Daily Devotion Alive and Transformed
Yoh 17:9 Aku berdoa
untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah
Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
Jika Tuhan Yesus adalah Allah mengapa Ia berdoa kepada Bapa?
Pernahkah saudara memikirkan hal ini? Keseluruhan pasal 17 ini adalah doa Yesus
kepada Bapa di Surga.
Perlu diketahui salah satu dari gelar yang disematkan kepada
Yesus adalah Imam Besar. Seorang imam besar harus berasal dari keturunan suku Lewi, sedangkan Yesus bukan berasal dari suku Lewi, tetapi garis imamat Yesus diambil dari jalur imam Melkisedek yang jauh lebih tinggi dari suku Lewi.
(Ibrani 5:6 sebagaimana firman-Nya dalam
suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut
peraturan Melkisedek.").
Tugas Imam Besar adalah sebagai perantara umat manusia
dengan Allah, sebagaimana Harun, dan keturunannya. Imam besar berdoa kepada
Allah untuk kesejahteraan umat Israel. Imam juga mendapat tugas setahun sekali
memasuki ruang maha kudus dan mempersembahkan darah korban sembelihan untuk
menghapus dosa umat Israel.
Tuhan Yesus dijadikan sebagai Imam Besar, Dia memasuki ruang
maha kudus, Dia tidak mempersembahkan darah anak domba yang tidak
bercacat cela, melainkan Dia mempersembahkan darahNya yang kudus sebgai korban
sembelihan yang tidak bercacat cela. Tidak hanya menghapus dosa umat Israel
tetapi dosa seluruh umat manusia.
Yesus berdoa di Yoh 17 ini adalah Dia sebagai Imam Besar
Agung menyampaikan doa untuk umatNya, murid-muridNya, pengikutNya. Tuhan Yesus
mendoakan kita, dengan kata lain, DIA jurusyafaat kita, Pembela kita dihadapan
Allah Bapa. Sama seperti seorang yang ada dipengadilan, maka ada pengacara yang
menjadi pembela dia dalam menangani kasusnya, agar dia terbebas, atau minimal
hukumannya diperingan. Yesus membela kita dihadapan Bapa. Sama seperti Musa
menjadi jurusyafaat bagi Israel, ketika murka Tuhan datang atas mereka. Musa
memperlunak hati Allah, agar tidak menghukum Israel. Yesus tahu kekurangan
kita, Yesus tahu kita jatuh bangun dalam melakukan kehendak Allah, maka Dia
menjadi jurusyafaat kita dihadapan Bapa.
Karena Yesus pernah menjadi manusia, maka Dia tahu setiap
kelemahan manusia, sehingga Yesus dapat merasakan segala yang kita rasakan.
Ibrani 4:14-16 Karena
kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit,
yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Jadi, orang-orang percaya memiliki Imam Besar Agung yang
amat sempurna, bukan saja untuk mampu menghadapi berbagai cobaan hidup, tetapi
juga untuk mendekati tahta kasih karunia Allah dengan penuh keberanian. Dan ini
adalah pengharapan dan sumber kekuatan baru bagi orang-orang percaya dalam menjalani
kehidupannya, termasuk dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.
Imam Besar Agung kita amat memahami dinamika kehidupan
manusia, secara khusus kehidupan orang-orang percaya. Mengapa? Karena Dia
pernah menjadi manusia, sama seperti kita, hanya saja Dia tidak berbuat dosa.
- Yesus lahir dan besar dalam keluarga yang amat sederhana, bahkan miskin, jadi Dia tahu seperti apa rasanya hidup miskin itu, hidup dalam keadaan terbatas, hidup dalam kesusahan.
- Yesus pernah mengalami kesulitan, jadi Dia memahami kesulitan-kesulitan kita.
- Yesus pernah lapar dan haus, jadi Dia juga tahu betul rasa lapar dan haus yang sering kita alami.
- Yesus pernah ditolak bahkan di kampung halamannya sendiri, sehingga Dia pun amat mengerti perasaan kita ketika ditolak.
- Yesus pernah sedih dan menangis, jadi Dia amat memahami kesedihan dan tangisan-tangisan kita.
- Yesus pernah dikhianati oleh orang dekatNya, jadi Dia memahami bagaimana rasanya dikhianati.
- Yesus pernah mengalami kesakitan yang luar biasa ketika ditangkap dan disiksa atas sesuatu yang tidak pernah Dia lakukan, sehingga Dia pun mengerti rasa sakit yang sering kita alami, baik sakit fisik, sakit hati, dll.
- Yesus pernah mengalami kematian, sehingga Dia pun memahami ketakutan-ketakutan kita menghadapi kematian.
Yesus, Sang Imam Besar Agung kita, tidak seperti para
politisi yang dengan mudahnya mengatakan membela rakyat kecil dan
memperjuangkan kepentingan masyarakat miskin, sementara dia atau mereka sendiri
tidak pernah menjadi rakyat kecil dan tidak pernah menjadi miskin, malah hidup
dalam kelimpahan. Yesus, Tuhan kita, tidak seperti itu, DIA turun ke dunia,
mengambil rupa manusia, menjadi sama seperti kita, menjadi bayi, bertumbuh
seperti manusia biasa, turut merasakan segala yang dirasakan manusia. jadi
jangan ragu untuk tetap setia kepada-Nya. Yesus turut merasakan
kelemahan-kelamahan kita.
Haleluyaaa !!
No comments:
Post a Comment