Tuesday, May 26, 2020

Women In The Bible 17


Daily Devotion – Alive & Transformed  

Perempuan Berdosa

Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh. 8:11b)

Tidak ada kisah yang lebih jelas untuk melukiskan tentang besarnya anugrah Tuhan atas pengampunan bagi manusia selain dari kisah ini. 

Dalam Yohanes 8:2-11 dikisahkan ada seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Lalu dibawa oleh para ahli Taurat dan Farisi ke hadapan Yesus. Mereka ingin mencobai Yesus dengan minta pendapatNya, apakah perempuan itu harus dirajam sesuai hukum Taurat atau tidak (saudara bisa ikuti kotbah minggu, 24 May 2020, di https://www.facebook.com/ifcsingapore/videos/2776617612567316)

Wanita ini kemungkinan besar bukan seorang prostitusi, tetapi wanita yang mungkin saja bersuami, atau seorang janda. Orang Farisi mengintai wanita ini, agar tertangkap basah, dan membawanya kepada Yesus.

Sebenarnya mereka tidak perlu membawa kepada Yesus karena mereka sudah tahu apa yang harus diperbuat, berdasarkan hukum taurat, mereka harus membawa wanita itu ke mahkamah agama, yang nanti akan memerintahkan wanita ini dibawa ke luar kota dan merajamnya dengan batu. Tetapi mereka membawanya kepada Yesus, dengan tujuan ingin menguji Yesus, ingin menempatkan Yesus dalam posisi yang serba salah.

Ketika ditempatkan di pusat kerumunan, wanita ini akan merasa menjadi orang paling hina. Dia dipaksa ditempatkan di tempat yang “suci”(rumah ibadah), ketika dia sedang dalam keadaan berdosa, yaitu dosa perzinahan. Mungkin saja dia belum sempat berpakaian utuh. Bisakah anda bayangkan bagaimana betapa hancur perasaan wanita tersebut? Belum lagi ditambah beban kejiwaan atas hukuman mati yang akan menimpanya sesaat lagi.
Dengan perasaan demikian, kemungkinan dia hanya bisa terdiam sambil berlutut atau bahkan menangis dengan muka menempel tanah. Merasa orang paling rendah martabatnya di muka bumi ini. Bahkan mungkin dia merasa tidak layak disebut seorang manusia.

The Adulterous Woman and Costly Grace - Crossroads Initiative

Mendengar pertanyaan orang farisi, Yesus tidak segera menjawab, tapi Dia berdiam diri. Pelajaran penting bagi kita agar jangan terlalu cepat menjawab suatu persoalan sebelum memahaminya (Yak. 1:19) Terlebih lagi jika menjawabnya tanpa dipikirkan dulu. Ia disebut bodoh (Ams 18:13)

Karena didesak terus, Yesus menjawab, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu
."
Bagi saya jawaban Yesus ini sangatlah excellent ! kalau wanita ini bersuami, seharusnya yang berhak melempar batu pertama kali adalah sang suami. Kalau wanita ini masih dibawah pengasuhan orang tua, maka ayah dan ibunya yang berhak merajam pertama kali. Tetapi Yesus tidak menyebutkan keduanya.

Yesus mengijinkan mereka melempar batu kepada perempuan itu, dengan syarat, yang pertama melempar harus orang yang tidak berdosa. Dan tidak ada satupun yang memulainya !

Satu satu sifat jelek manusia, melihat orang lain jatuh dalam dosa langsung menghakimi dan ingin segera menghukumnya. Merasa diri orang suci, bukan orang berdosa. Saat melihat orang jatuh dalam dosa, kecenderungan untuk menghakimi selalu ada.
Yesus bertanya kepada perempuan itu, tidak adakah yang menghukumnya. Perempuan itu menjawab, tidak ada. Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Yesus tidak menghukum wanita ini, tetapi memberikan anugrah, mengampuninya. Wanita ini pergi menjadi orang yang dibebaskan. Lantas apakah dengan demikian dosa wanita itu tidak ada hukumannya? Bukankah dosa harus dihukum?

Sewaktu Yesus diatas kayu salib, dosa wanita itupun ditanggung disana !

Pejalaran yang kita dapatkan dari kisah wanita ini:

Jangan sia-siakan anugerah keselamatan itu, hiduplah dalam pertobatan dan jangan menghakimi orang lain!

Have a blessed Tuesday !


No comments:

Post a Comment