Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed
Yoh 19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam
Kitab Suci--:"Aku haus!"
Bagaimana mungkin Yesus yang menawarkan air hidup kepada
perempuan Samaria, menjadi haus? Bukankah Dia
berkata kepada wanita itu, jikalau engkau minum air dari sumur ini, akan
haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak
akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai
kepada hidup yang kekal." Yoh 4:13-14. Tetapi kok Yesus bisa haus?
Kalimat yang mengatakan AKU HAUS, itu menunjukkan sisi
kemanusiaan Yesus. sewaktu Yesus mati diatas kayu salib, DIA mati dalam keadaan
manusia biasa sama seperti kita.
Itu sebabnya Yesus merasakan kehausan yang amat sangat. Bayangkan
saja, dari malam penangkapan di taman getsemani, dilanjutkan dengan rangkaian
pengadilan yang melelahkan. Secara fisik, Yesus kurang tidur, makan seadanya,
bahkan mungkin tidak diberi makan, kemudian disiksa, dicambuk, dipukuli,
dipermalukan, dipaksa untuk memikul salib, setelah sampai di bukit Golgota,
disalibkan dan tergantung selama 6 jam disana. Jelas saja, Yesus sedang
mengalami dehidrasi, tubuhnya membutuhkan cairan, terlalu banyak darah,
keringat yang mengalir keluar, kerongkongan terasa kering dan haus.
Lantas apa perlunya Yohanes menuliskan kisah ini? Bukankah ini
menunjukkan kelemahan Yesus yang sebaiknya tidak perlu dituliskan?
Kemanusiaan Kristus merupakan syarat utama dan keharusan
mutlak (the absolute necessity) bagi Kristus untuk menjadi penebus manusia.
Dosa manusia hanya bisa diambil alih dan digantikan oleh manusia. Untuk itu,
seturut Yohanes 1:1-14, Yesus (Firman) itu adalah Allah, yang menjadi manusia
(inkarnasi), menjadi daging. “Menjadi daging” (in-carnal = di dalam daging)
adalah pernyataan khusus Yohanes utk memberikan penjelasan tegas bahwa Yesus
bukan sekadar Allah yang berjubah manusia (bersifat manusia fiktif), tetapi
betul-betul “masuk ke dalam daging.
Paulus menegaskan di Roma, bahwa Allah (Bapa) yang
menetapkan Kristus menjadi manusia untuk menjadi jalan pendamaian bagi manusia
agar bisa berdamai kembali dengan Bapa, dan untuk itu, Yesus menjadi “yang
sulung” dari banyak saudara karena manusia dicipta menurut “rupa”-Nya (Rm.
8:29-30).
Secara theologis, Yesus harus mengalami kematian yang sejati
agar Dia dapat membayar hutang dosa manusia yaitu “upah dosa adalah maut” (Rm.
6:23). Jika Kristus bukan manusia sejati, maka Ia juga tidak bisa mati sejati.
Apalagi kalau Kristus hanya mengenakan kemanusiaan sebagai “kedok” belaka, maka
kematian-Nya pun adalah kematian palsu. Dengan demikian penebusan Kristus tidak
sah secara tuntutan keadilan Allah. Kristus harus membayar murka Allah dan
tuntutan keadilan Allah. Maka, dengan demikian, seperti yang dinyatakan
Alkitab, Yesus harus 100% manusia sehingga Ia sah menggantikan manusia yang
berdosa.
Teriakan AKU HAUS bukanlah drama, tetapi memang YESUS
sebagai manusia biasa merasakan kehausan yang amat sangat. YESUS adalah ALLAH
yang menjelma menjadi manusia sejati, DIA mengosongkan diriNya untuk menjadi
manusia seperti kita, hanya DIA tidak berdosa.
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa!" Filipi 2:5-11
Lantas apa pentingnya bagi kita perkataan AKU HAUS itu?
Karena Yesus pernah menjadi manusia biasa seperti kita, maka
YESUS dapat turut merasakan segala penderitaan, kesulitan, kegalauan yang
saudara alami. Sehingga saat saudara curhat kepada Yesus, HE understand your
feeling, Dia dapat memahami, mengerti, merasakan apa yang saudara rasakan. Dia
pernah dikhianati, Dia tahu bagaimana perasaaan orang yang dikhianati. DIA
pernah dihina, dicaci maki, DIA tahu bagaimana perasaan orang yang mengalami
hinaan dan caci maki. DIA pernah disiksa dan mengalami rasa sakit yang tidak
menyenangkan, ditusuk paku, dicambuk, sehingga DIA tahu bagaimana perasaan
orang yang sakit, orang yang dirawat di rumah sakit, disuntik, diinfus. Karena YESUS
pernah menjelma menjadi manusia biasa, dan merasakan segala yang dialami
manusia, datanglah kepadaNya dan terimalah anugrahNya.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment