Saturday, May 16, 2020

Women In The Bible 10

Daily Devotion – Alive & Transformed 

Don’t Call Me Naomi…
(jangan panggil aku, Naomi)

Naomi and Ruth: A Migrant Caravan of Two and the Problem of ...
Ruth 1:19 Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?" 1:20 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. 1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

Bacalah seluruh kitab Rut, agar dapat memahami isi renungan ini

Beban hidup yang sangat berat dapat menjadikan seseorang berkeluh kesah, apalagi dengan situasi yang sedang kita alami saat ini, yang menurut para ahli, mengalami kemunduran ekonomi. Demikian juga dengan Naomi. Begitu berat beban hidup yang dialami, sehingga dia minta dipanggil Mara.

Arti nama Naomi adalah: manis, elok, sukacitaku. Sedangkan arti nama Mara : pahit. Naomi meminta jangan dipanggil namaku Naomi lagi (si elok) tetapi panggilah Mara (si pahit). Mengapa sampai seperti itu?

Kegagalan demi kegagalan yang menimpa rumah tangganya ketika tinggal di Moab, menjadikan hidupnya terasa pahit. Jikalau tidak ada solusi, orang yang mengalami kepahitan akan semakin merasa sia-sia hidupnya, sukacita lenyap, gairah dan semangat hidup juga sirna. Menjalani hari-harinya terasa berat sekali.

Mengapa Naomi dapat mengalami kondisi yang demikian berat dalam kehidupanya? Mengapa hidupnya begitu pahit, sampai dia meminta namanya dipanggil, si pahit?

Kisah ini adalah kisah yang memilukan dan menyedihkan, tragedy demi tragedy terjadi didalam hidupnya.

1.Melarikan diri dari masalah (Rut 1:1)
Keluarga Elimelekh dan Naomi menghadapi masalah serius dalam kehidupannya. Mereka menghadapi kondisi ekonomi yang morat-marit, paceklik, bisnis gagal, serta terjadi bencana kelaparan di tempat mereka tinggal, Betlehem. Ternyata tinggal di negri perjanjian, tidak kebal dari bencana, tidak kebal dari masalah. Persoalan yang penting adalah: “bagaimana sikap dan keputusan saat berhadapan dengan masalah.”

Keputusan Elimelekh dan Naomi adalah segera meninggalkan Betlehem menuju Moab. Bersama Mahlon dan Kilyon anak-anaknya mereka melarikan diri dari problem yang dihadapi. Padahal, acapkali Tuhan mengizinkan problem atau masalah terjadi untuk membentuk kehidupan orang percaya makin berkenan. Tuhan bisa bekerja melalui keadaan yang tidak baik untuk maksudNya yang mulia. Tuhan mau agar kita menghadapi masalah bersamaNya, bukannya meninggalkan apalagi melarikan diri dari Tuhan. Jangan cepat menyerah ! Naomi tinggal di tanah perjanjian, harusnya dia tetap dapat tinggal disitu karena masih ada Tuhan! teman-teman Naomi masih stay disana, mereka tetap bertahan!

2.Meninggalkan Tanah Pernjanjian (Rut 1:1)
Arti nama Betlehem adalah “rumah roti”. Ironis sekali, di rumah roti, tempat yang limpah dengan gandum, terjadi kelaparan! produksi gandum gagal berkali-kali, sehingga terjadi kelaparan. Sayang sekali Naomi tidak bertahan dan berseru-seru kepada Tuhan di Betlehem. Ia meninggalkan Betlehem dengan pikiran agar bebas dari kelaparan yang membuatnya sengsara, agar bebas dari kondisi yang tidak menyenangkan. Tidak salah untuk pindah ke kota lain asalkan berada dalam tuntunan Tuhan, tetapi pilihan Naomi keluar dari tanah perjanjian, pindah ke Moab! kenapa dia memilih pindah ke Moab?

Keputusan Elimelekh dan Naomi ini bertentangan dengan yang tertulis dalam Mazmur 37:3, "diamlah di negeri dan berlakulah setia". Umat Israel diharapkan tetap setia tinggal di Tanah Perjanjian, apapun yang terjadi disana. Meninggalkan Tanah Perjanjian, berarti meninggalkan Perjanjian yang ada antara Allah Israel dan UmatNya.

Keputusan Elimelekh dan Naomi ini kelihatannya biasa saja, sebagaimana suatu keluarga pindah ke tempat lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Tetapi sesungguhnya keputusan ini membatalkan perjanjian Allah dengan mereka. Dan itu masalah yang serius. 

3.Menetap di Negri Penyembah Berhala (Ayat 1-2)
Mungkin saat itu Moab tempat yang paling cocok untuk berbisnis, menguntungkan, serta kota yang maju saat itu, dan dapat menjadi solusi dari masalahnya. 

Moab adalah keturunan Lot dengan anaknya sendiri (Kej 19:33-38). Nama itu kemudian berkembang menjadi bangsa Moab. Di Moab, penuh dengan penyembahan berhala. Dengan demikian arti rohani “pergi ke Moab” menunjukkan persekutuan dengan dunia ini dalam kedangingan/hawa nafsu. Jikalau seorang meninggalkan persekutuan dengan Yesus Kristus roti hidup (rumah roti), itu lalu mulai bersekutu dengan dosa dunia, maka akan mengalami kegagalan demi kegagalan, kemerosotan rohani terjadi, penderitaan dialami.

