Saturday, January 30, 2021

AYAM BERKOKOK DUA KALI - 2

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Matius 26 71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

72 Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."

73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."

74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.


Setelah Petrus menyangkal satu kali, dia berpikir dia akan aman,  dan orang tidak akan mempertanyakan lagi. Ternyata penyangkalan itu tidak menolong Petrus. Perempuan itu makin giat menyebarkan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa Petrus salah satu dari murid Yesus. Makin banyak orang mulai mendengar perempuan itu.

Maka Petrus bersumpah bahwa dia tidak kenal Yesus. Inilah penyangkalannya yang kedua. Dia melakukannya dengan sumpah sekarang. Jika jawabannya yang pertama hanyalah jawaban biasa, maka jawabannya yang kedua menekankan kebenaran dengan sumpah. Dia berdusta, tetapi menutup dustanya itu dengan mengucapkan sumpah palsu. Celakalah orang yang demi menutup tindakan jahat yang telah dia lakukan menutupnya dengan sumpah palsu. Meskipun orang-orang lain percaya sumpah palsumu itu, tetapi Tuhan akan memberikan hukuman yang pantas bagi para pembuat sumpah palsu.

Sumpah palsu pun tidak menolong Petrus karena orang-orang lain yang mendengar perkataan perempuan hamba itu lebih memercayai dia ketimbang Petrus. Maka mereka makin mendesak dia dengan mengatakan bahwa logat Petrus adalah bukti bahwa dia adalah pengikut dari Yesus yang sedang diadili. Untuk menyelamatkan diri maka Petrus menggunakan sumpah dengan mengutuk. Dia mengutuk untuk menguatkan sumpahnya. Dia mengucapkan sumpah yang siap menerima kutukan berat dari Tuhan seandainya dia berdusta. Dia tidak lagi takut Tuhan yang akan mengutuk jika dia bohong. Dia lebih takut orang banyak kalau mereka tidak percaya kebohongannya.

Saat seseorang berdusta, untuk menyakinkan tentang dustanya, maka dia cenderung memperkuat dengan sumpah, agar orang mempercayainya. Tuhan mengajarkan untuk kita tidak boleh bersumpah. Karena bersumpah itu mengatasnamakan Tuhan, mempergunakan nama Tuhan dengan sia-sia, bahkan orang rela bersumpah agar sesuatu yang buruk terjadi didalam hidupnya. Itu sangat berbahaya, bagaimana kalau yang disumpahkan itu terjadi? Ada orang yang demi panggung politik bersumpah, kalau ramalannya tidak tepat, maka dia bersumpah akan memotong telinganya, atau berjalan kaki dari Jakarta sampai Jogja. Tetapi setelah apa yang dia katakan itu tidak terjadi, dia tidak berani melakukan sumpahnya itu. hati-hati dengan sumpah, hati-hati dengan apa yang dikatakan, lebih baik tidak bersumpah. Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak.

Sumpah biasanya ditambahkan agar orang percaya akan perkataan kita. Kalau orang tidak percaya akan perkataanmu, tidak perlu bersumpah, biarlah orang tahu kejujuran hatimu.

Petrus lebih terjerumus lagi, setelah dia bersumpah, dia bahkan mengutuk. Ini lebih celaka lagi. kita gak tahu isi dari sumpah dan kutukan itu. Mungkin kira-kira seperti ini: demi Allah aku gak kenal sekali sama orang itu, masa orang kayak gitu menjadi guruku…bla..bla..bla…

Setelah penyangkalan ketiga, yang dilakukan dengan sumpah sambil mengutuk diri, Petrus segera mendengar ayam berkokok yang kedua kalinya. Inilah tanda dari Yesus. Ini tanda bahwa Petrus telah menyangkal tiga kali, tetapi Yesus tidak melupakan dia (Luk. 22:31-32). Inilah tanda bahwa Yesus tahu keadaan Petrus dan Dia mendoakan Petrus. Petrus ternyata hanyalah seorang penakut yang mencari aman demi diri sendiri dan memutuskan untuk menyangkal mengenal Tuhan. Inilah seruan dari seorang yang sebelumnya merasa begitu yakin bahwa dia akan mati bagi Tuhan dengan keberanian yang besar tetapi gagal (Mat. 26:35).

Setelah mendengar ayam berkokok, sekarang Petrus tahu betapa besar anugerah Tuhan. Dia sadar bahwa dirinya tidak layak dikasihi Tuhan. Dia tidak punya kualitas yang diperlukan untuk melayani Tuhan. Dia tidak punya keberanian, ketulusan, dan keteguhan untuk bersandar pada kebenaran. Sedikit ancaman sudah membuat dia mundur dan mengabaikan Gurunya. Tetapi belas kasihan Tuhan membuat Petrus dapat dipulihkan kembali. Tuhan memperbaiki Petrus, Setelah kebangkitanNya, Yesus menemui Petrus di tepi pantai, Yesus tidak menegor dan mengingatkan tentang penyangkalan diri, sumpah dan mengutuk, Tuhan Yesus sempatkan untuk bercakap-cakap secara pribadi dengan Petrus, meneguhkan dan mempercayakan Petrus kembali.

Biarlah bagian ini mengingatkan kita bahwa anugerah Tuhan melayakkan kita untuk datang kepada Dia. Tetapi anugerah itu tidak boleh membuat kita salah menilai diri kita. Kita harus peka dalam hal apa kita lemah, dan setelah itu kita memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan di dalam menjalani hidup bagi Tuhan. Kita sama lemahnya dengan Petrus. Kita tidak lebih baik dari siapa pun. Satu-satunya alasan kita dapat menjadi lebih baik adalah karena anugerah Tuhan yang besar. Dia telah menyatakan pemeliharaan-Nya dan anugerah-Nya itulah yang membuat kita menjadi seperti adanya kita sekarang (1Kor. 15:10).

Tuhan menginginkan kita untuk peka terhadap kelemahan kita. Kita harus tahu hal apakah yang dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa. Petrus tidak sadar bahwa dia penakut dan lemah. Kita pun sering tidak sadar kecenderungan berdosa kita. Tetapi jika kita menolak untuk menjadi sadar akan kecenderungan berdosa kita, maka kita juga menolak untuk diberikan anugerah tuntunan untuk hidup kembali di dalam kekudusan. Biarlah kita juga belajar untuk menjadi gentar dan takut melihat kelemahan orang lain. Biarlah kita sadar bahwa kita memiliki kelemahan yang jauh lebih besar daripada orang lain. Pemikiran seperti inilah yang membuat kita waspada dan tidak mengandalkan diri.

Have a blessed weekend !

No comments:

Post a Comment