Saturday, March 27, 2021

AKU HAUS

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!"

Bagaimana mungkin Yesus yang menawarkan air hidup kepada perempuan Samaria, menjadi haus? Bukankah Dia  berkata kepada wanita itu, jikalau engkau minum air dari sumur ini, akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yoh 4:13-14. Tetapi kok Yesus bisa haus?

Kalimat yang mengatakan AKU HAUS, itu menunjukkan sisi kemanusiaan Yesus. sewaktu Yesus mati diatas kayu salib, DIA mati dalam keadaan manusia biasa sama seperti kita.

Itu sebabnya Yesus merasakan kehausan yang amat sangat. Bayangkan saja, dari malam penangkapan di taman getsemani, dilanjutkan dengan rangkaian pengadilan yang melelahkan. Secara fisik, Yesus kurang tidur, makan seadanya, bahkan mungkin tidak diberi makan, kemudian disiksa, dicambuk, dipukuli, dipermalukan, dipaksa untuk memikul salib, setelah sampai di bukit Golgota, disalibkan dan tergantung selama 6 jam disana. Jelas saja, Yesus sedang mengalami dehidrasi, tubuhnya membutuhkan cairan, terlalu banyak darah, keringat yang mengalir keluar, kerongkongan terasa kering dan haus.

Lantas apa perlunya Yohanes menuliskan kisah ini? Bukankah ini menunjukkan kelemahan Yesus yang sebaiknya tidak perlu dituliskan?

Kemanusiaan Kristus merupakan syarat utama dan keharusan mutlak (the absolute necessity) bagi Kristus untuk menjadi penebus manusia. Dosa manusia hanya bisa diambil alih dan digantikan oleh manusia. Untuk itu, seturut Yohanes 1:1-14, Yesus (Firman) itu adalah Allah, yang menjadi manusia (inkarnasi), menjadi daging. “Menjadi daging” (in-carnal = di dalam daging) adalah pernyataan khusus Yohanes utk memberikan penjelasan tegas bahwa Yesus bukan sekadar Allah yang berjubah manusia (bersifat manusia fiktif), tetapi betul-betul “masuk ke dalam daging.

Paulus menegaskan di Roma, bahwa Allah (Bapa) yang menetapkan Kristus menjadi manusia untuk menjadi jalan pendamaian bagi manusia agar bisa berdamai kembali dengan Bapa, dan untuk itu, Yesus menjadi “yang sulung” dari banyak saudara karena manusia dicipta menurut “rupa”-Nya (Rm. 8:29-30).

Secara theologis, Yesus harus mengalami kematian yang sejati agar Dia dapat membayar hutang dosa manusia yaitu “upah dosa adalah maut” (Rm. 6:23). Jika Kristus bukan manusia sejati, maka Ia juga tidak bisa mati sejati. Apalagi kalau Kristus hanya mengenakan kemanusiaan sebagai “kedok” belaka, maka kematian-Nya pun adalah kematian palsu. Dengan demikian penebusan Kristus tidak sah secara tuntutan keadilan Allah. Kristus harus membayar murka Allah dan tuntutan keadilan Allah. Maka, dengan demikian, seperti yang dinyatakan Alkitab, Yesus harus 100% manusia sehingga Ia sah menggantikan manusia yang berdosa.

Teriakan AKU HAUS bukanlah drama, tetapi memang YESUS sebagai manusia biasa merasakan kehausan yang amat sangat. YESUS adalah ALLAH yang menjelma menjadi manusia sejati, DIA mengosongkan diriNya untuk menjadi manusia seperti kita, hanya DIA tidak berdosa.

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" Filipi 2:5-11

Lantas apa pentingnya bagi kita perkataan AKU HAUS itu?

Karena Yesus pernah menjadi manusia biasa seperti kita, maka YESUS dapat turut merasakan segala penderitaan, kesulitan, kegalauan yang saudara alami. Sehingga saat saudara curhat kepada Yesus, HE understand your feeling, Dia dapat memahami, mengerti, merasakan apa yang saudara rasakan. Dia pernah dikhianati, Dia tahu bagaimana perasaaan orang yang dikhianati. DIA pernah dihina, dicaci maki, DIA tahu bagaimana perasaan orang yang mengalami hinaan dan caci maki. DIA pernah disiksa dan mengalami rasa sakit yang tidak menyenangkan, ditusuk paku, dicambuk, sehingga DIA tahu bagaimana perasaan orang yang sakit, orang yang dirawat di rumah sakit, disuntik, diinfus. Karena YESUS pernah menjelma menjadi manusia biasa, dan merasakan segala yang dialami manusia, datanglah kepadaNya dan terimalah anugrahNya.

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment