Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed
Efesus 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak
Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus
Yesus.
Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus, itu terlihat dari
awal kalimat ini. Paulus menyadari bahwa dia diangkat menjadi rasul (utusan)
adalah oleh karena kehendak Allah, bukan karena dia yang mengangkat dirinya
sendiri. Tuhan yang telah memilih dia untuk menjadi alatNya, Tuhan yang
mengutus dia untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain dan menjadi pembawa berita
injil.
Saat Paulus menulis surat ini, ia sebagai seorang tahanan di
Roma, tetapi ia tidak di penjara, melainkan tinggal dalam sebuah rumah yang
diawasi oleh para prajurit Roma, tangannya terbelenggu dengan tangan seorang
prajurit lain, sehingga ia tidak bebas bergerak. Ia sedang menunggu panggilan
untuk pengadilan kaisar, sebab waktu di Yerusalem, Paulus naik banding kepada
kaisar. Walaupun dalam pengawasan pemerintah Roma, Paulus masih diizinkan untuk
menerima ntamu di rumahnya. Sehingga ia bisa berbicara tentang Injil Tuhan
kepada mereka. Meski Paulus terbelenggu, tetapi injil tidak terbelenggu. Injil
tetap menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan banyak orang, khususnya di
Efesus melalui tulisan Paulus.
Paulus tadinya penganiaya jemaat, bahkan dia org yang paling
semangat untuk menangkapi orang Kristen, pembenci org Kristen, tetapi Allah
menangkap dia untuk menjadi alatNya.
Orang yang jahat luarbiasa, dapat Tuhan ubahkan menjadi utusannya. Tidak
ada yang mustahil bagi Allah kita. Begitu banyak pula kesaksian dari mereka
yang tadinya pembenci Kristus, perusak gereja, menganiaya jemaat, mereka
sekarang menjadi hamba Tuhan. Dan masih banyak lagi, Saulus-saulus penganiaya
umat Tuhan yang akan dipanggil Tuhan.
Paulus menyebut dirinya sebagai utusan Yesus Kristus. Sebab Yesus Kristus yang sudah memanggil, menyelamatkan dan mengurapinya, ketika ia berada dalam perjalanan ke Damsyik untuk membunuh orang Kristen
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat (skeuos =
bejana) pilihan (ekloge = terpilih) bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada
(enopion = dihadapan) bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang
Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang
harus (dei = mengikat, wajib) ia tanggung oleh karena nama-Ku."
(Kis.9:15,16). Paulus mengaitkan dirinya dengan Yesus yang mengutusnya, sebab
Ia tidak ingin berjalan tanpa perintah Tuhan. Dalam perjalanan hidupnya,
semakin ia mengenal Yesus, semakin ia tunduk dan menyerahkan seluruh
hidupnya kepada Yesus. Dalam situasi kondisi yang tidak menentu seperti
sekarang ini, tidak ada jalan lain selain kita pasrah kepada Tuhan, menyerahkan
segala rencana kita kedepannya. Jangan pernah berjalan tanpa tuntunan Tuhan.
Paulus menjadi rasul oleh karena kehendak Tuhan yang
memanggilnya. Tuhan yang menetapkan dia. Tuhan mendelegasikan dan Tuhan empower
dia untuk dapat melaksanakan tugasnya itu. Allah telah memanggil Paulus, Allah
juga telah memanggil saudara menjadi anak-anakNya. Kita tidak datang dengan
kemauan sendiri, tetapi ada tangan Bapa di Surga yang mengarahkan kita untuk
datang kepada Yesus. Saat Bapa menggerakkan hati kita, kita meresponinya, maka
kita datang kepada Yesus.
Yoh 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku,
jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan
pada akhir zaman.
Saudara adalah orang panggilan Allah, saudara menjadi bangsa
yang terpilih karena respon saudara terhadap panggilan Tuhan. Kita bersyukur kita telah memiliki hidup yang
kekal didalam Kristus. Kita menjalani hidup di dunia seperti manusia lainnya, tetapi
kita juga adalah bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah. karena itu prinsip
hidup sebagai anak-anak kerajaan Allah harus kita jalani.
Have a blessed day !
No comments:
Post a Comment