Monday, November 9, 2020

MILIK KRISTUS

 Serial Milik Kristus -1

Daily Devotion Alive and Transformed

Yoh 17:9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu

17:10     dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.

Kita adalah milik Kristus, dan kita juga adalah milik Bapa. Ada banyak hak istimewa yang kita miliki sebagai milik Kristus dan ada juga banyak hal yang harus kita tanggalkan karena kita sudah menjadi milik Kristus. 


"...dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:"  1 Korintus 6:19-20

Karena kita sudah ditebus oleh Kristus, maka hidup kita ini bukannya kita lagi, tetapi kita menjadi milik Kristus. Lantas apakah hidup kita terkekang? Apakah kelebihannya menjadi milik Kristus? Selama beberapa hari kedepan kita akan bahas mengenai Kepemilikan Kristus atas diri kita.

Ciri utama orang yang hidup di dalam Kristus adalah tidak lagi memiliki keinginan-keinginan dari dan untuk diri sendiri.  Bagaimana mungkin orang tidak memiliki keinginan, kitakan masih hidup didalam dunia?   Setiap orang pasti memiliki keinginan, ingin sukses, ingin memiliki rumah, tanah, harta, jabatan, ingin makan yang enak-enak, ingin tamasya ke luar negri (sekarang gak bisa, ada Covid), ingin menikah, dan segala macam keinginan,  tapi maksudnya adalah orang yang sudah ditebus dan hidupnya telah dibeli dan dibayar lunas dengan darah Kristus  (menjadi umat tebusan-Nya), harus bersedia menanggalkan keinginan dirinya sendiri dan menyerahkan segala keinginannya kepada kehendak Kristus.  Kata  'lunas'  menunjukkan bahwa hidup kita ini bukan milik kita lagi, tetapi sudah menjadi milik Tuhan sepenuhnya.  Karena itu segala keinginan dan cita-cita pribadi harus diselaraskan dengan kemauan dan kehendak Tuhan, bukan menurut kemauan dan kehendak sendiri.

Lho memangnya kita ditebus dari apa, sebelum ikut Kristus? Sebelum saudara ikut Yesus, sepertinya saudara hidup untuk dirimu sendiri, bebas sesuka hati, tetapi sebenarnya hidup saudara berada dibawah hukum dosa, saudara mau lepas dari dosa, tidak bisa, yang nanti akan berakhir dengan maut.

Selama kita masih memiliki keinginan, kehendak, atau agenda hidup pribadi, kita tidak dapat dimiliki sepenuhnya oleh Tuhan, sehingga rencana-Nya takkan bisa digenapi.  Jika kita sudah menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada Tuhan barulah kita mencapai taraf demikian:  "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."  (Galatia 2:19-20).  Menjadi milik Kristus berarti segala keinginan diri sendiri sudah disalibkan dengan Kristus!  Kalau begitu apakah kita tidak boleh memiliki cita-cita, ambisi, kehendak? Bukan tidak boleh, tetapi menyelaraskan segala keinginanmu, kehendakmu, cita-citamu, sesuai dengan kehendak Tuhan.  Gak bisa bertindak sesukamu. Kebanyakan keinginan kita berdasarkan keinginan daging, itu yang harus ditanggalkan.

Jadi, hidup di dalam Kristus itu ada harga yang harus dibayar:  banyak hal yang harus ditanggalkan dan dilepaskan.  Inilah yang disebut menanggalkan beban dan dosa!  "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."  (Ibrani 12:1).

Menanggalkan beban dan dosa artinya melepaskan semua keterikatan dengan kesenangan dunia dan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.  Lalu,  kita  "...melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,"  (Ibrani 12:2), artinya kita menjadikan Kristus sebagai teladan hidup.  Tidak ada cara lain untuk bisa menyenangkan hati Tuhan, selain kita harus mematikan segala keinginan diri sendiri, tunduk kepada pimpinan Roh Kudus, dan hidup hanya melakukan kehendak Tuhan.

Orang yang hidup sepenuhnya bagi Tuhan, mampu berkata,  "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."  (Lukas 22:42).

Have a blessed day !

No comments:

Post a Comment