Thursday, May 14, 2020

Woman in the Bible 8

Daily Devotion – Alive & Transformed

Zipora, Know what God desires and do it 


"Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa."  Keluaran 2:21

Ada ungkapan mengatakan:  Behind every successful man there is a great woman (di balik keberhasilan seorang pria pasti ada wanita hebat di belakangnya)  Wanita itu bisa seorang ibu atau isteri, adalah tokoh-tokoh sederhana di balik keberhasilan pria (suami).  Tak bisa dipungkiri, keberadaannya membawa pengaruh luar biasa dalam perjalanan hidup seorang pria:  motivator, menguatkan di kala pria sedang dalam masalah;  namun tidak sedikit pula justru kehadirannya hanya melemahkan, merongrong dan menghancurkan.  Sungguh, di balik sosoknya yang lemah lembut wanita menyimpan kekuatan yang sangat dahsyat.  Inilah hal yang seringkali tidak disadari dan dilupakan oleh para suami.  Mereka begitu gampang meremehkan peranan si isteri dalam kehidupan sehari-hari.  Mereka beranggapan bahwa semua keberhasilan yang diraihnya adalah sepenuhnya hasil usaha dan kerja keras sendiri, padahal di balik itu ada isteri yang senantiasa men-support dari belakang. Sebagai contoh, istri menyediakan keperluan suaminya, entah merapikan rumah, mencuci baju, setrika, mengatur anak-anak, menyediakan waktu untuk mendengar keluh kesah suami, dan lain sebagainya,  sehingga suami dapat konsentrasi, serta menyimpan energy, waktu nya untuk kegiatan lainnya.

What does the Bible say about Moses' wife Zipporah? - Quora
Pertemuan Musa dengan Zipora
Musa dipilih Tuhan untuk memimpin umat Israel.  Keberhasilannya dalam mengemban tugas dari Tuhan itu juga tidak terlepas dari peran serta isteri yang dengan setia mendukung dan mendampinginya serta saat.  Adalah Zipora, anak perempuan Rehuel (yang disebut pula Yitro), seorang imam dari Midian.  Begitu pentingkah peranan Zipora dalam perjalanan karir Musa? 

Suatu ketika Musa sedang menghadapi ujian yang sangat berat."...di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya."  (Keluaran 4:24). Kalimat ini sulit dimengerti dan berkesan misterius, sebab Musa barusaja menerima panggilan Tuhan  untuk menyelamatkan umat Tuhan, dan sedang menuju perjalanan ke Mesir, tetapi kok malah Tuhan mau membunuh Musa? Saya menafsirkan ini bukan Tuhan yang ingin membunuh Musa, tetapi mungkin Musa terkena penyakit yang membahayakan nyaris merenggut nyawanya. Sama seperti sewaktu tulah ke 10, Tuhan mengatakan, bahwa Dia akan masuk ke setiap rumah yang tidak ada tanda darah domba, dan membunuh setiap anak sulung. Benarkah Tuhan yang membunuh satu persatu, memasuki setiap rumah? Atauhkah malaikat Maut? ataukah wabah penyakit menular yang terjadi secara serentak?

Musa lupa menyunat anaknya, mungkin karena Musa dibesarkan dalam budaya Mesir, serta dia tinggal didalam perantauan, pelarian di tanah Midian, sehingga tidak terlalu menganggap penting akan perihal sunat. padahal dalam Perjanjian Lama sunat adalah tanda perjanjian Tuhan dengan umatNya.  Ketika nasib suami berada di ujung tanduk, di sinilah peran isteri sangat berarti;  jika tidak, Musa pasti akan mati.  "...Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: 'Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku.'  Lalu Tuhan membiarkan Musa. 'Pengantin darah,' kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu."  (Keluaran 4:25-26). Zipora benar-benar menjadi seorang penolong bagi suaminya! Dia cekatan dan berani bertindak, saudara bisa bayangkan keberanian Zipora, ditengah perjalanan, pada malam hari, dimana tidak ada orang lain yg membantunya, wanita ini menyunat anaknya sendirian, dia tidak pingsan melihat darah, dia menyelesaikan ritual sunat dengan sendirian.

Musa luput dari kematian, kehancuran, karena adanya tindakan penyelamatan yang dilakukan isterinya. Ketika menghadapi pergumulan berat Musa tidak berjuang seorang diri, ada isteri yang selalu siap menopang dan menolong.  Ketika sang suami melakukan kesalahan fatal, Zipora mampu menguasai diri dengan baik sehingga tidak terpancing emosi, mengomel atau pun menyudutkan suami.  Ia menunjukkan kualitasnya sebagai isteri yang baik.  Sebagai isteri, Zipora mampu menjalankan perannya sebagai partner hidup yang luar biasa. Tanpa dukungan isteri yang takut akan Tuhan, karir Musa pasti hancur.

Sebagai isteri, sudahkan kita menjalankan peran kita dengan baik, sehingga keberadaan kita benar-benar menjadi penolong bagi suami?  Kehadiran seorang isteri sangat dibutuhkan oleh suami di segala keadaan, terlebih lagi ketika suami sedang dalam masalah berat, terpuruk, sakit, pailit, di phk,  Isteri harus selalu setia mendampingi suami, memberikan support, membangkitkan semangatnya kembali.   Jangan malah sebaliknya, ketika suami sedang tak berdaya dan berada di ambang kehancuran, si isteri pergi meninggalkannya dan mencari laki-laki lain.  Bukankah kasus seperti ini marak terjadi?  Saat suami berada di 'puncak', isteri begitu cinta terhadap suami, tapi ketika suami 'jatuh', isteri berubah sikap dan menyia-nyiakannya. 

Peranan Zipora bukan hanya berpengaruh besar bagi kehidupan Musa secara pribadi, tapi juga sangat berdampak bagi generasi-generasi berikutnya. Saat Musa sedang sibuk-sibuknya dengan tugas yang Tuhan berikan, Zipora membesarkan serta mendidik kedua anaknya, dia rela berpisah dengan suaminya sementara waktu, tinggal di padang gurun (sementara Musa berurusan dengan Firaun di Mesir). Keturunan Musa dan Zipora menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan dan juga terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, karena mereka termasuk dalam golongan suku Lewi.

have a blessed Thursday !

No comments:

Post a Comment