Friday, June 19, 2020

I am the Good Shepherd - 1

Daily Devotion – Alive & Transformed 
Serial The Great I AM (10)

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;"  Yohanes 10:11

Ada satu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala, sedangkan kita umat-Nya sebagai domba.  Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat an perkasa seperti Singa, kuda, gajah, harimau, Jerapah dan sebagainya?  Tidak ada gambaran yang lebih pas untuk kita selain dari domba, karena ini menjelaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya.

Sewaktu Yesus lahir, warta kelahirannya diberitakan pertama kali kepada para gembala di padang yang sedang menjaga dombanya. Belum pernah terjadi dalam sejarah, bahwa kaum gembala yang berada dalam posisi yang rendah itu mendapatkan lawatan Allah terlebih dahulu. Tetapi malam itu, menjadi malam yang tak terlupakan bagi gembala di padang.

Mereka bergegas melihat kelahiran sang Juruslamat, Gembala Agung itu, sewaktu mereka menemukannya, mereka melihat bayi yang baru lahir itu terbungkus dengan kain lampin dan berada di tempat palungan, alias tempat makan ternak. Dialah Anak Domba Paskah yang akan tersembelih untuk menghapus dosa seisi dunia, dan DIA juga Gembala yang Agung yang siap memberikan nyawanya demi domba-dombaNya.

Karena kita seperti domba yang penuh kelemahan secara otomatis kita sangat tergantung dan  membutuhkan gembala yang dapat membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar.  Puji Tuhan kita mempunyai Tuhan Yesus yang menyatakan diri sebagai Gembala yang baik, bahkan rela menyerahkan nyawanya.

Dalam keadaan terjepit karena menghadapi serangan orang jahat atau binatang buas gembala upahan lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya daripada menolong, karena orientasinya hanya kepada upah.  Gembala yang baik justru rela mengorbankan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.



Adalah tidak lazim gembala rela mati bagi domba-dombanya, namun Tuhan Yesus mau melakukan hal tidak lazim itu untuk kita.  Inilah yang disebut anugerah:  kita yang sesungguhnya tidak layak karena dosa dan pelanggaran, tapi Dia rela datang dan mati untuk kita.  Kasih yang demikian sampai kapan pun tidak akan pernah kita dapatkan dari manusia mana pun, apalagi dari gembala upahan, pencuri atau perampok.

Blog ini saya ambil dengan kiasan BERJALAN BERSAMA SANG GEMBALA, saya mengumpamakan diri saya sebagai domba, yang berjalan bersama Gembala Agung, Gembala yang siap mempertaruhkan nyawaNya untuk domba-dombaNya, bahkan itu sudah dibuktikan di atas kayu salib, mati bagi domba-dombaNya.

Saat domba-dombaNya dianiaya oleh seorang yang bernama Saulus, sang Gembala Agung datang, membelaNya. Kita tidak berjalan sendirian, karena ada Yesus, Gembala Agung yang senantiasa menyertai kita.

Have  a blessed day !


No comments:

Post a Comment