Tuesday, August 3, 2021

JATUH didalam dosa atau HIDUP didalam dosa?

 Daily Devotion

Efesus 2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

Upah dosa adalah maut. Saat Adam berbuat dosa, Adam tidak seketika langsung mati secara fisik. Tetapi hubungan dengan Allah yang hidup, terputus. Kecenderungan untuk terus menerus berbuat dosa, semakin besar. Karena manusia semakin menjauh dari Allah yang kudus.

Dosa tidak hanya memutuskan hubungan dengan Allah tetapi juga dapat membawa dampak terhadap sesama. Akibat dosa selingkuh, maka hubungan antara suami dan istri dapat terganggu. Akibat dosa kebencian, maka timbul pertikaian dan saling membenci satu sama lain.

Di ayat 2, Paulus menjelaskan bahwa dahulu mereka hidup didalam dosa. Ada perbedaan yang jelas, antara jatuh dalam dosa dan hidup dalam dosa. Orang Kristen bisa saja jatuh dalam dosa, tetapi tidak boleh hidup dalam dosa. Orang yang hidup dalam dosa, artinya terus menerus berbuat dosa, dan hidup didalamnya. Tidak mau lepas dari dosa tersebut. 


Orang yang sudah lahir dari Allah, tidak boleh terus menerus berbuat dosa. Dia bisa jatuh tetapi juga akan bangkit kembali, seperti yang dikatakan Alkitab, orang benar bisa jatuh tujuh kali, tetapi orang benar juga pasti akan bangkit kembali (Ams 24:16). Orang benar yang sudah jatuh, tidak akan tergeletak karena Tuhan akan menopang tangannya (Maz 37:24). Kita bisa saja jatuh, tetapi kita tidak akan hidup terus menerus di dalam dosa. Orang yang masih hidup terus menerus dalam dosa, berarti ia belum lahir dari Allah dan belum menyadari betapa menjijikkannya dosa di mata Allah yang kudus, serta belum menikmati indahnya kesucian di mata Allah.

Setelah kita beroleh selamat, tidak seharusnya kita berbuat dosa lagi. Injil Yohanes 5 mencatat kisah Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang sakit selama 38 tahun di tepi kolam Betesda. Ketika Tuhan bertemu lagi dengan dia dalam bait Allah, Tuhan berkata kepadanya, ”Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya jangan terjadi yang lebih buruk lagi padamu.” Injil Yohanes 8 mencatat kisah Tuhan Yesus mengampuni seorang pe­rempuan yang berzina. Saat itu juga Tuhan berkata kepadanya, ”pergilah, dan mulai sekarang, ”jangan berbuat dosa lagi.” Jadi, setelah kita beroleh selamat, Tuhan se­gera memberi satu perintah kepada kita: ”Jangan ber­buat dosa lagi!” Sebagai orang yang telah diselamat­kan, kita sekali-kali tidak boleh tetap hidup di dalam dosa.

Jika seseorang yang sudah diselamatkan berbuat dosa apakah membawa dampak kepada keselamatan? Tidak! Tuhan pernah berjanji, ”Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh. 10:28). Lho, kalau tetap selamat, ya ngapain kita hidup kudus? Mending berbuat dosa saja, toh ujungnya tetap selamat juga…?

Sebagai contoh : Suatu kali saya melewati sebuah jalan yang tergenang oleh banjir. Lalu saya melihat anak-anak di sana yang sedang bermain-main dengan senangnya, mereka berenang di air yang kotor itu. Lalu anak saya mengatakan kok bisa ya mereka mandi di air yang kotor dan berlumpur itu? Apakah anak-anak itu tidak tahu bahwa itu adalah hal yang kotor dan menjijikan? Lalu saya memberitahukan anak saya bahwa papanya dulu saat tinggal di kampung juga melakukan hal yang kotor seperti yang dilakukan anak-anak itu. Kemudian anak saya kembali bertanya, “Jika papa sekarang disuruh berenang di air yang kotor itu lagi, papa mau atau tidak?”. Saya jawab, “Jelas tidak!” Karena saya sudah tahu betapa menjijikkannya air itu, dan saya sudah menikmati betapa nikmatnya air yang bersih. Seperti itu pula hidup kita di dalam Kristus. Kalau kita sudah di dalam Kristus, kita pasti membenci dosa sehingga kita tidak mungkin hidup di dalam dosa.

Jika setelah beroleh selamat lalu berbuat dosa lagi, ada dua akibat yang mengerikan: Pertama, akan menderita susah pada zaman sekarang. Misalkan Anda melakukan suatu dosa, bila Anda bertobat dan mengaku dosa, walaupun Allah mau mengampuni Anda, darah Tuhan pun dapat menyucikan Anda, tetapi akibat dosa itu tidak mungkin Anda hindari.  Apa yang ditabur akan dituai. Sebagai contonh, Seseorang yang tidak menjaga gaya hidupnya dimasa muda, saat menjelang usia senja akan menuai apa yang ditaburnya. Di masa muda tidak menjalani pola hidup yang sehat, pola makan yang tidak teratur,  sering begadang, sering tidur larut malam, saat usia menjelang senja, mulai ada penyakit ini itu, gangguan kesehatan ini itu.

Kedua, hubungan dengan Allah dapat terganggu, bahkan dapat terputus. Saat Daud berzinah dengan Batsyeba, Daud takut sekali kehilangan Roh Allah. Dia takut hubungan dengan Allah terputus. Dia ungkapkan dalam Mazmur 51.

Oleh sebab itu janganlah mengumbar tingkah-laku kita, dan jangan sekali-kali membiarkan dosa berkedudukan di atas diri kita.

Tetapi apa yang harus diperbuat, ”jika ada orang berbuat dosa”? Bagaimanakah agar ia dapat kembali ke ha­dirat Allah? Bagaimanakah agar ia dapat memulihkan persekutuannya dengan Allah? 1 Yohanes 1:9 memberitahu kita, Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Kata ”kita” di sini ditujukan kepada ”orang yang percaya”, bukan orang dosa. Jika seorang ber­iman berbuat dosa, ia harus mengaku dosa, baru dapat menerima pengampunan dosa. Jika kita mengaku dosa kita, maka ”Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment