Tuesday, September 1, 2020

MEMBASUH KAKI - 1

 Daily Devotion - Alive and Transformed 

Yoh 13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Aku tidak akan sudi melihat dia lagi. Sabar kan ada batasnya! Enak aja dia begitu, emangnya aku ini apa..! ” Dalam keadaan marah, jengkel, kesal, frustasi, kadang terlontar kata-kata seperti itu dari mulut kita. Tidak jarang bahkan disertai makian. Sasarannya pun bisa pasangan, saudara kandung, sahabat dekat, maupun orang-orang yang seharusnya kita hormati. Yang mendengar cercaan kita mungkin tidak kuasa menghentikan kita, sebab bisa saja kita memiliki alasan yang sulit dibantah. Namun sebagai pengikut Kristus, kita sesungguhnya harus memperhitungkan tindakan kita. 

Menjelang disalib, Yesus melakukan hal yang luar biasa. Ia membasuh kaki muridNya, bukan satu atau dua murid, bukan tiga murid kesayangannya, tetapi membasuh kaki kedua belas murid-Nya! Saya ulangi lagi, kedua belas kaki murid-muridNya !! artinya kedua belas pasang, ya 24 kaki gitu..

Renungan Kamis Putih (Maundy Thursday) | Paroki Santo Yosep Purwokerto

Tindakan Yesus yang aneh nan membingungkan ini membuat para pemimpin geleng-geleng kepala…bukan begitu Yesus, pemimpin itu harus jaim, kalo kayak gitu, pengikutmu akan ngelunjak, akan kurang ajar…jaga image donktindakanmu itu merusak pasaran nih…

Sepanjang sejarah Alkitab, nabi-nabi Perjanjian Lama belum ada yang melakukan tindakan demikian, apalagi Raja, atau penguasa ! yang ada dipemandangan sehari-hari adalah, para hamba melayani Raja, melayani segala keperluannya, mulai dari makan, minum, cuci baju, setrika….upss…kayaknys setrikaan belon ada deh..zaman itu…

Jelas saja tindakan kontroversial ini membuat para murid terkejut setengah mati, serta bertanya-tanya dalam hati…aneh si Guru ini…apa maksudnya…?

Murid-murid-Nya terkejut. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa Guru mereka yang sangat berkarisma bersedia merunduk dan merendah di bawah kaki mereka. Yesus melakukan yang lebih rendah yang tidak mungkin dilakukan oleh rabi yang lain.

Yesus tahu waktunya tinggal sedikit lagi, Yesus tahu bahwa semua murid-muridNya ini tidak akan bersama dengan DIA, saat DIA menghadapi salib, semua akan lari meninggalkan Dia. Yesus tahu Petrus akan menyangkal Dia, Yesus tahu rencana jahat Yudas, Yesus tahu Andreas, Yakobus, Filipus, dan yang lainnya akan melarikan diri dan meninggalkan Dia sendirian, Yesus tahu semua itu, tapi Yesus memilih melayani mereka.

Terlebih dari itu, Dia yang adalah Tuhan, membasuh kaki Yudas juga. Padahal Yesus tahu persis apa yang direncanakan dan bakal dilakukan Yudas. Yesus mengampuni Yudas bahkan sebelum Yudas benar-benar melancarkan niat jahatnya. Kerendahan hati dan kasih yang besar mendorong Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya tanpa kecuali. 

Yesus tidak saja meninggalkan teladan buat kita. Dia bahkan mewajibkan kita melakukan yang sama. Saat menghadapi hari kesengsaraan-Nya, Yesus berhak marah dan menegur Yudas, juga Petrus yang kemudian menyangkali-Nya. Namun hal itu tidak dilakukan-Nya. Yesus ingin kita meneladani perbuatannya yang demikian.

Kalau kita tahu bahwa semua orang yang ada bersama kita akan meninggalkan kita, andai saudara sebagai boss tahu bahwa pegawai saudara akan berhenti dan meninggalkan saudara saat saudara sedang menghadapi masalah berat, apakah saudara akan melakukan tindakan seperti yang Yesus lakukan? Tentunya sulit, dan rasanya gak akan mungkin, ngapain ngurusin orang yang udah mau keluar, misalkan ada orang yang mau pamit pindah gereja, apakah mungkin saya masih bisa berbaik hati dan bermanis-manis, seolah olah tidak ada apa-apa? yang wajar secara manusia, ya cuekin aja. Tetapi Yesus tidak demikian !! Dia tahu semua murid akan meninggalkan DIA, tapi DIA melakukan pelayanan pembasuhan kaki para murid, yang biasa dilakukan oleh para budak kedudukan paling rendah !

Berjalan dengan memakai sandal di jalan yang penuh debu dan kotor pada abad pertama, menyebabkan pentingnya membasuh kaki sebelum masuk ke rumah, ataupun sebelum perjamuan makan bersama. Sama seperti kita, sebelum kita makan, terlebih dahulu kita cuci tangan, terlebih lagi sekarang zamannya Covid 19, cuci tangan bisa dilakukan berkali-kali, setiap saat, setelah megang benda ini, itu, cuci tangan, setelah pegang gagang pintu, cuci tangan, setelah megang apa aja, wajib cuci tangan. Jadi bisa dimengerti yaa…kalo cuci kaki sebelum makan itu sangatlah wajar dan wajib ada.

Jadi sebelum perjamuan makan, mungkin para murid saling berpandangan, karena mereka gak lihat ada pelayan yang akan melakukan pembasuhan kaki. Gak mungkin mereka yang akan melakukannya…kalaupun salah satu dari mereka, lantas siapa ?  Petrus berpikir mungkin, masak aku murid Kepala yang akan membasuh kaki mereka…? Enak aja…!! Cuci kaki sendiri-sendiri aja

Sikap kehambaan Yesus langsung kontras dengan sikap murid-murid yang baru saja berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mereka (Lukas 22:24). Karena tidak ada seorang hamba hadir untuk membasuh kaki mereka, tidak akan mungkin mereka mau untuk membasuh kaki satu sama lain. Jadi mending makan tanpa perlu mencuci kaki, ibarat makan nasi padang pakai tangan, tanpa perlu cuci tangan…!

Kalau Yesus yang adalah TUHAN dan RAJA mau melakukan pembasuhan kaki kepada murid-muridNya, apalagi kita ? Yesus melakukan pembasuhan kaki kepada orang yang ada dibawahnya, maka ini teladan yang Yesus ajarkan, bahwa kita melayani orang yang dibawah kita, melayani atasan kita biasa, melayani raja, presiden, boss, itu hal yang wajar, tetapi melayani orang yang rendah, bahkan lebih rendah dari kita, bukan hal yang biasa. Jadilah seperti Yesus !

Have a blessed day !

 

No comments:

Post a Comment