Tuesday, October 20, 2020

MENGHAKIMI

Daily Devotion Alive and Transformed 

Yoh 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Tuhan Yesus menjelaskan bahwa salah satu peran Roh Kudus adalah menginsafkan dunia akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Sejak manusia jatuh kedalam dosa, maka iblis menjadi penguasa dunia, seluruh umat manusia berada didalam cengkraman iblis. Mereka tidak bisa melawan dorongan dosa, keinginan daging. Manusia lebih cenderung untuk berbuat dosa. Hati berkehendak tetapi tubuh lemah.

Tetapi kematian Yesus Kristus diatas kayu salib, telah meremukkan pekerjaan iblis, meremukkan kepala ular. Iblis dikalahkan kuasanya. Sehingga manusia terlepas dari cengkraman iblis dan memiliki hidup yang kekal.

Roh Kudus menginsafkan orang dan memberikan pengertian bahwa Iblis sudah dikalahkan di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11), sehingga kita tidak perlu takut dan bimbang lagi atas masa depan kita. kita adalah anak-anak Allah yang penuh otoritas ilahi. Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa setan adalah musuh yang sudah dikalahkan, jangan mau diperhamba lagi. kita adalah orang yang sudah dimerdekakan, jangan biarkan setan membelenggu hidupmu lagi.

1 Kor 14:24-25 dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran Roh Allah di dalam suatu jemaat dikenali dengan penyingkapan dosa orang yang belum percaya (yaitu, rahasia hati mereka) yang diikuti dengan keinsafan untuk bertobat dan menerima keselamatan.

Jelaslah bahwa Roh Kudus memakai setiap orang yang dipenuhi-Nya untuk menjadi mitra kerja Allah dalam menginsafkan dunia, orang-orang yang tidak/belum percaya akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Namun yang perlu diingat adalah bukan kita yang menghakimi dunia, melainkan kita memperingatkan mereka akan penghakiman yang akan datang dari Allah dan menimpa kepada mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Hanya Roh Allah yang berhak menghakimi manusia.

Saat kita melihat ada satu orang jatuh, atau salah melangkah, kecenderungan kita adalah cepat menghakimi, mengomentari ini itu, sehingga bisa saja menyebabkan orang yang mendengarnya menjadi sakit hati. Kita tidak perlu ambil bagian Allah didalam menghakimi. Karena kita tidak sempurna, dan penghakiman kita juga belum tentu benar dan adil.

Tak perlu diajari atau menempuh pendidikan formal bagi seseorang untuk melihat kelemahan, kekurangan atau kesalahan orang lain.  Semua orang mudah sekali melihat dosa, kesalahan dan kekurangan orang lain, sekalipun itu kecil sekali.  Sebaliknya kekurangan, kelemahan atau kesalahan yang ada di dalam diri sendiri, sekalipun itu besar, tak mudah dilihat, apalagi diakui.  "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?"  (Matius 7:3).

Ketika ada saudara seiman yang jatuh dalam dosa, ketika ada hamba Tuhan besar jatuh karena terlibat suatu skandal, kita bisa langsung ribut memperbincangkannya, seolah-olah kita ini orang yang paling suci, paling benar, dan tak pernah melakukan kesalahan.  Ketika ada saudara yang mengalami pergumulan berat, sakit yang tak kunjung sembuh, kita langsung jadi hakim dadakan:  ini pasti karena dosa, atau kurang sungguh-sungguh didalam Tuhan. 

Adakah orang yang luput dari kesalahan?  Adakah manusia yang sempurna, bahkan hamba Tuhan besar yang sudah diurapi Tuhan dan diperlengkapi dengan berbagai karunia pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan,  "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!"  (Roma 14:13).  Banyak sekali ayat di Alkitab yang mengingatkan kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain, sebab hal ini jahat di mata Tuhan.

Yakobus menegaskan bahwa  "Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?"  (Yakobus 4:12).  Jika saat ini kita masih merasa sebagai orang yang paling benar, paling suci, dan memandang orang lain sebagai pihak yang salah dan penuh kekurangan, bertobatlah!  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi."  (Matius 7:1).  Jika ada saudara kita yang lemah dan jatuh, ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kasih:  memperhatikan, menolong dan menguatkan dia, jangan malah menjadi hakim atas hidupnya.

"Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  Galatia 6:4

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment