Wah 17:14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba . Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
Rev 17:14 They will make war against the Lamb, but the Lamb will overcome them because he is Lord of lords and King of kings— and with him will be his called, chosen and faithful followers."
Natal dan bayi di palungan adalah awal dari invasi Kerajaan Allah ke dunia dengan Kasih Karunia dan Kebenaran di dalam Kristus Yesus. Dan bayi mungil yang datang ke dunia itu, setelah mati, bangkit, dan naik ke Surga akan datang Kembali sebagai Raja Yang memerintah selamanya Bersama mereka yang mengikutiNya.
Dalam kehidupan
pribadi, bagaimana kita memandang Yesus? Apakah Dia hanya sebagai Kekuatan
besar di alam semesta yang kita kendalikan melalui perbuatan baik kita? Atau
Dia hanya pribadi yang kita akui keberadaanNya tetapi tidak terlalu kita
butuhkan. Kita hanya menjadikanNya seperti halnya asuransi jiwa, supaya nanti
tidak masuk Neraka dan supaya hidup kita lebih nyaman.
Yang tersulit dalam menjadikan Dia sebagai Raja dalam kehidupan kita adalah
menyerahkan kendali dan mempercayai kedaulatanNya dalam kehidupan kita. Kita
ingin memegang kendali sepenuhnya.Kita ingin menjadi seseorang yang “in charge”
secara total. Bukankah hal ini mengingatkan kita kepada kisah Herodes yang
melakukan pembunuhan massal tehadap para bayi usia di bawah 2 tahun karena
ketakutannya akan adanya Seorang Raja yang akan merebut tahtanya?
Natal mengingatkan kita akan kelahiran Raja di atas segala raja karena Dia mengasihi kita. Memahami kasihNya yang besar akan memjadikan kita sebagai Probadi yang berserah dan bersedia melakukan kehendakNya dalam kehidupan kita. Bukan untuk mendapatkan “berkatNya” tetapi karena kita percaya bahwa kita sudah diberkati, dikasihi dan diperkenanNya. Kita mengasihi karena Dia terlebih dahulu mengasihi kita.
“Christian faith is not a negotiation
but a surrender. . . . [And] our greatest motive for surrendering to him cannot
be for what he will do in us. It must be to love him for what he
did for us.” (Tim Keller)
Bagaimana kita memandang Yesus, menentukan berapa tinggi kita menempatkan Yesus dalam hidup kita..God bless you pak Yakub
ReplyDelete