Friday, October 16, 2020

KECEWA DENGAN TUHAN

 Daily Devotion Alive and Transformed  

Yoh 16:1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.

Pernah dikecewakan? jawabnya pasti pernah. Pernah saudara mengecewakan orang lain? Jawabnya pasti pernah juga. Kita pernah mengalami keduanya, mengecewakan serta dikecewakan. Kecewa kepada orang yang kita kasihi, kecewa terhadap diri sendiri, kecewa terhadap pemerintah yang selama ini saudara dukung, kecewa terhadap gembala, kecewa terhadap teman, sanak family, anak, ayah ibu, dan banyak lagi yang lainnya.

Pagi ini kita mau lihat tentang kekecewaan, tetapi kecewanya itu bukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan. lho kok? Pada dasarnya kita kecewa karena masalah-masalah yang kita alami, dan Tuhan bisa saja menjadi sasaran kekecewaan kita.  Padahal sebagian besar masalah kita seringkali sebagai akibat dari kesalahan dan ketidaktaatan kita sendiri.

Kekecewaan terjadi ketika apa yang kita harapkan tidak terjadi, atau jika apa yang tidak kita harapkan terjadi.  Bagi orang yang percaya kepada Tuhan yang mahakasih, pertanyaan mereka mungkin bertalian dengan kenyataan bahwa Tuhan seakan membuat umatNya kecewa. Doa yang diucapkan sejak lama misalnya, tidak kunjung terjawab; dan itu membuat manusia merasa dikecewakan. Berdoa meminta kesembuhan, tetapi tidak terjadi juga. Berdoa meminta jodoh, tetapi sang jodoh tidak kunjung datang, berdoa meminta pekerjaan, tetapi belum ada lamaran yang diterima, dll. koq ikut Tuhan Yesus malah jadi gini? kok sejak saya ikut pelayanan malah jadi tambah banyak tantangan? apa sih susahnya bagi Tuhan untuk mengabulkan permintaan saya, mengapa tidak dikabulkan?

Ada orang yang kecewa dengan Tuhan, akhirnya memilih meninggalkan Tuhan, karena Tuhan tidak seperti yang dia harapkan. Tuhan tidak seperti yang ada didalam gambaran dia. Ini sangat keliru !

Pada intinya, bagi manusia kekecewaan adalah rasa sedih karena kita tidak mengerti mengapa sesuatu berjalan tidak sesuai dengan pengharapan kita. Kekecewaan belum tentu dosa, karena Tuhan juga sering dikecewakan oleh manusia sekali pun Ia tahu segala yang akan terjadi dan penyebabnya.


Tuhan mengatakan terlebih dahulu kepada murid-muridNya untuk tidak kecewa dan menolak DIA. Tuhan tidak sedang memohon kepada murid-muridNya, pliss jangan pergi. Tetapi Yesus sedang memberitahu bahwa kesulitan hidup yang mereka akan hadapi itu akan segera terjadi, jangan mereka kecewa terhadap YESUS. Bisa saja mereka tadinya mungkin berharap Yesus menjadi raja, tetapi kok Yesus malah mati diatas kayu salib? Jelas itu mengecewakan mereka. 

Salah satu orang yang hampir kecewa adalah rasul Paulus, yang menderita karena suatu sebab. Apakah penderitaan itu adalah penderitaan fisik, spiritual atau emosional, tidaklah ada orang yang bisa memastikan. Tetapi ia jelas sangat menderita karena ia mengatakan bahwa ia mempunyai suatu “duri dalam daging”. Jika duri itu tidak mematikan tubuh jasmaninya, jelas bahwa ia merasa sakit sekali. Karena itu ia sudah berseru tiga kali untuk memohon pertolongan. Tetapi seakan Tuhan tidak mendengar.

Tuhan malahan memberi Paulus pengetahuan bahwa Ia sendiri sudah “menyuruh” utusan iblis untuk menyiksa Paulus. Bagaimana Tuhan yang mahakasih bisa membiarkan iblis untuk mengganggu Paulus adalah hal yang menakutkan semua orang percaya. Tetapi itu bukanlah hal yang tidak mungkin, karena Ayub yang sangat taat kepada Tuhan juga mengalami penderitaan yang sangat besar ketika Tuhan mengizinkan iblis untuk menyerang Ayub (Ayub 1: 12). Tetapi Ayub bukanlah orang yang bodoh; ia mengerti bahwa Tuhan mempunyai maksud tertentu dalam semua yang dialaminya. Tuhan adalah Tuhan yang mahakasih dalam semua keadaan.

Tahukah Paulus maksud Tuhan dengan membiarkan dirinya menderita? Mungkin saja ia pada mulanya tidak mengerti hal itu. Karena itu, Paulus memohon sampai tiga kali agar Tuhan melepaskannya dari duri itu. Jika ia mengerti apa maksud Tuhan dari mulanya, tentu Paulus sebagai rasul tidak perlu memohon kelepasan. Tetapi, melalui pergumulannya, Paulus kemudian mengerti bahwa semua itu terjadi agar ia tidak meninggikan diri. Sebagai anak Tuhan, Paulus bisa saja merasa sombong jika Tuhan selalu memberikan kenyamanan, kesuksesan dan kemakmuran kepadanya.

Pagi ini, jika kita mengalami penderitaan dan kekecewaan karena orang lain, karena lingkungan,  atau karena diri kita sendiri, kita harus menyadari bahwa seperti Ayub dan Paulus, kita pun pengikut Tuhan. Bagi pengikut Tuhan, penderitaan hidup adalah hal yang biasa.

Berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh sebagian orang Kristen, kita harus menghindari kebodohan manusia yang merasa bahwa Tuhan harus selalu melimpahkan berkatNya dalam bentuk apa yang enak saja. Ada orang berpikir kalau ikut Yesus itu serba enak, meminta apa saja dikabulkan, jalan diperlancar, pokoknya indah deh. Padahal belum tentu demikian adanya, bisa saja lebih sulit dari sebelumnya, tetapi ada janji Tuhan bahwa DIA tetap menyertai kita. Justru melalui pergumulan hidup kita bisa menerima berkat yang besar yaitu iman yang makin teguh kepada Dia. Jangan mudah kecewa, apalagi kepada Tuhan!

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment