Daily Devotion – Alive & Transformed
Perempuan Berdosa
Lalu kata Yesus: "Akupun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang." (Yoh. 8:11b)
Tidak ada kisah yang lebih jelas untuk melukiskan tentang besarnya anugrah Tuhan atas pengampunan bagi manusia selain dari kisah ini.
Dalam Yohanes
8:2-11 dikisahkan ada seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Lalu dibawa
oleh para ahli Taurat dan Farisi ke hadapan Yesus. Mereka ingin mencobai Yesus
dengan minta pendapatNya, apakah perempuan itu harus dirajam sesuai hukum
Taurat atau tidak (saudara bisa ikuti kotbah minggu, 24 May 2020, di https://www.facebook.com/ifcsingapore/videos/2776617612567316)
Wanita ini
kemungkinan besar bukan seorang prostitusi, tetapi wanita yang mungkin saja
bersuami, atau seorang janda. Orang Farisi mengintai wanita ini, agar tertangkap
basah, dan membawanya kepada Yesus.
Sebenarnya
mereka tidak perlu membawa kepada Yesus karena mereka sudah tahu apa yang harus
diperbuat, berdasarkan hukum taurat, mereka harus membawa wanita itu ke
mahkamah agama, yang nanti akan memerintahkan wanita ini dibawa ke luar kota
dan merajamnya dengan batu. Tetapi mereka membawanya kepada Yesus, dengan
tujuan ingin menguji Yesus, ingin menempatkan Yesus dalam posisi yang serba
salah.
Ketika
ditempatkan di pusat kerumunan, wanita ini akan merasa menjadi orang paling
hina. Dia dipaksa ditempatkan di tempat yang “suci”(rumah ibadah), ketika dia
sedang dalam keadaan berdosa, yaitu dosa perzinahan. Mungkin saja dia belum
sempat berpakaian utuh. Bisakah anda bayangkan bagaimana betapa hancur perasaan
wanita tersebut? Belum lagi ditambah beban kejiwaan atas hukuman mati yang akan
menimpanya sesaat lagi.
Dengan
perasaan demikian, kemungkinan dia hanya bisa terdiam sambil berlutut atau
bahkan menangis dengan muka menempel tanah. Merasa orang paling rendah
martabatnya di muka bumi ini. Bahkan mungkin dia merasa tidak layak disebut
seorang manusia.
Mendengar
pertanyaan orang farisi, Yesus tidak segera menjawab, tapi Dia berdiam diri.
Pelajaran penting bagi kita agar jangan terlalu cepat menjawab suatu persoalan
sebelum memahaminya (Yak. 1:19) Terlebih lagi jika menjawabnya tanpa dipikirkan
dulu. Ia disebut bodoh (Ams 18:13)
Karena didesak terus, Yesus menjawab, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Bagi saya
jawaban Yesus ini sangatlah excellent ! kalau wanita ini bersuami, seharusnya
yang berhak melempar batu pertama kali adalah sang suami. Kalau wanita ini
masih dibawah pengasuhan orang tua, maka ayah dan ibunya yang berhak merajam
pertama kali. Tetapi Yesus tidak menyebutkan keduanya.
Yesus
mengijinkan mereka melempar batu kepada perempuan itu, dengan syarat, yang
pertama melempar harus orang yang tidak berdosa. Dan tidak ada satupun yang
memulainya !
Satu satu
sifat jelek manusia, melihat orang lain jatuh dalam dosa langsung menghakimi
dan ingin segera menghukumnya. Merasa diri orang suci, bukan orang berdosa. Saat
melihat orang jatuh dalam dosa, kecenderungan untuk menghakimi selalu ada.
Yesus
bertanya kepada perempuan itu, tidak adakah yang menghukumnya. Perempuan itu
menjawab, tidak ada. Lalu kata Yesus: "Akupun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang."
Yesus tidak
menghukum wanita ini, tetapi memberikan anugrah, mengampuninya. Wanita ini
pergi menjadi orang yang dibebaskan. Lantas apakah dengan demikian dosa wanita
itu tidak ada hukumannya? Bukankah dosa harus dihukum?
Sewaktu Yesus
diatas kayu salib, dosa wanita itupun ditanggung disana !
Pejalaran
yang kita dapatkan dari kisah wanita ini:
Jangan
sia-siakan anugerah keselamatan itu, hiduplah dalam pertobatan dan jangan
menghakimi orang lain!
Have a blessed Tuesday !
No comments:
Post a Comment