Wahyu 6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di
tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan
tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur
itu."
Kuda hitam
dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar. Kebutuhan-kebutuhan
pokok bagi kehidupan akan langka dan harga-harga barang akan sangat tinggi;
bala kelaparan akan menyebar ke seluruh dunia.
Kalau kuda
hitam muncul setelah kuda merah, maka dapat dimengerti, setelah peperangan,
yang terjadi adalah masa kelaparan, atau sumber makanan sangat langka didapat.
Penunggang
kuda hitam memegang timbangan yang menjadi symbol ekonomi. Perekonomian ada
ditangan penunggang kuda hitam.
Dan khusus kuda hitam ini, ke empat mahluk menjelaskan rahasianya. Secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar.
Secupak adalah ukuran sebesar segenggam telapak tangan orang dewasa Timur Tengah. Jadi kurang lebih mencapai satu liter. Sedangkan sedinar adalah besar upah seseorang yang bekerja sehari penuh. Coba anda bayangkan, dengan nilai upah atas pekerjaan satu hari penuh (take home pay) seorang pekerja hanya mampu membeli gandum secupak banyaknya; yang jika diolah sebagai makanan, kurang mencukupi untuk tiga kali makan shari untuk satu orang saja. Bagaimana kalau pekerja itu punya satu isteri dan (misalnya) dua orang anak? Itu berarti, dirinya tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum untuk seluruh anggota keluarganya, padahal dia telah bekerja satu hari penuh dan mendapatkan upahnya.
KRISIS
EKONOMI GLOBAL
Secupak
gandum sedinar bicara tentang krisis ekonomi terutama dibidang pangan. Adanya
perang antara Rusia dan Ukraina akan menyebabkan stok gandum menipis, dan ini
menyebabkan negara Eropa akan mengalami krisis pangan.
Bukan hanya
itu, nilai tukar mata uang terhadap barang berubah menjadi rendah. Nilai uang
yang sama sebelum krisis, tidak lagi punya harga dan hanya mampu membeli barang
yang sama dalam ukuran yang lebih sedikit atau kualitas yang lebih rendah.
Dengan melambungnya harga barang-barang pada satu pihak sementara pada pihak
lain terjadi kemerosotan nilai uang, daya beli masyarakat menjadi rendah. Uang
yang ada di tangan mereka, yang diukur dengan hasil sehari bekerja, tidak
memiliki arti untuk menopang seluruh kehidupan dan kebutuhan mereka.
Kegoncangan ekonomi
akan melanda banyak orang. Banyak orang kehilangan uang, harta bendanya, bisnis
mengalami collapse, ekonomi morat-marit, karena harga barang membubung tinggi.
Tetapi puji
Tuhan, Firman Tuhan mengatakan janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.
Walaupun kondisi ekonomi dunia hancur, sangat tidak menentu, tapi di tengah-tengah
goncangan badai yang begitu besar, kehancuran boleh terjadi, ada Firman Tuhan
mengatakan, jangan rusakkan minyak dan anggur. Ada kekecualian. Minyak dan
anggur berbicara mengenai Firman dan Roh Kudus. Goncangan dan badai akan terus
melanda dunia ini, tetapi orang yang memiliki Firman Tuhan dan Roh Kudus akan
dipelihara.
Kisah janda
Sarfat yang ditengah-tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, tetapi Tuhan
pelihara hanya dengan tepung segenggam dan minyak sedikit saja. Ini membuktikan
bahwa anak-anak Tuhan akan tetap terpelihara hidupnya, dan tidak akan
dirusakkan oleh krisis yang melanda.
Have a
blessed day !
God bless you pak Yakub
ReplyDeleteAmen haleluya
ReplyDelete