Daily Devotion - Alive and Transformed
Yoh 13:5 kemudian Ia
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
“Aku tidak akan sudi
melihat dia lagi. Sabar kan ada batasnya! Enak aja dia begitu, emangnya aku ini
apa..! ” Dalam keadaan marah, jengkel, kesal, frustasi, kadang terlontar
kata-kata seperti itu dari mulut kita. Tidak jarang bahkan disertai makian.
Sasarannya pun bisa pasangan, saudara kandung, sahabat dekat, maupun
orang-orang yang seharusnya kita hormati. Yang mendengar cercaan kita mungkin
tidak kuasa menghentikan kita, sebab bisa saja kita memiliki alasan yang sulit
dibantah. Namun sebagai pengikut Kristus, kita sesungguhnya harus
memperhitungkan tindakan kita.
Menjelang disalib, Yesus melakukan hal yang luar biasa. Ia membasuh kaki
muridNya, bukan satu atau dua murid, bukan tiga murid kesayangannya, tetapi
membasuh kaki kedua belas murid-Nya! Saya ulangi lagi, kedua belas kaki
murid-muridNya !! artinya kedua belas pasang, ya 24 kaki gitu..
Tindakan Yesus yang aneh nan membingungkan ini membuat para
pemimpin geleng-geleng kepala…bukan
begitu Yesus, pemimpin itu harus jaim, kalo kayak gitu, pengikutmu akan
ngelunjak, akan kurang ajar…jaga image donk…tindakanmu itu merusak pasaran nih…
Sepanjang sejarah Alkitab, nabi-nabi Perjanjian Lama belum
ada yang melakukan tindakan demikian, apalagi Raja, atau penguasa ! yang ada
dipemandangan sehari-hari adalah, para hamba melayani Raja, melayani segala
keperluannya, mulai dari makan, minum, cuci baju, setrika….upss…kayaknys
setrikaan belon ada deh..zaman itu…
Jelas saja tindakan kontroversial ini membuat para murid
terkejut setengah mati, serta bertanya-tanya dalam hati…aneh si Guru ini…apa maksudnya…?
Murid-murid-Nya terkejut. Tidak ada yang pernah menyangka
bahwa Guru mereka yang sangat berkarisma bersedia merunduk dan merendah di
bawah kaki mereka. Yesus melakukan yang lebih rendah yang tidak mungkin
dilakukan oleh rabi yang lain.
Yesus tahu waktunya tinggal sedikit lagi, Yesus tahu bahwa
semua murid-muridNya ini tidak akan bersama dengan DIA, saat DIA menghadapi
salib, semua akan lari meninggalkan Dia. Yesus tahu Petrus akan menyangkal Dia,
Yesus tahu rencana jahat Yudas, Yesus tahu Andreas, Yakobus, Filipus, dan yang
lainnya akan melarikan diri dan meninggalkan Dia sendirian, Yesus tahu semua
itu, tapi Yesus memilih melayani mereka.
Terlebih dari itu, Dia yang adalah Tuhan, membasuh kaki
Yudas juga. Padahal Yesus tahu persis apa yang direncanakan dan bakal dilakukan
Yudas. Yesus mengampuni Yudas bahkan sebelum Yudas benar-benar melancarkan niat
jahatnya. Kerendahan hati dan kasih yang besar mendorong Yesus membasuh kaki
murid-murid-Nya tanpa kecuali.
Yesus tidak saja meninggalkan teladan buat kita. Dia bahkan mewajibkan kita
melakukan yang sama. Saat menghadapi hari kesengsaraan-Nya, Yesus berhak marah
dan menegur Yudas, juga Petrus yang kemudian menyangkali-Nya. Namun hal itu
tidak dilakukan-Nya. Yesus ingin kita meneladani perbuatannya yang demikian.
Kalau kita tahu bahwa semua orang yang ada bersama kita akan
meninggalkan kita, andai saudara sebagai boss tahu bahwa pegawai saudara akan
berhenti dan meninggalkan saudara saat saudara sedang menghadapi masalah berat,
apakah saudara akan melakukan tindakan seperti yang Yesus lakukan? Tentunya sulit,
dan rasanya gak akan mungkin, ngapain ngurusin orang yang udah mau keluar,
misalkan ada orang yang mau pamit pindah gereja, apakah mungkin saya masih bisa
berbaik hati dan bermanis-manis, seolah olah tidak ada apa-apa? yang wajar
secara manusia, ya cuekin aja. Tetapi Yesus tidak demikian !! Dia tahu semua
murid akan meninggalkan DIA, tapi DIA melakukan pelayanan pembasuhan kaki para
murid, yang biasa dilakukan oleh para budak kedudukan paling rendah !
Berjalan dengan memakai sandal di jalan yang penuh debu dan
kotor pada abad pertama, menyebabkan pentingnya membasuh kaki sebelum masuk ke
rumah, ataupun sebelum perjamuan makan bersama. Sama seperti kita, sebelum kita
makan, terlebih dahulu kita cuci tangan, terlebih lagi sekarang zamannya Covid
19, cuci tangan bisa dilakukan berkali-kali, setiap saat, setelah megang benda
ini, itu, cuci tangan, setelah pegang gagang pintu, cuci tangan, setelah megang
apa aja, wajib cuci tangan. Jadi bisa dimengerti yaa…kalo cuci kaki sebelum
makan itu sangatlah wajar dan wajib ada.
Jadi sebelum perjamuan makan, mungkin para murid saling
berpandangan, karena mereka gak lihat ada pelayan yang akan melakukan
pembasuhan kaki. Gak mungkin mereka yang akan melakukannya…kalaupun salah satu
dari mereka, lantas siapa ? Petrus
berpikir mungkin, masak aku murid Kepala
yang akan membasuh kaki mereka…? Enak aja…!! Cuci kaki sendiri-sendiri aja…
Sikap kehambaan Yesus langsung kontras dengan sikap
murid-murid yang baru saja berdebat tentang siapa yang terbesar di antara
mereka (Lukas 22:24). Karena tidak ada seorang hamba hadir untuk membasuh kaki
mereka, tidak akan mungkin mereka mau untuk membasuh kaki satu sama lain. Jadi mending
makan tanpa perlu mencuci kaki, ibarat makan nasi padang pakai tangan, tanpa
perlu cuci tangan…!
Kalau Yesus yang adalah TUHAN dan RAJA mau melakukan
pembasuhan kaki kepada murid-muridNya, apalagi kita ? Yesus melakukan
pembasuhan kaki kepada orang yang ada dibawahnya, maka ini teladan yang Yesus
ajarkan, bahwa kita melayani orang yang dibawah kita, melayani atasan kita
biasa, melayani raja, presiden, boss, itu hal yang wajar, tetapi melayani orang
yang rendah, bahkan lebih rendah dari kita, bukan hal yang biasa. Jadilah
seperti Yesus !
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment