Saturday, February 13, 2021

SANG RAJA

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yohanes 19:2 (TB)  Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu.

Untuk memperjelas kisah lengkapnya, maka kita lihat Matius 27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"

27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

Catatan bagian ini mengisahkan dengan detail penghinaan yang dialami oleh Tuhan Yesus. Tidak hanya mengalami penganiayaan secara fisik, Ia juga mengalami penghinaan yang merendahkan-Nya. Prajurit Roma pada dasarnya suka mengolok-olok tawanan yang akan disalibkan. Tuduhan yang disampaikan oleh Pilatus kepada Tuhan Yesus adalah raja orang Yahudi, oleh karena itu para prajurit ini mengolok-olok Tuhan Yesus sebagai raja orang Yahudi. Mereka mengenakan jubah ungu yang menyatakan kebesaran, membuatkan mahkota duri, memberikan buluh di tangan kanan yang menunjukkan kekuasaan, serta berlutut di depan-Nya. Tindakan-tindakan yang diberikan bagi seorang raja, tetapi dengan maksud “mengolok-olokkan Dia” (ay. 29 dan 31).

Ketidakberdayaan Tuhan Yesus dalam catatan ini dapat menimbulkan pertanyaan: sungguhkah Dia adalah Raja? Mengapa Dia tidak melawan? Kalau Dia raja, kemana para pengawal, pasukan yang melindungi Dia, atau setidaknya ada perlawanan dari para pengikutNya untuk membebaskanNya?


Tidak perlu ragu bahwa Yesus adalah Raja, Catatan awal dari Matius menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sungguh adalah Raja. Pasal pertama dari Matius menyatakan Tuhan Yesus sebagai keturunan raja Daud (1:6). Kemudian, pasal dua mengisahkan adanya tanda alam yang menyatakan kelahiran seorang Raja, sebagaimana yang disampaikan oleh para majus dari Timur (2:2) yang datang untuk menyembah Dia. Belum lagi catatan dari Lukas yang menyatakan adanya deklarasi para malaikat saat kelahiran Yesus. sungguh, Yesus bukan bayi manusia biasa !

KeberadaanNya selama DIA tinggal di Bumi menunjukkan bahwa DIA adalah manusia yang memiliki otoritas luarbiasa. Angin Badai, tofan yang sedang mengamuk, tunduk kepadaNya, setan-setan gemetar melihat kedatanganNya, penyakit, kuman, virus pun takluk dibawah perintahNya, ikan-ikan di laut pun tunduk untuk masuk kedalam jala murid-muridNya. Belum pernah ada raja di bumi ini yang memiliki otoritas sebesar Yesus.

Tuhan Yesus adalah Raja yang sesungguhnya. Dia tidak membutuhkan pengakuan dari manusia sebagai Raja karena identitas-Nya adalah Raja yang mempunyai kuasa, kekuatan dan otoritas.

Tuhan Yesus dapat menggunakan kekuatan-Nya untuk melepaskan diri-Nya dari penganiayaan, penghinaan dan kematian di atas kayu salib (Mat. 26:53). Namun, Dia memilih untuk tidak melakukannya (Mat. 26:54). Dia memilih jalan salib untuk menebus dosa manusia. Paulus meringkaskan kisah ini (Filipi 2:5-11) dengan menyatakan bahwa Tuhan Yesus tidak mempertahankan kesetaraan dengan Allah, yang menyatakan bahwa Dialah Allah; memilih untuk mengosongkan diri-Nya, yang menyatakan kesediaan-Nya untuk melepaskan segala kekuasaan, kekuatan dan otoritas-Nya; dan kemudian taat sampai mati di kayu salib, yang melambangkan kehinaan.

Tuhan Yesus, yang adalah Raja, memilih jalan salib untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Dia disalibkan bukan untuk menyelamatkan orang benar, atau orang yang terlihat baik dalam penilaian manusia, tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan demi manusia berdosa, yang menjadi karakteristik dari semua manusia. Ini menyatakan bahwa Tuhan Yesus mati bagi setiap “saya”, siapa pun “saya” dan apa pun kondisi “saya”.

Jika demikian, setelah Tuhan Yesus menyatakan karya salib-Nya bagi kita, maka seharus-nyalah kita yang telah menerima karya kasih-Nya menempatkan Dia sebagai Raja yang mempunyai otoritas dalam kehidupan kita. Ini berarti kita bersedia untuk mentaati firman-Nya yang berdaulat dalam kehidupan kita.

Have a blessed weekend !

No comments:

Post a Comment