Daily Devotion Alive and Transformed
Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. (Yoh 18:18)
Pernah merasakan kedinginan? Ketika merasakannya apa yang kita lakukan adalah mencari sumber kehangatan. Dan Alkitab mencatat kisah penyangkalan Petrus dimulai dengan hawa dingin yang menusuk kala malam hari di Yerusalem. Malam yang gelap dan dingin, ditambah dengan suasana hati yang galau ketika melihat Yesus Sang Guru digiring masuk ke rumah Imam Besar untuk kemudian diadili. Petrus gemetar saat itu. Di luar memang dingin, tetapi tempat yang lebih dingin lagi sebenarnya ada di dalam hatinya.
Dan dia memutuskan untuk mencari sumber perapian yang dapat menghangatkan hati dan hidupnya. Dia mencari kerumunan orang yang dapat mengalihkan perasaan sedih, bingung dan kecewa. Dan dia melihat di halaman rumah Imam Besar , ada kerumunan orang yang sedang membuat api pendiangan. Dia lalu ke sana untuk mendapatkan kehangatan.
Sayang sekali, keputusan Petrus untuk berada di sana adalah sebuah kesalahan yang fatal. Dia berdiang di api yang salah. Api unggun yang menyala dan orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya ternyata tidak dapat memberikan jawaban bagi hatinya yang dingin. Tubuhnya mungkin bisa merasa sedkit hangat, tetapi tidak dengan jiwanya.
Sampai kemudian, penyangkalan akan Kristus terjadi saat Petrus berdiang di api itu, di tengah orang-orang yang membenci Kristus.
Yoh 18:25 Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?" 18:26 Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?" 18:27 Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.
Apa yang kita pelajari dalam hal ini? Jangan pernah berdiang di api yang salah. Tidak seperti Petrus, murid Yesus yang lain, yaitu Yohanes, dia memilih untuk mengikuti Yesus sampai memasuki Rumah Imam Besar. Sama-sama merasakan kedinginan, Yohanes memilih untuk tetap berjalan bersama Kristus, meskipun itu artinya memasuki area yang sangat menakutkan, tetapi itu justru melindungi dia dari pertanyaan yang tidak diduga. Petrus, saat itu terdistraksi dengan api yang menyala dan kerumunan orang, berharap mendapatkan rasa hangat dari mereka. Keputusan yang akhirnya membawa kepada penyangkalan akan Kristus. Hanya karena berdiang di api yang salah.
Ingat hari ini untuk mendapatkan Firman Tuhan, Sang Api sejati, untuk dekat dengan Kristus, Tiang Api yang sejati. Musim dingin mungkin akan datang, tetapi Api itu tidak akan dipadamkan oleh dinginnya suasana kehidupan yang kita hadapi. Biarlah Api Kristus selalu menjadi Sumber Kehangatan kita.
Thank you Ko Jacub for providing some revelation on this verse. God bless you
ReplyDelete