Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. Wahyu 4:5
Saat saudara
melihat adannya kilat sambar menyambar, atau mendengar guruh, halilintar, apa
yang ada dipikiran saudara? Saya rasa hampir semua orang berhenti seketika, dan
memperhatikan apa yang terjadi. Kalau terjadi terus menerus selama 1 menit,
pastilah kita menjadi panic dan gentar.
Saat saya
kecil bahkan sampai sekarang ini, melihat adanya kilat sabung menyabung disusul
dengan adanya guruh, saya merasakan kegentaran dan ngeri, membayangkan apa yang
akan terjadi.
Kita merasa
kecil dan tak berdaya, belum pernah ada manusia yang dapat mengendalikan kilat
dan guruh. Ada penangkal petir, tapi tidak ada pemusnah petir. Manusia tidak
tahu kapan datangnya kilat dan guruh.
Orang Israel
pada zaman Perjanjian Lama juga merasa takut, ngeri dan gentar ketika mereka
harus menghadap Allah. Ketika Allah mengirimkan guruh dan kilat di Gunung
Sinai, umat itu pun takut untuk mendekat kepada-Nya (Kel. 19:10-16).
Fenomena kilat
dan guruh itu menunjukkan ketidakberdayaan kita, betapa kecilnya kita,
dihadapan Tuhan yang dahsyat. Kita menjadi sadar akan keterbatasan kita.
Kilat dan
guruh dapat Tuhan pakai untuk menyadarkan kita akan kehadiran Tuhan, akan
keterbatasan kita. Saat saudara melihat dan mendengarnya, pahamilah !
Have a
blessed day !
No comments:
Post a Comment