu (Lukas 10).

Bintang yang jatuh itu namanya adalah Apolion, atau Abadon yang artinya perusak. Dialah iblis yang merusak. Merusak keharmonisan rumah tangga, merusak pekerjaan Allah, merusak segala sesuatu yang baik. Sifat iblis adalah perusak. Tidak menyukai keharmonisan, tidak menyukai kesatuan.

Dari lobang jurang maut keluarlah asap diikuti belalang yang memiliki sengat seperti kalajengking. Ini berbicara tentang pekerjaan setan diakhir zaman yang semakin meningkat. Allah memberikan batasan kepada setan untuk bekerja. Ingat kisah Ayub, setan tidak bisa melakukan banyak hal, karena ada pagar Allah didalam hidup Ayub. Setan tidak bisa bekerja semaunya.

Sangkakala kelima ini, setan mendapat kebebasan selama beberapa waktu lamanya untuk menyiksa manusia. Bagi kita jangan takut, karena itu tidak akan menimpa kita yang memiliki meterai Allah didalam hidup kita. sama seperti tulah kesepuluh di Mesir, yang tidak menimpa rumah yang ada tanda darah domba.

Belalang mengandung makna bencana yang merusakkan. Seperti wabah belalang yang memakan hasil ladang, dalam sekejap bisa merusakkan. Bentuknya sangat aneh, dan menakutkan. ini menceritakan tentang wabah yang tidak umum, menakutkan dan mengerikan.

Belalang ini mempunyai kecepatan seperti kuda dalam peperangan, ini menceritakan tentang bencana yang akan meluas ke seluruh dunia dalam waktu sekejap. sama seperti Covid 19, dalam waktu singkat tersebar ke seluruh dunia. 

Ayat 6 menceritakan bahwa orang ingin mati tetapi tidak bisa. Yang ada hanyalah siksaan yang tidak menyenangkan. Setan sifatnya menyiksa manusia, sama seperti orang gila Gadara, disiksa hidupnya, memukuli dirinya dengan batu, dan hidupnya di kuburan.

Jadi kesimpulan dari sangkakala kelima ini adalah, akan ada wabah bencana yang menakutkan, menyakitkan yang menimpa manusia yang tidak memiliki meterai Allah, wabah itu akan menyiksa manusia, dalam kesakitannya itu mereka tidak tahan dan ingin mati saja, tetapi tidak bisa mati. Tetapi Tuhan meluputkan umatNya terhadap bencana ini, karena Ada perlindungan Tuhan terhadap orang yang memiliki meterai Allah dihidupnya. Mari kita hidup terus dalam lindungan Tuhan, jangan pernah tinggalkan DIA. 

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment