Thursday, September 2, 2021

Robohnya Tembok Pemisah

Daily Devotion

“Karena Dialah damai sejahtera kita yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah yaitu perseteruan sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu mengadakan damai sejahtera dan untuk memperdamaikan keduanya di dalam satu tubuh dengan Allah oleh salib dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.” (Efesus 2:14-16)

Ketika manusia berdosa, Allah menjauhkan manusia dari-Nya sehingga ada ‘tembok’ pemisah. Ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, Ia mengusir mereka dari Taman Eden dan membuat pembatas dengan mereka yaitu menempatkan dua kerub dengan pedang bernyala-nyala (Kej. 3:24).

Terbukti dosa memisahkan manusia dengan Allah; semakin banyak manusia melakukan perbuatan dosa dengan tidak taat kepada Firman, semakin tebal dan kuat tembok pemisahan terbangun dan semakin jauh manusia terpisah dari-Nya.

Di era Musa, Allah memerintahkan pembuatan Tabernakel karena Ia mau hadir di tengah-tengah umat-Nya tetapi masih ada pembatas-pembatasnya. Umat-Nya (orang Yahudi) di-perbolehkan masuk hanya di Pelataran, para imam boleh masuk ke Tempat Kudus melakukan pelayanan imamat dan hanya imam besar Harun diizinkan masuk ke Tempat Maha-kudus itupun setahun sekali.

Semakin manusia berbuat dosa, semakin tinggi tembok perseteruan dibangun. Manusia berusaha mendekati Allah dengan berbagai caranya, tetapi tidak berhasil. Mereka mencari Allah dengan meditasi, mengasingkan diri dari dunia, berusaha menyepi, hanya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Tetapi tembok pemisah itu tidak dapat diruntuhkan.

Tetapi akibat kematian Kristus, maka tembok pemisah itu dirubuhkan, tidak ada lagi tembok pemisah antara Allah dan manusia didalam Kristus. Kematian Yesus diatas kayu salib merobek tirai bait suci, sehingga tidak ada pemisah antara manusia dan Allah, mereka dapat datang kepada Allah.


Tidak ada kata-kata lain kecuali ucapan syukur sebab di saat kita berseteru dengan Allah, kita justru diperdamaikan dengan kematian Anak-Nya (Rm. 5:10). Perdamaian terjadi melalui pengurbanan dan tembok pemisah dirubuhkan oleh kematian Yesus, Putra tunggal-Nya.

Normalnya pihak yang bersalah meminta maaf kepada pihak yang dirugikan agar terjadi perdamaian. Manusia dalam posisi bersalah karena melanggar peraturan Allah seharusnya datang kepada Allah mohon pengampunan tetapi yang terjadi justru kebalikannya, Allah yang mengambil inisiatif mengadakan pendamaian untuk merubuhkan perseteruan.

Allah telah memberikan teladan kepada kita, Ia yang tidak bersalah dan hati-Nya disakiti oleh tindakan manusia malah dengan rendah hati mendekati untuk berdamai dengan manusia.

Hanya oleh kasih karunia-Nya, kita diperdamaikan dengan Allah. Kita tidak lagi membangun tembok pemisah karena dosa tetapi sekarang kita dibangun menjadi bait Allah yang kudus (tidak lagi terpisah dengan-Nya) tempat kediaman Allah di dalam Roh (ay. 19-22). Hidup akan terasa indah di dalam persekutuan dengan Tuhan karena damai sejahtera dan kasih-Nya melimpah dalam kita.

Darah Kristus telah meruntuhkan tembok pemisah, jangan kita membangunnya lagi didalam berjemaat. Tidak boleh ada tembok pemisah antara si miskin dan kaya, pejabat dan rakjat jelata, pria dan wanita. Melalui Kristus maka kita dapat lintas budaya, lintas status social. Dalam bergereja kita bergaul dengan jemaat beda latar belakang (usia, gender, pendidikan, status sosial dll.). Di dalam Kristus, kita semua sama Di hadapan Tuhan kita semua sama menjadi bait kudus-Nya. Hidup kita telah ditebus dan diperdamaikan dengan Allah oleh pengurbanan Yesus dan kita dipilih untuk dijadikan bahan bangunan yang berharga di mata-Nya.

Apa yang harus kita lakukan supaya tidak timbul lagi tembok pemisah? Jangan lagi menganggap diri lebih benar/kuat/hebat dari yang lain. Sebaliknya, yang kuat imannya harus menolong mereka yang lemah dan jangan mencari kesenangan diri sendiri (Rm. 14:1; 15:1). Kita berusaha saling melayani karena kita adalah sesama anggota dalam satu keluarga Allah.

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment