"Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia." 1 Yohanes 3:15a
Renungan
kemarin kita belajar tentang munculnya kuda merah yang menjadi lambang pembunuhan,
pertikaian, percekcokan, perkelahian.
Ayat diatas
mengatakan bahwa orang yang membenci saudaranya sama saja seperti pembunuh.
Lho kok
bisa?
Pembunuhan
seseorang tidak berarti merampas nyawa secara fisik. Tetapi bisa non fisik. Karena
membenci maka seseorang bisa saja ia
membunuh masa depannya, membunuh karirnya, membunuh harapannya.
Hitler membenci, sakit hati terhadap orang Yahudi, sehingga dia menduduki tempat tertinggi, dia menggunakan kekuasaannya untuk membunuh, meyiksa, membinasakan 6 juta orang Yahudi !
Karena benci
maka dengan mudah seseorang mengabarkan keburukan atau kekurangan orang yang
tidak disukainya, tanpa disadarinya, itu dapat membunuh masa depan orang itu.
Didalam
alkitab menceritakan ada seorang mertua yang sangat membenci menantunya,
sehingga berusaha untuk membunuh menantunya berkali-kali. Kebencian itu bermula
karena sang menantu lebih popular dari dirinya yang seorang Raja.
Saul kuatir
kepopuleran Daud akan menggeser dirinya, sehingga dia berusaha untuk
mengenyahkan Daud, sang menantu.
Saul,
seorang yang pernah diurapi Tuhan dapat saja tergelincir hidupnya dalam
kebencian.
seseorang bisa saja tinggal satu atap tetapi saling membenci satu sama lain. hidup berdampingan tetapi saling melukai satu sama lain. Saat kasih menjadi tawar, suami dapat membenci istrinya, begitu juga sebaliknya.
Kebencian bisa tumbuh pula dikalangan orang percaya, didalam gereja bisa saja seseorang membenci satu sama lain.
Kebencian,
tidak mengampuni, kepahitan, tidak mau berdamai dapat merampas sukacita dan
damai sejahtera dalam hidupmu.
Apa gunanya
menyimpan kepahitan terhadap seseorang kalau itu merugikan dirimu?
Sadarkah kita bahwa yang menjadi
penghambat doa untuk beroleh jawaban dari Tuhan adalah ketika kita masih
menyimpan kebencian terhadap sesama dan tidak mau mengampuni orang lain yang
bersalah kepada kita? Ketika kita
menolak mengampuni orang lain, akar pahit itu terus bertumbuh dalam hati kita
dan semakin mencabik-cabik doa kita.
Bagaimana kita dapat berharap Tuhan akan mencurahkan berkat-berkatNya
atas hidup kita kala kita masih menyimpan kebencian terhadap orang lain? Bukankah Tuhan telah mengampuni dosa-dosa
kita yang tak terhitung jumlahnya itu?
Karena itu Dia mengharapkan kita juga mengampuni orang lain sebagaimana
dosa kita telah diampuni oleh Tuhan.
Bagaimana kita dapat berdoa kalau kita masih membenci orang lain ?
Apabila kita
mengeraskan hati dan tetap membenci orang lain, maka dosa kebencian itulah yang
memisahkan kita dari Tuhan, sehingga doa-doa kita pun hanya sampai di
langit-langit kamar!
Have a
blessed day !
God bless you pak Yakub
ReplyDelete