Daily Devotion – Alive & Transformed
Serial
The Great I AM (10)
Akulah gembala yang baik. Gembala yang
baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" Yohanes 10:11
Ada satu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala, sedangkan kita umat-Nya sebagai domba. Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat an perkasa seperti Singa, kuda, gajah, harimau, Jerapah dan sebagainya? Tidak ada gambaran yang lebih pas untuk kita selain dari domba, karena ini menjelaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya.
Ada satu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala, sedangkan kita umat-Nya sebagai domba. Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat an perkasa seperti Singa, kuda, gajah, harimau, Jerapah dan sebagainya? Tidak ada gambaran yang lebih pas untuk kita selain dari domba, karena ini menjelaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya.
Sewaktu Yesus lahir, warta kelahirannya diberitakan
pertama kali kepada para gembala di padang yang sedang menjaga dombanya. Belum
pernah terjadi dalam sejarah, bahwa kaum gembala yang berada dalam posisi yang
rendah itu mendapatkan lawatan Allah terlebih dahulu. Tetapi malam itu, menjadi
malam yang tak terlupakan bagi gembala di padang.
Mereka bergegas melihat kelahiran sang
Juruslamat, Gembala Agung itu, sewaktu mereka menemukannya, mereka melihat bayi
yang baru lahir itu terbungkus dengan kain lampin dan berada di tempat
palungan, alias tempat makan ternak. Dialah Anak Domba Paskah yang akan
tersembelih untuk menghapus dosa seisi dunia, dan DIA juga Gembala yang Agung
yang siap memberikan nyawanya demi domba-dombaNya.
Karena kita seperti domba yang penuh kelemahan secara otomatis kita sangat tergantung dan membutuhkan gembala yang dapat membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar. Puji Tuhan kita mempunyai Tuhan Yesus yang menyatakan diri sebagai Gembala yang baik, bahkan rela menyerahkan nyawanya.
Dalam keadaan terjepit karena menghadapi
serangan orang jahat atau binatang buas gembala upahan lebih memilih
menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya daripada
menolong, karena orientasinya hanya kepada upah. Gembala yang baik justru
rela mengorbankan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.
Adalah tidak lazim gembala rela mati bagi domba-dombanya, namun Tuhan Yesus mau melakukan hal tidak lazim itu untuk kita. Inilah yang disebut anugerah: kita yang sesungguhnya tidak layak karena dosa dan pelanggaran, tapi Dia rela datang dan mati untuk kita. Kasih yang demikian sampai kapan pun tidak akan pernah kita dapatkan dari manusia mana pun, apalagi dari gembala upahan, pencuri atau perampok.
Blog ini saya ambil dengan kiasan BERJALAN
BERSAMA SANG GEMBALA, saya mengumpamakan diri saya sebagai domba, yang berjalan
bersama Gembala Agung, Gembala yang siap mempertaruhkan nyawaNya untuk
domba-dombaNya, bahkan itu sudah dibuktikan di atas kayu salib, mati bagi
domba-dombaNya.
Saat domba-dombaNya dianiaya oleh seorang
yang bernama Saulus, sang Gembala Agung datang, membelaNya. Kita tidak berjalan
sendirian, karena ada Yesus, Gembala Agung yang senantiasa menyertai kita.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment