Daily Devotion - Alive and Transformed
Yoh 13:5 kemudian Ia
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Membasuh kaki para murid adalah ciri khas kepemimpinan
Kristen, pemimpin berjiwa hamba.
Tidaklah demikian di
antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu. Dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu
hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang. (Matius 20: 26-28)
Yesus mengajarkan pengajaran yang tidak sama dengan umumnya.
DIA mencampurkan pemimpin dan hamba. Padahal secara umum, pemimpin adalah
pemimpin, dan hamba adalah hamba, dua hal yang berbeda kelas, berbeda kasta,
gak mungkin bisa dicampur. Tetapi yang Yesus ajarkan adalah seorang pemimpin
sekaligus menjadi hamba…mana bisa
sih..gusti…? ini melanggar pandangan umum…
Seorang pemimpin berada di tampuk tempat yang tinggi, untuk
memimpin dan mengarahkan bawahannya, agar mencapai goal atau visi yang akan
dicapai. Dalam menjalankan kepemimpinannya, dibutuhkan karakter yang
berkualitas sehingga hasil yang akan dicapainya excellent.
Hamba atau budak secara gamblang didefinisikan sebagai
seseorang yang telah kehilangan segalanya di dunia ini termasuk kemerdekaannya.
Dia tidak bebas semau gue ataupun sesuka hatinya. Seorang hamba tidak bisa
bersikap kalau dia suka dia kerjakan, kalau dia tidak suka, dia ngambek.
Seorang hamba biasanya memiliki kewajiban mutlak yaitu
bekerja atau melakukan apapun sepenuh hati, taat dan patuh, tidak
bersungut-sungut, rendah hati, tidak mengutamakan kehendak dan kenyamanan
dirinya, menderita atau bersusah-susah bahkan rela mati, siap dan bersedia
setiap saat, semua demi kepentingan tuannya. Ia pantang menyerah, bekerja keras
dan tidak bersungut-sungut dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya yang
diemban.
Seorang hamba tidak egois dan rela bersusah-susah demi
kepentingan orang lain yang dipimpin. Ia selalu siap dan bersedia setiap saat
memperhatikan segala keluhan bawahannya. Bahkan ia siap dan rela mati, itulah
yang Yesus ajarkan tentang seorang pemimpin yang berjiwa hamba.
Yesus tidak hanya omdo alias omong doang, tetapi DIA
buktikan perkataanNya, DIA membasuh kaki para murid-muridNya, sesuatu yang gak
pernah terjadi dan dilihat oleh para muridNya. Umumnya Rabbi sangat di hormati,
orang akan bangkit berdiri saat Rabbi berjalan didepannya, sebagai bentuk
penghormatan, apalagi Rabbi yang senior. Yesus sempat mengeritik pemimpin
Farisi dan Saduki yang suka menerima penghormatan orang di pasar (Lukas 11:43).
Menjadi pertanyaan, kalau pemimpin berjiwa hamba, apa gak
bawahan ngelunjak nantinya? Sejauh ini justru yang terjadi kebalikannya,
bawahannya bertambah respek dan hormat, serta menghargai.
Dalam kehidupan berumah tangga kita tahu bahwa suami adalah
kepala rumah tangga, seorang pemimpin. Istri diminta tunduk kepada suami, ada
orang yang menafsirkan, apa yang suami minta, apa yang suami suruh, pokoknya si
istri harus manut, tunduk, kalau si istri membangkang, membantah, pakailah ayat
pamungkas, Efesus 5:22 Hai isteri,
tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan….eitttt…nanti dulu… para istri jangan cepet stress, dan pasrah,
karena ada ayat demikian…buka mata lebar-lebar…kalo perlu garis bawahi
yaa…kasih bold and underline…
Ada ayat berikutnya
buat para suami, Efesus 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
baginya 5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman,
Apa sih artinya menguduskan, menyucikan, memandikan? itu kira-kira
bicara mengenai apa? Para suami denger ya..ini bicara mengenai pembasuhan kaki…apaa…? Pembasuhan kaki…?? Yang bener aja ko….Wah…ko Yakub disogok nih
sama para istri…masak suami harus
nyuciin kaki istri, yang ada juga istri nyuciin pakaian suami…!
Efesus 5:26 itu mengarah kepada apa yang Yesus lakukan untuk
muridNya, suami menjadi kepala rumah tangga yang berjiwa hamba, artinya siap
untuk melayani bukan dilayani. Budaya Asia memegang prinsip istri harus
melayani segala kebutuhan suami, pemandangan seperti ini dirasa umum dan wajar,
Suami duduk di kursi sementara istri sibuk menyeduh teh, menyediakan sarapan. Budaya Barat lebih
menekankan kesetaraan gender, suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga bukanlah
hal yang tabu, atau dianggap merusak citra suami sebagai kepala rumah tangga. Suami
istri sama-sama mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Alkitab mengajarkan peran istri adalah respek kepada suami,
sementara suami menjadi pemimpin yang berjiwa hamba, siap melayani seisi rumah.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment