Daily Devotion – Alive & Transformed
Yoh 12:25 Barangsiapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak
mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Perhatikan ayat itu,
itu adalah ayat yang paradok. Bertentangan dengan apa yang umumnya. Barangsiapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, bukankah seharusnya
kebalikannya, kalau kita mencintai nyawa kita, maka kita akan mendapatkannya,
tetapi disini malah kehilangan nyawanya.
Yesus memang
terkenal dengan ajarannya yang bertentangan dengan pandangan umum, tetapi
kenyataannya mengandung kebenaran. Misalnya seperti ayat i, Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka
di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani.
Atau soal
musuh, Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Untuk mengerti
ayat-ayat seperti itu lebih tepat, maka jangan asal comot dan dipakai dalam
segala keadaan, nanti bisa salah kaprah, pernyataan Yesus yang paradok, harus
dilihat dari latar belakang perkataan itu sehingga kita tidak salah tafsir.
Pernyataan
Yesus ini dikemukakan olehNya pada saat kedatangan tamu beberapa orang Yunani.
Menjelang hari raya paskah waktu itu banyak orang datang ke Yerusalem dengan
tujuan mengikuti ibadat di Bait Allah. Diantara mereka ada juga orang-orang
yang bukan Yahudi, salah satunya orang Yunani. Mereka adalah orang-orang Yunani
yang menganut agama Yahudi.
Bagi kita
saat ini, orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan Yesus mewakili kita umat
manusia yang bukan Yahudi. Orang-orang Yunani itu mewakili bangsa-bangsa lain
di dunia ini untuk datang kepada Yesus pada saat itu. Itu sebabnya ketika
Filipus dan Andreas memberitahukan kedatangan mereka kepada Yesus, Dia
mengatakan, Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan (Yoh 12:23). Sebab
bangsa-bangsa lain juga sudah mendengar berita tentang Yesus, berita tentang
hadirnya Juruselamat.
Yesus
menyadari bahwa penderitaan dan kematiaanNya sudah di depan mata. Dia memakai
perumpamaan biji yang jatuh ke dalam tanah dan “mati” tapi sebenarnya justru
tumbuh dan menghasilkan buah yang banyak.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah (Yoh 12:24).
Yesus
itulah yang memilih mati demi kehidupan. Yesus bisa saja menolak kehendak
BapaNya, namun Dia memilih untuk mengosongkan diri dan tunduk kepada kehendak
BapaNya. Dia bukan korban dari kejahatan manusia melainkan Dia mengorbankan
diriNya untuk menebus manusia dari kematian kekal.
Sama
seperti yang dikatakan dalam kitab Ibrani, bahwa Yesus adalah Imam Besar yang
mengorbankan diriNya demi umat manusia. Dan
sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok
keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil
menjadi Imam Besar oleh Allah,… (Ibr 5:8-10). Kristus rela memberikan hal
yang paling berharga, yaitu nyawaNya sendiri. Itu sebabnya, Allah memuliakan
Kristus.
Bagi mereka
Yesus mengatakan, Barangsiapa mencintai
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya
di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal (Yoh 12:25).
Yang ingin dikatakan oleh Yesus sebenarnya adalah sesuatu hal yang amat jelas
dalam kehidupan kita saat ini. Yesus tahu dan kita juga tahu, ada banyak orang
yang mencintai nyawanya, mencintai hidupnya sedemikian rupa, sehingga ia
bersedia berbuat apa saja, mengorbankan apa saja, pokoknya asal bisa hidup
enak, apalagi kaya raya. Demi memiliki hidup yang nyaman, maka tindakan yang
bertentangan dengan hati nurani pun dilanggarnya.
Misalkan saja,
di Indonesia beberapa waktu yang lalu, kita mendengar adanya, penjual gorengan
yang mencampur minyak dengan plastic agar hasil gorengan nya garing serta
mengkilat, penjual tahu memakai pengawet formalin (bahan pengawet mayat), atau ada pula yang
jual beras plastic, bikin saos tomat dengan tomat yang sudah mulai busuk, serta banyak lagi tindakan yang ganjil dan gak masuk akal dengan
tujuan, yang penting aku cepat kaya. Prinsip moral, hati nurani tidak dianggap
penting, Yang penting hanya hidup enak dan sukses.
Tetapi bagi
orang yang tunduk pada kehendak Tuhan, taat akan FirmanNya, memegang teguh
prinsip kebenaran, rela memikul salib karena hidup dalam ajaran-ajaran Kristus,
maka kepada orang ini Tuhan katakan tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya
di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal (Yoh 12:25). Orang
yang seperti ini mengarahkan kehidupannya kepada kehidupan yang kekal.
Yesus
mengajarkan prinsip kehidupan didunia ini tidak hanya berhenti saat kita mati,
tapi masih berlanjut episode berikutnya kehidupan kita. Selama hidup di dunia
ini, biarlah kita seolah-olah “kehilangan nyawa” kita, mengais rejeki yang
halal demi sesuap nasi, tidak ambil jalan pintas untuk cepet naik jabatan,
apalagi pakai pesugihan dengan bantuan kuasa setan. Kerja dengan jujur, bersih
dihadapan Tuhan, maka Tuhan yang akan mengangkat saudara dikemudian hari.
Saat orang
lain dapat hidup semau gue, tanpa perdulikan apakah itu melanggar Firman Tuhan
atau tidak, mereka menikmati hidup tanpa batas, sedangkan kita membatasi diri
dengan mengikuti ajaran Firman Tuhan, sehingga seolah-olah kita “kehilangan
nyawa” kita, hidup kita dibatasi, gak boleh ini, gak boleh itu, bagi orang
zaman now, sex before married adalah biasa, tetapi bagi kita, itu tidak
berkenan dimata Tuhan.
Didalam
kehidupan kita beribadah kepada Tuhan, saat orang lain enak-enakan tidur lebih
lama pada hari minggu, eh..saudara dapat tugas melayani di gereja, harus bangun
lebih pagi, harus latihan, saudara seolah-olah kehilangan satu hari, tetapi
saat saudara memberikan satu hari kepada Tuhan, saudara tidak kehilangan hari
itu, Tuhan akan membalasnya.
Have a
blessed weekend !
No comments:
Post a Comment