Daily Devotion Alive and Transformed
Yoh 16:1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
Pernah dikecewakan? jawabnya pasti pernah. Pernah saudara
mengecewakan orang lain? Jawabnya pasti pernah juga. Kita pernah mengalami
keduanya, mengecewakan serta dikecewakan. Kecewa kepada orang yang kita kasihi,
kecewa terhadap diri sendiri, kecewa terhadap pemerintah yang selama ini
saudara dukung, kecewa terhadap gembala, kecewa terhadap teman, sanak family,
anak, ayah ibu, dan banyak lagi yang lainnya.
Pagi ini kita mau lihat tentang kekecewaan, tetapi kecewanya
itu bukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan. lho kok? Pada dasarnya kita
kecewa karena masalah-masalah yang kita alami, dan Tuhan bisa saja menjadi
sasaran kekecewaan kita. Padahal
sebagian besar masalah kita seringkali sebagai akibat dari kesalahan dan
ketidaktaatan kita sendiri.
Kekecewaan terjadi ketika apa yang kita harapkan tidak
terjadi, atau jika apa yang tidak kita harapkan terjadi. Bagi orang yang percaya kepada Tuhan yang
mahakasih, pertanyaan mereka mungkin bertalian dengan kenyataan bahwa Tuhan
seakan membuat umatNya kecewa. Doa yang diucapkan sejak lama misalnya, tidak
kunjung terjawab; dan itu membuat manusia merasa dikecewakan. Berdoa meminta
kesembuhan, tetapi tidak terjadi juga. Berdoa meminta jodoh, tetapi sang jodoh
tidak kunjung datang, berdoa meminta pekerjaan, tetapi belum ada lamaran yang
diterima, dll. koq ikut Tuhan Yesus malah jadi gini? kok sejak saya ikut pelayanan malah jadi tambah banyak tantangan? apa sih susahnya bagi Tuhan untuk mengabulkan permintaan saya, mengapa tidak dikabulkan?
Ada orang yang kecewa dengan Tuhan, akhirnya memilih
meninggalkan Tuhan, karena Tuhan tidak seperti yang dia harapkan. Tuhan tidak
seperti yang ada didalam gambaran dia. Ini sangat keliru !
Pada intinya, bagi manusia kekecewaan adalah rasa sedih
karena kita tidak mengerti mengapa sesuatu berjalan tidak sesuai dengan
pengharapan kita. Kekecewaan belum tentu dosa, karena Tuhan juga sering
dikecewakan oleh manusia sekali pun Ia tahu segala yang akan terjadi dan
penyebabnya.
Tuhan mengatakan terlebih dahulu kepada murid-muridNya untuk tidak kecewa dan menolak DIA. Tuhan tidak sedang memohon kepada murid-muridNya, pliss jangan pergi. Tetapi Yesus sedang memberitahu bahwa kesulitan hidup yang mereka akan hadapi itu akan segera terjadi, jangan mereka kecewa terhadap YESUS. Bisa saja mereka tadinya mungkin berharap Yesus menjadi raja, tetapi kok Yesus malah mati diatas kayu salib? Jelas itu mengecewakan mereka.
Salah satu orang yang hampir kecewa adalah rasul Paulus,
yang menderita karena suatu sebab. Apakah penderitaan itu adalah penderitaan
fisik, spiritual atau emosional, tidaklah ada orang yang bisa memastikan.
Tetapi ia jelas sangat menderita karena ia mengatakan bahwa ia mempunyai suatu
“duri dalam daging”. Jika duri itu tidak mematikan tubuh jasmaninya, jelas
bahwa ia merasa sakit sekali. Karena itu ia sudah berseru tiga kali untuk
memohon pertolongan. Tetapi seakan Tuhan tidak mendengar.
Tuhan malahan memberi Paulus pengetahuan bahwa Ia sendiri
sudah “menyuruh” utusan iblis untuk menyiksa Paulus. Bagaimana Tuhan yang
mahakasih bisa membiarkan iblis untuk mengganggu Paulus adalah hal yang
menakutkan semua orang percaya. Tetapi itu bukanlah hal yang tidak mungkin,
karena Ayub yang sangat taat kepada Tuhan juga mengalami penderitaan yang
sangat besar ketika Tuhan mengizinkan iblis untuk menyerang Ayub (Ayub 1: 12).
Tetapi Ayub bukanlah orang yang bodoh; ia mengerti bahwa Tuhan mempunyai maksud
tertentu dalam semua yang dialaminya. Tuhan adalah Tuhan yang mahakasih dalam
semua keadaan.
Tahukah Paulus maksud Tuhan dengan membiarkan dirinya
menderita? Mungkin saja ia pada mulanya tidak mengerti hal itu. Karena itu,
Paulus memohon sampai tiga kali agar Tuhan melepaskannya dari duri itu. Jika ia
mengerti apa maksud Tuhan dari mulanya, tentu Paulus sebagai rasul tidak perlu
memohon kelepasan. Tetapi, melalui pergumulannya, Paulus kemudian mengerti
bahwa semua itu terjadi agar ia tidak meninggikan diri. Sebagai anak Tuhan,
Paulus bisa saja merasa sombong jika Tuhan selalu memberikan kenyamanan, kesuksesan
dan kemakmuran kepadanya.
Pagi ini, jika kita mengalami penderitaan dan kekecewaan
karena orang lain, karena lingkungan,
atau karena diri kita sendiri, kita harus menyadari bahwa seperti Ayub
dan Paulus, kita pun pengikut Tuhan. Bagi pengikut Tuhan, penderitaan hidup
adalah hal yang biasa.
Berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh sebagian orang
Kristen, kita harus menghindari kebodohan manusia yang merasa bahwa Tuhan harus
selalu melimpahkan berkatNya dalam bentuk apa yang enak saja. Ada orang
berpikir kalau ikut Yesus itu serba enak, meminta apa saja dikabulkan, jalan
diperlancar, pokoknya indah deh. Padahal belum tentu demikian adanya, bisa saja
lebih sulit dari sebelumnya, tetapi ada janji Tuhan bahwa DIA tetap menyertai
kita. Justru melalui pergumulan hidup kita bisa menerima berkat yang besar
yaitu iman yang makin teguh kepada Dia. Jangan mudah kecewa, apalagi kepada
Tuhan!
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment