Thursday, June 25, 2020

I AM THE RESURRECTION AND THE LIFE -2

Daily Devotion – Alive & Transformed  
Serial The Great I AM (15)

Yohanes 11:1-6, Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

Yesus memang mengasihi Marta, Maria serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” ... Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. (Yoh 11:4-7.17)

Keputusan Yesus untuk tidak segera datang ke rumah Lazarus yang sedang sakit tetapi menunda selama 2 hari ini, tentu tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak segera mengobati/mengobatkan orang sakit. Juga tidak boleh sebagai alat pembenaran diri bagi seorang hamba Tuhan untuk menunda ketika ada umat minta didoakan saat sedang sakit keras.

Yesus menunda perjalannya selama dua hari, sehingga ketika tiba di tempat Lazarus, ternyata Lazarus sudah empat hari di kuburkan. Artinya kalaupun Yesus bergegas berangkat pergi begitu mendengar kabar tentang Lazarus, tetap juga tidak keburu, karena Lazarus sudah mati selama 2 dua hari.

Berdasarkan keyakinan Yahudi, dalam waktu 3 hari setelah kematian, jiwa masih berada di sekitar tubuh. Namun, setelah 3 hari, jiwa benar-benar meninggalkan tubuh untuk selama-lamanya. Itu berarti Lazarus sungguh-sungguh sudah mati. Tubuhnya sudah berbau dan membusuk (ay.39).

Yesus sengaja menunda perjalanan selama dua hari, agar kematian Lazarus mencapai lebih dari 3 hari. Bagi Yesus mau datang segera, ataupun dua hari lagi, tidak menjadi masalah, Dia sanggup membangkitkan kapan saja, karena DIA yang menggenggam kehidupan dan kematian.

Kesengajaan-Nya menunda kedatangan-Nya ke Betania seolah-olah menjadi penyebab kematian Lazarus.  Andaikan saja Tuhan Yesus segera datang pastilah ini tidak akan terjadi.  Itulah yang timbul dalam pemikiran Marta yang menyambut kedatangan Yesus dengan satu kalimat, seolah-olah memojokkan, tersirat dari pernyataannya:  "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."  (ayat 11:21).  Namun adakalanya Tuhan ijinkan masalah atau situasi sulit terjadi dengan tujuan kita belajar percaya.  Jika iman percaya kita terbatas pada apa yang terlihat, dan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, kita takkan mampu menyelami rencana dan jalan Tuhan.

Di tengah keputusasaan Marta, Tuhan Yesus berkata kepadanya,  "Saudaramu akan bangkit."  (Yohanes 11:23), dengan maksud untuk membangkitkan iman dan pengharapannya yang hilang.  Tetapi Marta menjawab,  "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."  (Yohanes 11:24).  Marta menunjukkan imannya,  yang mempercayainya, nanti pada saat akhir zaman, Lazarus akan dibangkitkan.  Namun Tuhan Yesus kembali berkata kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25).  Dalam hal ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian.  "Percayakah engkau akan hal ini?"  (Yohanes 11:26b).

I am the resurrection and the life. The one who believes in me ...

Banyak orang Kristen tahu dan mengerti bahwa Yesus berkuasa mengadakan segala mujizat karena Dia adalah Tuhan yang heran dan ajaib.  Tetapi ketika dihadapkan pada  'kematian'  di segala bidang kehidupan, iman mereka goyah dan dibatasi oleh situasi sehingga mata jasmani hanya tertumpu pada masalah dan kesukaran.

Mungkin saudara sedang menghadapi ‘kematian’ dalam bisnis, pekerjaan, keuangan, relationship, kesehatan, masa depan, yang rasanya tidak mungkin bangkit kembali. Sehingga saudara lebih suka  bernostalgia : zaman sekarang mah serba susah, harga rumah semakin mahal, harga tanah juga gila-gilaan, kondisi ekonomi lagi lesu, daya beli masyarakat menurun, mau bisnis apa, lagi lesu kayak gini ? Coba kalau zaman dulu, segalanya masih serba murah, gampang cari duit, zaman sekarang? Waduh…susah ngomongnya, apalagi dengan adanya Covid 19, kemana-mana susah, ribet, banyak peraturan…gak tau dah kedepannya seperti apa..”

Iman yang dibatasi dengan situasi dan kondisi ini, dapat membatasi kuasa Tuhan bekerja.  Iman Marta yang terbatas tak mampu melihat kuasa Tuhan yang tak terbatas.  Perhatikan!  "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."  (Markus 10:27).

Ketika Tuhan Yesus menyuruh mengangkat batu dari kubur Lazarus, Marta keberatan karena tak percaya:  "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."  (Yohanes 11:39).  Bagi Marta, sudah terlambat, sudah mati, sudah berbau, tidak ada lagi yang bisa dikerjakan lagi, mau diapakan lagi? 

Situasi dan kondisi yang saudara alami mungkin mirip dengan yang Marta alami, saudara memvonisnya : sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan, sudah tidak berdaya, sudah mati, sudah berbau, sudah terlambat, tetapi belum kata Tuhan.

FirmanNya hari ini sebagai the Great I am, Allah yg selalu hadir, yang tidak berubah, berkata:  "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. Dalam hal ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian.  

"Percayakah engkau akan hal ini?"  (Yoh 11:26b).

Have a blessed day !




1 comment: