Friday, May 22, 2020

Women In The Bible 14


Daily Devotion – Alive & Transformed 

Perempuan Samaria

Yohanes 4:7 "Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."

Saat anda merasakan seluruh dunia melawan saudara, apa yang harus anda lakukan? Perasaan tertolak, kesepian, dijauhi orang lain, atau ditimbun berbagai permasalahan hidup yang bertubi-tubi tentu tidak pernah kita inginkan. Tetapi ketika ini kita rasakan, ketika kita merasa bahwa kita harus menghadapi segalanya sendirian tanpa ada yang peduli, ada kalanya kita tidak lagi bisa berpikir jernih. Saat-saat seperti itu adalah saat-saat yang rawan bagi kita untuk melangkah, karena kita sedang lemah baik secara mental atau secara rohani.

Itulah yang dihadapi oleh seorang wanita, wanita Samaria. Tidak ada keterangan namanya, hidupnya penuh dengan kedukaan, tetapi setelah bertemu dengan Yesus, hidupnya diubahkan.

Perjumpaannya dengan Yesus pada siang hari, saat matahari sedang teriknya, di pinggir sumur, Saat dia sedang mengambil air, dia bertemu dengan Yesus yang sedang duduk melepas lelah di pinggir sumur.

Kemungkinan wanita ini memilih siang hari untuk mengambil air, untuk menghindari orang lain, tetapi hari itu, dia melihat ada seorang pria disana, dan orang itu orang Yahudi, dimana orang Samaria tidak bertegur sapa dengan orang Yahudi.

Ada beberapa hal yang menarik untuk kita simak lewat sosok perempuan Samaria ini.

Pertama, ia jelas berasal dari bangsa Samaria. "orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria." (ay 4). Sejarah mencatat bahwa orang Samaria dan Yahudi memiliki catatan perseteruan yang panjang. Meski berasal dari akar yang sama, keputusan mereka untuk menikahi orang-orang dari negeri lain dan menyembah allah lain membuat mereka dipandang hina oleh orang Yahudi.

Kedua, ia adalah seorang perempuan. Dalam status budaya saat itu perempuan bukanlah ditempatkan diposisi utama. Pria memiliki status yang lebih tinggi dari perempuan pada saat itu.

Ketiga, kita bisa melihat bahwa perempuan Samaria ini adalah orang yang gagal dalam urusan cinta dan gagal dalam berumah tangga "Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." (ay 17-18). Lima kali menikah, dan setelahnya tinggal bersama pria yang bukan suaminya. Ini menunjukkan bahwa ia telah kenyang mengalami kegagalan dalam percintaan maupun pernikahan. Sepertinya ia mungkin sudah trauma akan janji-janji pernikahan sehingga ia lebih memilih untuk "kumpul kebo" tanpa ikatan lagi.

Keempat, pada umumnya zaman dahulu, mengambil air di sumur biasanya beramai-ramai, atau berkelompok, dan biasanya dilakukan pada pagi hari, tetapi wanita ini mengambil air, sendirian dan di tengah hari. kemungkinan wanita ini ditolak oleh bangsanya, dikucilkan, sehingga dia memilih menghindari orang banyak.

Dari keempat fakta ini, cukup menjadi alasan bagi bangsa Yahudi untuk tidak mempedulikannya. Dia bukan orang yang dianggap penting di komunitasnya. Tapi Yesus tidaklah demikian. Yesus memilih masuk ke dalam kehidupannya. Bahkan di ayat Yoh4:3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. 4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.

Kebiasaan orang Yahudi zaman dahulu berusaha menghindari daerah Samaria, mereka rela berjalan memutar ketibang melintasi Samaria. Tetapi Yesus memilih untuk melintasi Samaria, karena Dia mempunyai misi, untuk menyelamatkan seorang wanita Samaria !

Perhatikan peta ini…biasanya orang Yahudi kalau mereka akan bepergian dari Judea ke Galilea, mereka lebih rela untuk menyebrang sungai Yordan ke Perea terlebih dahulu, melalui Decapolis menyebrang lagi sungai Yordan, lalu masuk ke Galilea, ketibang melintasi Samaria (perhatikan garis merah). Tetapi Yesus hari itu, dikatakan, dia harus melintasi Samaria, tidak ada jalan lain. Lebih singkat jaraknya tetapi melalui Samaria. Bagi Yesus itu tidak masalah, karena Dia punya satu tujuan, menjangkau, merestorasi wanita Samaria. 

Yesus bersikap pro-aktif dan mengambil inisiatif untuk membuka percakapan terlebih dahulu kepada perempuan itu. Hal itu tidaklah lazim pada masa itu sehingga si perempuan itu pun sempat terkejut. Apalagi bukan hanya sekedar berbicara, Yesus juga meminta minum kepadanya. "Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?"  (ay 9). Tapi lihatlah apa yang dilakukan Yesus. Bukan saja menjangkau seorang perempuan Samaria yang terbuang, tetapi Yesus pun menawarkan air hidup kepadanya. "Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."(ay 10). Yesus mengulurkan tangan terlebih dahulu dan menawarkan air hidup, air yang akan mampu memuaskan kekosongan dan kerinduan jiwanya, air yang mampu menyegarkan kembali jiwa yang sedang haus. "..barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (ay 14).

Wanita Samaria ini tidak sedang mencari keselamatan, dia sedang mencari air di Sumur, tetapi Tuhan menghampirinya, dan menjangkaunya. 

Dengan cara yang sama Yesus akan selalu melakukannya kepada kita. Dia akan selalu menjangkau kita terlebih dahulu sebelum kita menjangkauNya. Bukankah Yesus pun telah mati bagi kita ketika kita masih berdosa, atas dasar kasih Allah yang begitu besar kepada kita? (Roma 5:8). Tuhan mengasihi kita dan tidak ingin satupun dari kita dibiarkan begitu saja untuk masuk ke dalam kebinasaan. Tidak. Dia sungguh mengasihi kita dan ingin kita semua diselamatkan. Tuhan bersikap pro-aktif untuk itu. Dalam Wahyu kita menemukan firman Tuhan yang berkata: "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20). Yesus tidak menunggu kita untuk mengundangnya masuk terlebih dahulu, tetapi Dia mau mengetok pintu hati kita agar kita menerimaNya dan dengan demikian diselamatkan. Betapa baiknya Tuhan itu, dan itu haruslah kita sadari dengan sungguh-sungguh sekarang juga.

Jika hari ini ada diantara anda yang mengalami situasi tertolak, merasa gagal, rendah, dan merasa menghadapi semua itu sendirian seperti perempuan Samaria itu, ingatlah bahwa Tuhan sudah mengetok pintu hati anda dan mengatakan bahwa Dia tidak pernah membiarkan anda melalui itu sendirian. Apa yang anda perlu lakukan hanyalah membuka pintu hati anda dan menerimaNya di dalam diri anda. You are never alone, because God who loves you more than anything is always stay right beside you. Terimalah air hidup dariNya yang akan mampu memuaskan dahaga dan mengisi kekosongan relung-relung jiwa anda.

Have a blessed Friday !


No comments:

Post a Comment