Daily Devotion
“Karena Dialah damai
sejahtera kita yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan
tembok pemisah yaitu perseteruan sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera dan untuk memperdamaikan keduanya di dalam satu
tubuh dengan Allah oleh salib dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.” (Efesus
2:14-16)
Ketika manusia berdosa, Allah menjauhkan manusia dari-Nya
sehingga ada ‘tembok’ pemisah. Ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, Ia
mengusir mereka dari Taman Eden dan membuat pembatas dengan mereka yaitu
menempatkan dua kerub dengan pedang bernyala-nyala (Kej. 3:24).
Terbukti dosa memisahkan manusia dengan Allah; semakin
banyak manusia melakukan perbuatan dosa dengan tidak taat kepada Firman,
semakin tebal dan kuat tembok pemisahan terbangun dan semakin jauh manusia
terpisah dari-Nya.
Di era Musa, Allah memerintahkan pembuatan Tabernakel karena
Ia mau hadir di tengah-tengah umat-Nya tetapi masih ada pembatas-pembatasnya.
Umat-Nya (orang Yahudi) di-perbolehkan masuk hanya di Pelataran, para imam boleh
masuk ke Tempat Kudus melakukan pelayanan imamat dan hanya imam besar Harun
diizinkan masuk ke Tempat Maha-kudus itupun setahun sekali.
Semakin manusia berbuat dosa, semakin tinggi tembok
perseteruan dibangun. Manusia berusaha mendekati Allah dengan berbagai caranya,
tetapi tidak berhasil. Mereka mencari Allah dengan meditasi, mengasingkan diri
dari dunia, berusaha menyepi, hanya untuk mendekatkan diri kepada sang
pencipta. Tetapi tembok pemisah itu tidak dapat diruntuhkan.
Tetapi akibat kematian Kristus, maka tembok pemisah itu
dirubuhkan, tidak ada lagi tembok pemisah antara Allah dan manusia didalam
Kristus. Kematian Yesus diatas kayu salib merobek tirai bait suci, sehingga
tidak ada pemisah antara manusia dan Allah, mereka dapat datang kepada Allah.
Tidak ada kata-kata lain kecuali ucapan syukur sebab di saat kita berseteru dengan Allah, kita justru diperdamaikan dengan kematian Anak-Nya (Rm. 5:10). Perdamaian terjadi melalui pengurbanan dan tembok pemisah dirubuhkan oleh kematian Yesus, Putra tunggal-Nya.
Normalnya pihak yang bersalah meminta maaf kepada pihak yang
dirugikan agar terjadi perdamaian. Manusia dalam posisi bersalah karena
melanggar peraturan Allah seharusnya datang kepada Allah mohon pengampunan
tetapi yang terjadi justru kebalikannya, Allah yang mengambil inisiatif
mengadakan pendamaian untuk merubuhkan perseteruan.
Allah telah memberikan teladan kepada kita, Ia yang tidak
bersalah dan hati-Nya disakiti oleh tindakan manusia malah dengan rendah hati
mendekati untuk berdamai dengan manusia.
Hanya oleh kasih karunia-Nya, kita diperdamaikan dengan
Allah. Kita tidak lagi membangun tembok pemisah karena dosa tetapi sekarang
kita dibangun menjadi bait Allah yang kudus (tidak lagi terpisah dengan-Nya)
tempat kediaman Allah di dalam Roh (ay. 19-22). Hidup akan terasa indah di
dalam persekutuan dengan Tuhan karena damai sejahtera dan kasih-Nya melimpah
dalam kita.
Darah Kristus telah meruntuhkan tembok pemisah, jangan kita
membangunnya lagi didalam berjemaat. Tidak boleh ada tembok pemisah antara si
miskin dan kaya, pejabat dan rakjat jelata, pria dan wanita. Melalui Kristus
maka kita dapat lintas budaya, lintas status social. Dalam bergereja kita
bergaul dengan jemaat beda latar belakang (usia, gender, pendidikan, status
sosial dll.). Di dalam Kristus, kita semua sama Di hadapan Tuhan kita semua
sama menjadi bait kudus-Nya. Hidup kita telah ditebus dan diperdamaikan dengan
Allah oleh pengurbanan Yesus dan kita dipilih untuk dijadikan bahan bangunan
yang berharga di mata-Nya.
Apa yang harus kita lakukan supaya tidak timbul lagi tembok
pemisah? Jangan lagi menganggap diri lebih benar/kuat/hebat dari yang lain.
Sebaliknya, yang kuat imannya harus menolong mereka yang lemah dan jangan
mencari kesenangan diri sendiri (Rm. 14:1; 15:1). Kita berusaha saling melayani
karena kita adalah sesama anggota dalam satu keluarga Allah.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment