Daily Devotion – Alive &
Transformed
Perempuan Samaria
Yohanes 4:7 "Maka datanglah seorang perempuan Samaria
hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
Saat anda
merasakan seluruh dunia melawan saudara, apa yang harus anda lakukan? Perasaan
tertolak, kesepian, dijauhi orang lain, atau ditimbun berbagai permasalahan
hidup yang bertubi-tubi tentu tidak pernah kita inginkan. Tetapi ketika ini
kita rasakan, ketika kita merasa bahwa kita harus menghadapi segalanya
sendirian tanpa ada yang peduli, ada kalanya kita tidak lagi bisa berpikir
jernih. Saat-saat seperti itu adalah saat-saat yang rawan bagi kita untuk
melangkah, karena kita sedang lemah baik secara mental atau secara rohani.
Itulah yang
dihadapi oleh seorang wanita, wanita Samaria. Tidak ada keterangan namanya, hidupnya
penuh dengan kedukaan, tetapi setelah bertemu dengan Yesus, hidupnya diubahkan.
Perjumpaannya
dengan Yesus pada siang hari, saat matahari sedang teriknya, di pinggir sumur,
Saat dia sedang mengambil air, dia bertemu dengan Yesus yang sedang duduk
melepas lelah di pinggir sumur.
Kemungkinan wanita
ini memilih siang hari untuk mengambil air, untuk menghindari orang lain,
tetapi hari itu, dia melihat ada seorang pria disana, dan orang itu orang
Yahudi, dimana orang Samaria tidak bertegur sapa dengan orang Yahudi.
Ada beberapa
hal yang menarik untuk kita simak lewat sosok perempuan Samaria ini.
Pertama, ia
jelas berasal dari bangsa Samaria. "orang Yahudi tidak bergaul dengan
orang Samaria." (ay 4). Sejarah mencatat bahwa orang Samaria dan Yahudi
memiliki catatan perseteruan yang panjang. Meski berasal dari akar yang sama,
keputusan mereka untuk menikahi orang-orang dari negeri lain dan menyembah
allah lain membuat mereka dipandang hina oleh orang Yahudi.
Kedua, ia
adalah seorang perempuan. Dalam status budaya saat itu perempuan bukanlah
ditempatkan diposisi utama. Pria memiliki status yang lebih tinggi dari
perempuan pada saat itu.
Ketiga, kita
bisa melihat bahwa perempuan Samaria ini adalah orang yang gagal dalam urusan
cinta dan gagal dalam berumah tangga "Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami."
Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu,
bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan
yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata
benar." (ay 17-18). Lima kali menikah, dan setelahnya tinggal bersama
pria yang bukan suaminya. Ini menunjukkan bahwa ia telah kenyang mengalami
kegagalan dalam percintaan maupun pernikahan. Sepertinya ia mungkin sudah
trauma akan janji-janji pernikahan sehingga ia lebih memilih untuk "kumpul
kebo" tanpa ikatan lagi.
Keempat, pada
umumnya zaman dahulu, mengambil air di sumur biasanya beramai-ramai, atau
berkelompok, dan biasanya dilakukan pada pagi hari, tetapi wanita ini mengambil
air, sendirian dan di tengah hari. kemungkinan wanita ini ditolak oleh
bangsanya, dikucilkan, sehingga dia memilih menghindari orang banyak.
Dari keempat
fakta ini, cukup menjadi alasan bagi bangsa Yahudi untuk tidak mempedulikannya.
Dia bukan orang yang dianggap penting di komunitasnya. Tapi Yesus tidaklah
demikian. Yesus memilih masuk ke dalam kehidupannya. Bahkan di ayat Yoh4:3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi
ke Galilea. 4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
Kebiasaan
orang Yahudi zaman dahulu berusaha menghindari daerah Samaria, mereka rela
berjalan memutar ketibang melintasi Samaria. Tetapi Yesus memilih untuk
melintasi Samaria, karena Dia mempunyai misi, untuk menyelamatkan seorang
wanita Samaria !
Perhatikan peta
ini…biasanya orang Yahudi kalau mereka akan bepergian dari Judea ke Galilea, mereka lebih rela untuk menyebrang sungai Yordan ke Perea terlebih dahulu, melalui Decapolis menyebrang lagi sungai Yordan, lalu masuk ke Galilea, ketibang melintasi Samaria (perhatikan garis merah). Tetapi Yesus hari itu, dikatakan, dia harus melintasi Samaria, tidak ada jalan lain. Lebih singkat jaraknya tetapi melalui Samaria. Bagi Yesus itu tidak masalah, karena Dia punya satu tujuan, menjangkau, merestorasi wanita Samaria.
Yesus
bersikap pro-aktif dan mengambil inisiatif untuk membuka percakapan terlebih
dahulu kepada perempuan itu. Hal itu tidaklah lazim pada masa itu sehingga si
perempuan itu pun sempat terkejut. Apalagi bukan hanya sekedar berbicara, Yesus
juga meminta minum kepadanya. "Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya:
"Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (ay 9). Tapi lihatlah apa yang dilakukan
Yesus. Bukan saja menjangkau seorang perempuan Samaria yang terbuang, tetapi
Yesus pun menawarkan air hidup kepadanya. "Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah
dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah
meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."(ay
10). Yesus mengulurkan tangan terlebih dahulu dan menawarkan air hidup, air
yang akan mampu memuaskan kekosongan dan kerinduan jiwanya, air yang mampu
menyegarkan kembali jiwa yang sedang haus. "..barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal." (ay 14).
Wanita Samaria ini tidak sedang mencari keselamatan, dia sedang mencari air di Sumur, tetapi Tuhan menghampirinya, dan menjangkaunya.
Dengan cara
yang sama Yesus akan selalu melakukannya kepada kita. Dia akan selalu
menjangkau kita terlebih dahulu sebelum kita menjangkauNya. Bukankah Yesus pun
telah mati bagi kita ketika kita masih berdosa, atas dasar kasih Allah yang
begitu besar kepada kita? (Roma 5:8). Tuhan mengasihi kita dan tidak ingin
satupun dari kita dibiarkan begitu saja untuk masuk ke dalam kebinasaan. Tidak.
Dia sungguh mengasihi kita dan ingin kita semua diselamatkan. Tuhan bersikap
pro-aktif untuk itu. Dalam Wahyu kita menemukan firman Tuhan yang berkata: "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan
mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku
akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia
bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20). Yesus tidak menunggu kita
untuk mengundangnya masuk terlebih dahulu, tetapi Dia mau mengetok pintu hati
kita agar kita menerimaNya dan dengan demikian diselamatkan. Betapa baiknya
Tuhan itu, dan itu haruslah kita sadari dengan sungguh-sungguh sekarang juga.
Jika hari ini
ada diantara anda yang mengalami situasi tertolak, merasa gagal, rendah, dan
merasa menghadapi semua itu sendirian seperti perempuan Samaria itu, ingatlah
bahwa Tuhan sudah mengetok pintu hati anda dan mengatakan bahwa Dia tidak
pernah membiarkan anda melalui itu sendirian. Apa yang anda perlu lakukan
hanyalah membuka pintu hati anda dan menerimaNya di dalam diri anda. You are
never alone, because God who loves you more than anything is always stay right
beside you. Terimalah air hidup dariNya yang akan mampu memuaskan dahaga dan
mengisi kekosongan relung-relung jiwa anda.
Have a blessed Friday !
No comments:
Post a Comment