Wahyu 7:2 Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
7:3 katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau
pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi
mereka!"
Meterai merupakan tanda kepemilikan. Dan ungkapan adanya
manusia yang memakai meterai Allah, itu menunjukkan bahwa mereka menjadi milik
Allah. Dalam Perjanjian Baru beberapa referensi ditemukan mengenai tanda
kepemilikan ini. Seperti ayat berikut ini, “Sebab Dia yang telah meneguhkan
kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah
mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus
di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita”
(Efesus 1:21, 22).
Dalam cerita mengenai ‘anak yang terhilang’ (Lukas 5:11-32), dikatakan di situ tentang cincin yang dikenakannya kembali kepada anak yang bungsu tersebut (ayat 22). Mengapa si ayah mengenakan cincin itu? Itulah tanda kepemilikan! Sebab saat anak bungsu itu meninggalkan rumahnya dan hidup dalam perantauan serta berfoya-foya (simbol dari kejatuhan di dalam dosa), maka cincin itu juga hilang. Bisa saja cincin tersebut dijual selama masa-masa sulitnya dalam perantauan tersebut. Bersama dengan hilangnya cincin itu, maka hilang pula tanda kepemilikan dari ayahnya.
Didalam Wahyu 7:2-3, sebelum masa sengsara besar, sebelum
masa aniaya, Tuhan ingin terlebih dahulu memeteraikan pada dahi umatNya. Untuk apa,
sebagai tanda kepemilikan, bahwa mereka adalah milik Allah, sehingga segala
malapetaka tidak akan menimpa umat Tuhan.
Sama seperti kisah pada saat sebelum mereka keluar dari
Mesir, ada satu malapetaka yang melanda seluruh tanah Mesir. Tetapi setiap
rumah yang ada tanda darah domba, maka rumah itu akan selamat dari kebinasaan. Tanda
darah anak domba pada jenang pintu rumah, menandakan bahwa mereka adalah umat
Tuhan, kepunyaan Tuhan.
Tanda pada dahi, jangan diartikan dahi kita akan di tattoo,
itu hanyalah kiasan, sama seperti tanda dahi 666, itupun menjadi lambang
kiasan. Dahi berbicara tentang pikiran. Meterai Allah pada dahi, berbicara tentang
pikiran yang berpusatkan pada Firman Tuhan. pikirannya tidak terkontaminasi
dengan tontonan, bacaan yang menyimpang dari Firman Tuhan.
Meterai Allah pada dahi orang percaya, adalah juga berbicara
tentang pikiran yang berpusatkan Kristus. Maz 1 menceritakan tentang orang yang
merenungkan Firman siang dan malam akan berhasil dalam hidup mereka. Ini bukan berarti
orang tersebut tidak melakukan pekerjaan apapun juga, erjaannya hanya
mendengarkan Firman saja. Tetapi maksud ayat tsb adalah setiap hari,
pekerjaannya, tindakannya, ucapannya, pikirannya, dijaga selaras sesuai Firman
Tuhan.
Saat saudara membaca Firman Tuhan, mendengarkan Firman
Tuhan, meterai Allah sedang ditaruh di dahi saudara. Orang yang memiliki
meterai Allah didahi mereka, maka mereka selamat dari kerusakan, selamat dari
malapetaka.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment