Thursday, September 23, 2021

LEMAH LEMBUT

 Daily Devotion

Efesus 4:2  Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Sikap kedua yang dinasehatkan Paulus yang harus dikembangkan oleh setiap orang percaya adalah lemah lembut. Apakah yang dimaksud dengan lemah lembut di sini? Lemah lembut adalah karakter pribadi seseorang yang istimewa di mana orang yang lemah lembut bersedia menerima keterbatasan dan kesulitan tanpa banyak keluhan dan bantahan.

Itu berarti menunjukkan rasa syukur atas perlakuan sesederhana apa pun yang kita terima dan menoleransi mereka yang tidak memperlakukan kita dengan baik.

Lemah lembut berarti tetap berbicara dengan tenang dan lembut saat dihasut. Itu dapat berarti mengambil sikap diam; karena ketenangan sering menjadi respons yang tepat terhadap kata-kata kasar.

Saat anak-anak berisik dan gaduh, serta menjengkelkan, kita cenderung meresponi dengan berteriak kasar dan menyuruh mereka untuk diam, terlebih lagi kalau didalam hati sedang kesal. Suasana hati yang tidak tenang, menjadi penghalang untuk bersikap lemah lembut.

Lawan dari lemah lembut adalah kasar. Saat kita jengkel, marah, kecewa, kita dapat bertindak kasar terhadap keadaan maupun terhadap seseorang yang menjengkelkan.  Kita gagal menjadi berkat bagi orang lain ketika perilaku kita menjadi kasar.

Lemah lembut merupakan salah satu sifat yang kita temukan dalam diri beberapa tokoh Alkitab. Misalnya ada dalam diri Musa, ketika ia memimpin bangsa Israel yang keras kepala berada dalam perjalanan di padang gurun menuju ke tanah Kanaan (Bil. 12:3).

Kita menemukan keteladanan dalam hal lemah lembut tersebut ada dalam diri Yesus Kristus sendiri (Mat. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.)

Yesus saat berhadapan dengan orang Farisi, Saduki, ahli Taurat, tetap tenang. Yesus dapat bersikap tegas terhadap kesalahan mereka dan menegor dengan keras, tetapi Yesus tidak kehilangan kendali atas perasaanNya. Dia tetap dapat mengontrol emosi.

Kita diminta untuk belajar dari Yesus dalam hal lemah lembut dan rendah hati. Menghadapi situasi yang menjengkelkan, dan tidak sesuai yang diharapkan, Yesus tetap tenang, tidak grasa grusu.


Mungkin ada yang berpikir, aku ini sudah dilahirkan dalam bentuk seperti ini, emosiku mudah meledak-ledak, omonganku kasar, bagaimana mungkin aku menjadi lemah lembut?

Ya memang ada orang yang dari lahir sifatnya tenang, kalem, sehingga mudah bagi dia untuk mengendalikan perasaan dan bersikap lemah lembut.

Tetapi perlu kita sadari pula bahwa lemah lembut yang sesungguhnya bukanlah produksi dari diri kita sendiri, tetapi itu hasil persekutuan kita dengan Roh Kudus. (Galatia 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri.)

Semakin kita intim dengan Roh Kudus, semakin nampak buah Roh didalam hidup kita.

Have a blessed day !

 

No comments:

Post a Comment