Daily Devotion Alive and Transformed
Yoh 16:8 Dan kalau Ia
datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan
dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena
Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman,
karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Tuhan Yesus menjelaskan bahwa salah satu peran Roh Kudus
adalah menginsafkan dunia akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah
dihukum.
Sejak manusia jatuh kedalam dosa, maka iblis menjadi
penguasa dunia, seluruh umat manusia berada didalam cengkraman iblis. Mereka tidak
bisa melawan dorongan dosa, keinginan daging. Manusia lebih cenderung untuk
berbuat dosa. Hati berkehendak tetapi tubuh lemah.
Tetapi kematian Yesus Kristus diatas kayu salib, telah meremukkan
pekerjaan iblis, meremukkan kepala ular. Iblis dikalahkan kuasanya. Sehingga manusia
terlepas dari cengkraman iblis dan memiliki hidup yang kekal.
Roh Kudus menginsafkan orang dan memberikan pengertian bahwa
Iblis sudah dikalahkan di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11), sehingga kita
tidak perlu takut dan bimbang lagi atas masa depan kita. kita adalah anak-anak
Allah yang penuh otoritas ilahi. Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa setan
adalah musuh yang sudah dikalahkan, jangan mau diperhamba lagi. kita adalah
orang yang sudah dimerdekakan, jangan biarkan setan membelenggu hidupmu lagi.
1 Kor 14:24-25 dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran Roh
Allah di dalam suatu jemaat dikenali dengan penyingkapan dosa orang yang belum
percaya (yaitu, rahasia hati mereka) yang diikuti dengan keinsafan untuk
bertobat dan menerima keselamatan.
Jelaslah bahwa Roh Kudus memakai setiap orang yang
dipenuhi-Nya untuk menjadi mitra kerja Allah dalam menginsafkan dunia,
orang-orang yang tidak/belum percaya akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
Namun yang perlu diingat adalah bukan kita yang menghakimi dunia, melainkan
kita memperingatkan mereka akan penghakiman yang akan datang dari Allah dan
menimpa kepada mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Hanya Roh Allah
yang berhak menghakimi manusia.
Saat kita melihat ada satu orang jatuh, atau salah melangkah,
kecenderungan kita adalah cepat menghakimi, mengomentari ini itu, sehingga bisa
saja menyebabkan orang yang mendengarnya menjadi sakit hati. Kita tidak perlu
ambil bagian Allah didalam menghakimi. Karena kita tidak sempurna, dan
penghakiman kita juga belum tentu benar dan adil.
Tak perlu diajari atau menempuh pendidikan formal bagi
seseorang untuk melihat kelemahan, kekurangan atau kesalahan orang lain. Semua orang mudah sekali melihat dosa,
kesalahan dan kekurangan orang lain, sekalipun itu kecil sekali. Sebaliknya kekurangan, kelemahan atau
kesalahan yang ada di dalam diri sendiri, sekalipun itu besar, tak mudah
dilihat, apalagi diakui. "Mengapakah engkau melihat selumbar di
mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui?" (Matius 7:3).
Ketika ada saudara seiman yang jatuh dalam dosa, ketika ada
hamba Tuhan besar jatuh karena terlibat suatu skandal, kita bisa langsung ribut
memperbincangkannya, seolah-olah kita ini orang yang paling suci, paling benar,
dan tak pernah melakukan kesalahan.
Ketika ada saudara yang mengalami pergumulan berat, sakit yang tak
kunjung sembuh, kita langsung jadi hakim dadakan: ini pasti karena dosa, atau kurang
sungguh-sungguh didalam Tuhan.
Adakah orang yang luput dari kesalahan? Adakah manusia yang sempurna, bahkan hamba
Tuhan besar yang sudah diurapi Tuhan dan diperlengkapi dengan berbagai karunia
pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan,
"Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih
baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau
tersandung!" (Roma 14:13). Banyak sekali ayat di Alkitab yang mengingatkan
kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain, sebab hal ini jahat di mata
Tuhan.
Yakobus menegaskan bahwa
"Hanya ada satu Pembuat hukum
dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi
siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?" (Yakobus 4:12). Jika saat ini kita masih merasa sebagai orang
yang paling benar, paling suci, dan memandang orang lain sebagai pihak yang
salah dan penuh kekurangan, bertobatlah!
"Jangan kamu menghakimi,
supaya kamu tidak dihakimi."
(Matius 7:1). Jika ada saudara
kita yang lemah dan jatuh, ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan
kasih: memperhatikan, menolong dan
menguatkan dia, jangan malah menjadi hakim atas hidupnya.
"Baiklah
tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat
keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." Galatia 6:4
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment