Daily Devotion – Called, Chosen, Blesse
Yoh 19:23 Sesudah
prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu
membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan
jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya
satu tenunan saja.
19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada
yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi
baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya."
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi
atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Kejadian membagi jubah ini ternyata sudah dinubuatkan ratusan
tahun sebelumnya didalam kitab Mazmur 22:19 : “Mereka membagi-bagikan pakaianku
di antara mereka, dan juga mereka membuang undi di atas jubahku”
Kematian Yesus diatas kayu salib adalah sudah menjadi bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Setidaknya ada sekitar 40 ayat lebih tentang Tuhan Yesus di Perjanjian Lama. Ini menunjukkan bahwa kehadiran Yesus di dunia ini bukan secara kebetulan, tetapi benar-benar sudah ada didalam agendaNya Allah. KasihNya Allah terhadap manusia tidak perlu diragukan lagi, tinggal bagaimana kita meresponinya. Apakah kita menerima atau menolakNya?
Ketika Yesus datang ke dunia ini, apa yang kita bayangkan?
Seseorang yang sangat sederhana, memakai pakaian kotor, hidup seperti pendekar Kaipang yang compang-camping? Ternyata Yesus tidaklah seperti itu.
Sebelum Yesus disalib, para prajurit membuang undi atas
pakaian yang Yesus kenakan. Pakaian yang Yesus kenakan ternyata pakaian yang
tidak berjahit, tidak bersambung-sambung. Pakaian seperti itu adalah pakaian
yang mahal maka para prajurit tidak membaginya melainkan membuang undi untuk
pakaian yang utuh. Mereka ingin memiliki jubah tanpa potongan itu, Mereka sangat tertarik akan apa yang Yesus miliki.
Mereka menyadari betapa mahalnya jubah yang dipakai Yesus,
akan tetapi mereka tidak menyadari seberapa mahal darah Yesus yang telah
tercurah. Mereka hanya mengingini jubah Yesus tapi bukan pribadi dari Yesus itu
sendiri. Perhatian mereka tertuju pada jubah yang Yesus pakai.
Sungguh ironis, tapi bukankah terkadang kita seperti itu?
Kita seringkali hanya menginginkan berkat-Nya tapi menolak pribadi-Nya. Menginginkan
jubahNya tanpa memperdulikan pribadi Yesus. Menginginkan apa yang Yesus miliki
tanpa peduli atas keberadaanNya. Menginginkan berkat tetapi mengabaikan sang
pemberi berkat.
Lebih banyak waktu yang terpakai untuk menikmati berkat Tuhan, ketibang sediakan waktu dengan sang Pemberi berkat. Sibuk sana sini dengan segala macam urusan, seperti Martha yang sibuk di dapur, sementara Yesus dibiarkannya duduk menanti. Sibuk dengan pekerjaan , karir, bisnis, segala macam urusan, seperti murid-murid yang sibuk mengurusi perahu yang sedang dihantam gelombang, badai, sehingga melupakan Yesus dan membiarkan Dia tertidur di perahu, karena tidak dilibatkan dalam kegiatan mereka.
Kerinduan Yesus adalah untuk kita dapat bersekutu intim
denganNya. Kita sudah banyak menerima berkat, pertolongan dari Tuhan, marilah
sekarang kita focus kepada Dia sang pemberi berkat.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment