Friday, October 9, 2020

Daily Devotion Alive and Transformed 

"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.  Yohanes 15:14

Memiliki teman karib atau sahabat adalah mudah bagi orang yang berpangkat, terkenal dan juga kaya seperti tertulis:  "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya"  (Amsal 19:4). Saat saudara jaya, murah hati, banyak uang, berpangkat, punya kedudukan tinggi, banyak orang mendekati saudara, masing-masing memiliki kepentingan sendiri. Ada yang ingin mendapatkan jalan bagi masalahnya, ada yang ingin pinjam uang, ada yang ingin numpang tenar, dan banyak lagi alasannya, sehingga sulit untuk mencari sahabat dekat yang bisa jalan bersama baik susah maupun duka.

Sebaliknya bagi kita yang susah, miskin, gagal dan terpuruk, sangat mudah ditinggalkan atau diabaikan teman dan sahabat.  Kita merasa sangat rendah dan membayangkan betapa sulitnya orang mau menjadi sahabat kita, terlebih di zaman sekarang ini susah sekali menemukan a real friend, apalagi sahabat yang  "...menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."  (Amsal 17:17).  Banyak orang berprinsip:  "Asal dia menguntungkan, aku mau jadi sahabatnya.  Kalau tidak, I am so sorry, I say goodbye!". Kalau saudara ditinggalkan banyak teman, dijauhi sanak family saat sedang terpuruk, jangan mellow, atau bersedih, memang begitulah kenyataan yang ada, begitulah kondisi hati manusia, ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Saat saudara sedang susah, disitulah saudara bisa melihat mana yang menjadi sahabat sesungguhnya, mana yang bukan.

Mencari sahabat di antara sesama manusia saja begitu sulit, mana mungkin kita bisa mempercayai bahwa Tuhan Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, mau memilih kita untuk menjadi sahabatNya.  Siapakah kita ini?  Tapi dari pembacaan firman hari ini Ia berkata,  "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."  (Yohanes 15:15). 

Tuhan menggambarkan hubunganNya dengan kita dalam tingkatan yang intim yaitu sebagai sahabat.  Lagi-lagi, Dialah yang lebih dulu memilih kita sebagai sahabatNya, bukan kita.  Suatu anugerah yang tak terkira, di mana Yesus Kristus telah memilih kita untuk menjadi sahabatNya.

Saat saudara memilki sahabat, saudara bisa menceritakan hal yang privasi, karena saudara mempercayainya, bahwa dia tidak mungkin sebar luaskan aib, atau kelemahan saudara. Tuhan Yesus berkata, DIA memberitahukan segala sesuatu kepada kita. tentunya kalau kita bukan sahabatNya, DIA tidak perlu menceritakan banyak hal. Apa yang Yesus beritahukan kepada kita? firmanNya !! itulah isi hati TUHAN YESUS ! apa yang DIA ungkapkan dalam firmanNya itulah “segala sesuatu” ISI hatiNYA.

Abraham disebut sahabat Allah. Yakobus 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran”; Karena itu Abraham disebut “Sahabat Allah.

Mengapa disebut sebagai sahabat Allah? karena Abraham berjalan bersama Tuhan. dan Tuhanpun tidak menyimpan rahasia kepada Abraham. Sewaktu Tuhan berkunjung dengan dua malaikatNya memberitahu kepada Abraham bahwa tahun berikutnya, dia akan memperoleh anak laki-laki. Kemudian mereka berjalan hendak menuju kota Sodom Gomora, Tuhan berkata dalam hatinya,  haruskah kuberitahukan kepada Abraham? Karena Abraham sahabatNya, maka DIA ceritakan apa yang akan dilakukan terhadap Sodom Gomora.

Kej 18:16 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.

18:17     Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?

Isi hati Tuhan akan dicurahkan untuk sahabatNya. Begitu juga tentang kedatangan DIA yang kedua kalinya, kalau kita sahabat NYA, maka kita akan bisa feel kapan kedatanganNya.


Persahabataan akan terjalin karena di dalamnya ada kasih di antara dua pihak, ada take and give.  Tuhan pun memiliki standar untuk menjalin persahabatan dengan kita.  Itulah sebabnya Tuhan memberikan firmanNya dan hukum-hukumNya itu untuk kita.  Syarat utama persahabaan dengan Tuhan adalah ketaatan kita terhadap firmanNya (ayat nas).  Bersahabat dengan Tuhan berarti mau berjalan dalam terangNya senantiasa karena Ia adalah terang dunia, yang berarti langkah kita seiring dengan langkah Tuhan, berjalan ke mana pun Tuhan menuntun kita.

Sebaliknya jika kita tidak taat melakukan firmanNya, tidak karib dengan Dia dan tetap berjalan dalam kegelapan, kita tidak layak disebut sahabat Tuhan.

Jadilah sahabat TUHAN !

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment