Monday, April 4, 2022

KUDA HITAM - KRISIS EKONOMI

 Wahyu 6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.

6:6      Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Kuda hitam dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar. Kebutuhan-kebutuhan pokok bagi kehidupan akan langka dan harga-harga barang akan sangat tinggi; bala kelaparan akan menyebar ke seluruh dunia.

Kalau kuda hitam muncul setelah kuda merah, maka dapat dimengerti, setelah peperangan, yang terjadi adalah masa kelaparan, atau sumber makanan sangat langka didapat.

Penunggang kuda hitam memegang timbangan yang menjadi symbol ekonomi. Perekonomian ada ditangan penunggang kuda hitam.


Dan khusus kuda hitam ini, ke empat mahluk menjelaskan rahasianya. Secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar.

Secupak adalah ukuran sebesar segenggam telapak tangan orang dewasa Timur Tengah. Jadi kurang lebih mencapai satu liter. Sedangkan sedinar adalah besar upah seseorang yang bekerja sehari penuh. Coba anda bayangkan, dengan nilai upah atas pekerjaan satu hari penuh (take home pay) seorang pekerja hanya mampu membeli gandum secupak banyaknya; yang jika diolah sebagai makanan, kurang mencukupi untuk tiga kali makan shari untuk satu orang saja. Bagaimana kalau pekerja itu punya satu isteri dan (misalnya) dua orang anak? Itu berarti, dirinya tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum untuk seluruh anggota keluarganya, padahal dia telah bekerja satu hari penuh dan mendapatkan upahnya.

KRISIS EKONOMI GLOBAL

Secupak gandum sedinar bicara tentang krisis ekonomi terutama dibidang pangan. Adanya perang antara Rusia dan Ukraina akan menyebabkan stok gandum menipis, dan ini menyebabkan negara Eropa akan mengalami krisis pangan.

Bukan hanya itu, nilai tukar mata uang terhadap barang berubah menjadi rendah. Nilai uang yang sama sebelum krisis, tidak lagi punya harga dan hanya mampu membeli barang yang sama dalam ukuran yang lebih sedikit atau kualitas yang lebih rendah. Dengan melambungnya harga barang-barang pada satu pihak sementara pada pihak lain terjadi kemerosotan nilai uang, daya beli masyarakat menjadi rendah. Uang yang ada di tangan mereka, yang diukur dengan hasil sehari bekerja, tidak memiliki arti untuk menopang seluruh kehidupan dan kebutuhan mereka.

Kegoncangan ekonomi akan melanda banyak orang. Banyak orang kehilangan uang, harta bendanya, bisnis mengalami collapse, ekonomi morat-marit, karena harga barang membubung tinggi.

Tetapi puji Tuhan, Firman Tuhan mengatakan janganlah rusakkan minyak dan anggur itu. Walaupun kondisi ekonomi dunia hancur, sangat tidak menentu, tapi di tengah-tengah goncangan badai yang begitu besar, kehancuran boleh terjadi, ada Firman Tuhan mengatakan, jangan rusakkan minyak dan anggur. Ada kekecualian. Minyak dan anggur berbicara mengenai Firman dan Roh Kudus. Goncangan dan badai akan terus melanda dunia ini, tetapi orang yang memiliki Firman Tuhan dan Roh Kudus akan dipelihara.

Kisah janda Sarfat yang ditengah-tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, tetapi Tuhan pelihara hanya dengan tepung segenggam dan minyak sedikit saja. Ini membuktikan bahwa anak-anak Tuhan akan tetap terpelihara hidupnya, dan tidak akan dirusakkan oleh krisis yang melanda.

Have a blessed day !

2 comments: