Saturday, January 16, 2021

Sarungkan Pedangmu itu

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

"Kata Yesus kepada Petrus: 'Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?'"  Yohanes 18:11

Untuk menang orang-orang dunia akan menggunakan segala cara, jika perlu dengan kekerasan disertai ancaman, menjegal, menindas, bahkan kalau perlu 'memangsa'  sesamanya, seperti istilah homo homini lupus  (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya)  yang telah ada sejak tahun 195 SM, dicetuskan oleh Plautus dalam karyanya berjudul  "Asanaria".  Mereka juga berprinsip setiap kejahatan harus di balas dengan kejahatan yang setimpal, atau malah lebih kejam. Istilah dunia Perjanjian Lama, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Dengan kata lain, kamu pukul mata saya, saya pukul balik lagi mata kamu.

     Tetapi firman Tuhan mengajarkan:  "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!... Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"  (Roma 12:17, 18, 20, 21).  Karena itulah Yesus dengan tegas berkata kepada Petrus,  "Sarungkan pedangmu itu;"  (ayat nas). 


Teguran ini bisa jadi membuat Petrus kecewa.  Ingin membela Tuhan Yesus tetapi kok justru malah dimarahi dan diperintahkan menyarungkan pedangnya;  bermaksud membela Guru namun ia justru disalahkan, dan serasa dipermalukan di depan orang banyak.  Pernyataan Tuhan Yesus ini menunjukkan bahwa Dia anti kekerasan.  Sampai kapan pun kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah, sebaliknya justru semakin memperburuk masalah, berakibat hal-hal negative.

Pertengkaran dalam rumah tangga tidak akan terselesaikan kalau keras lawan keras. Suami berteriak keras, istri membalas dengan lebih keras lagi, lantas saling sahut menyahut dengan nada semakin tinggi, apakah akan ada penyelesaian? Banyak rumah tangga gagal, karena keras dilawan dengan keras. Hati yang sedang sakit akan cenderung membalas dengan menyakiti orang lain pula.

Mendidik anak yang keras kepala tidak bisa ditundukan dengan kekerasan pula. Ini bukan bearti tidak boleh mendisiplin anak. Kalau anak salah, perlu ditegor dan di koreksi. Tetapi saat anak menunjukkan keras kepala nya, tundukkan dengan kasih, lunakkan suaramu, tahan emosi.

Tuhan mencegah Petrus untuk tidak melakukan kekerasan, "Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik."  (Amsal 16:29).  Tuhan Yesus anti kekerasan, tetapi bukan berarti DIA takut atau lemah, Dia adalah Tuhan yang sangat tegas tanpa kompromi. Kalau Yesus mau, maka Dia bisa memanggil Pasukan Malaikat untuk membinasakan orang  yang akan menangkapNya.

Mat 26:52 Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.

26:53     Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?

Apa yang disampaikan ini Yesus melarang murid-muridnya melakukan kekerasan, perang dan pedang dalam keadaan apapun. Tuhan Yesus melarang keras murid-murid melegitimasi kekerasan. Hal inilah yang membedakan ajaran Yesus dengan tokoh-tokoh dunia lainnya.

Dunia ini mengagungkan tokoh heroik yang mengidolakan aktor yang mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya dengan perkasa di medan perang. Namun Yesus memberikan jalan baru : menaklukkan dunia bukan oleh pedang dan perang. Yesus menyampaikan jalan damai. Menghentikan segala kegeraman, kekesalan dan amarah dalam keadaan diperlakukan tidak adil dengan jalan damai dan kasih.

Ada istilah, kalau macam-macam, hmm… golok ini yang akan berbicara. Tetapi ajaran Yesus bertolak belakang, Sarungkan pedangmu merupakan perintah bagi kita menempuh setiap persoalan yang kita hadapi melalui jalan damai dan tanpa kekerasan. Pedang tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan memperpanjang masalah. Ampuni dan berkati orang yang bersalah kepadamu, doakan mereka agar bertobat dan menginsafi kesalahannya dan memperbaiki kelakuannya. 

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kekerasan harus dihadapi dengan kasih.  Meski dunia dipenuhi kejahatan dan kekerasan, orang percaya dituntut tetap mempraktekkan kasih, karena Tuhan tidak pernah mengajarkan kita melakukan pembalasan.  Pembalasan adalah hak Tuhan  (Roma 12:19).

Have a blessed weekend !

No comments:

Post a Comment