Apa yang terjadi saat mereka pindah ke Moab ? suaminya, Elimelekh mati !! Elimelekh meninggalkan Bethlehem pindah ke Moab untuk menghindari bahaya kelaparan yang dapat mengakibatkan kematian, tetapi ironisnya, di negri perantauan, malah Elimelekh menghadapi kematian!  

Ketika suaminya meninggal dunia, Naomi tidak segera sadar. Dia tidak segera pulang ke Betlehem. Akibatnya, anak-anaknya bergaul dan kawin dengan perempuan Moab. Dalam Ulangan 23:3 dikatakan orang Moab dilarang masuk dalam jemaat Tuhan,  apalagi mengambil istri orang Moab. Tanggung jawab orang tua Kristen adalah mendidik anak-anaknya, agar memahami firman Tuhan dengan baik, agar tidak berpasangan/kawin dengan orang yang tidak seiman (2 Kor 6:14).
Bencana apalagi yang dihadapinya? Kedua anak laki-lakinya, meninggal! Betapa hancurnya hati Naomi! Suaminya, teman dikala suka dan duka meninggalkan dia selamanya. Kemudian kedua anaknya yang menjadi tumpuan harapannya, juga meninggal! hilanglah harapannya, hilanglah gairah hidupnya, mungkin yang ada hanyalah penyelesalan, akh…seandainya aku dapat bertahan di Betlehem….

Elimelekh dan kedua anaknya laki-laki meninggal tanpa memiliki keturunan. Bagi Umat Israel, jika seseorang tidak memiliki keturunan, berarti nama orang itu terputus. Dan ini berarti, identitasnya sebagai umat pilihan Tuhan lenyap. Itu sebabnya, bagi umat Israel berlaku Hukum Penebusan (Imamat 25), agar jangan ada seorang yang lenyap identitasnya sebagai Umat Tuhan, yaitu agar namanya dapat ditegakkan diatas milik pusakanya (Rut 4:9-10). Jadi, ketika Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya laki-laki tanpa adanya keturunan, maka sebagai isteri, Naomi telah gagal karena tidak dapat menegakkan nama keluarganya. Dan itu adalah aib. 

4. Kembali ke tanah Perjanjian
Tetapi puji syukur, sekalipun Naomi telah gagal, ia bertekad untuk bangkit dan mengambil keputusan untuk pulang ke tanah Israel (Rut 1:6). Dia tidak peduli orang akan membicarakan dia apa, dia tidak peduli orang akan memandang dia seperti apa, karena suaminya dan kedua anaknya meninggal. Dan keputusan yang diambil itu tepat ! Naomi pulang dengan tangan kosong, berbeda sewaktu dia keluar dari Bethlehem. Tetapi dia tidak peduli, dia rindu akan kampong halamannya, tanah perjanjian.

Tuhan menghargai keputusan ini, dan memberikan keberhasilan kepada Naomi. Melalui Rut, menantunya, dan juga Boas, sanak saudara suaminya, maka Naomi memperoleh anak laki-laki, yang menegakkan nama keluarganya. 


Rut 4:14 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. 4:15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."4:16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.

Dimasa tuanya, Naomi, Tuhan memberikan penghiburan. Tahun-tahun yang penuh kegagalan, tahun-tahun yang penuh penderitaan, kesusahan, digantikan dengan sukacita oleh Tuhan, karena Naomi mengambil keputusan untuk kembali ke tanah perjanjian, kembali ke jalannya Tuhan !

Apa yang kita pelajari dari wanita Naomi ini?

1. Tidak ada jaminan hidup yang kita jalani berjalan mulus dan lancar tanpa rintangan dan kesulitan.
Hidup tidak selamanya akan sukses dan mudah, terkadang perlu perjuangan menghadapi kesesakan. Bahkan bisa mengalami kegagalan. Kehidupan di dunia ini ada duri dan onak yang mewarnai, membuat kita terluka, sakit secara fisik, emosi, lelah dan letih didalam jiwa. Terhadap semuanya ini, jangan sampai kita melupakan Tuhan. Jangan pernah meninggalkan persekutuan dengan Tuhan. Jikalau ada yang tak berkenan, akui dosa dan mohon pengampunan Tuhan, terima anugrahNya, karena Tuhan dapat membentuk karakter dan iman lewat kesulitan. Jikalau ada yang jauh dari Tuhan, segeralah kembali on the right track, sebelum yang lebih buruk terjadi.

2. God Continues to Move During Hardships.
Terkadang kita merasa Allah meninggalkan kita, saat tragedy terjadi. Naomi yang kembali dengan tangan kosong, kehilangan segalanya, miskin dan tidak ada harapan, tidak bearti bahwa Allah tidak sanggup memulihkan hidupnya. Allah tetap bekerja didalam hidupnya dan Allah mengubahkan hidupnya. Dan DIA mau melakukannya untuk saudara !

Have a blessed Saturday !

No comments:

Post a Comment