Jemaat Tiatira
Setelah kita berhenti sejenak, mulai hari ini saya akan lanjutkan
pembahasan kitab Wahyu, baik renungan pagi maupun renungan video gereja oikos
online.
Wahyu 2:18 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan
kaki-Nya bagaikan tembaga:
2:19 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun
imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang
terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan
wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan
hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
2:21 Dan Aku
telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari
zinahnya.
Kota Tiatira tidak begitu terkenal, relatif kecil
dibandingkan kota-kota lain yang disebut dalam surat-surat ini. Awalnya Tiatira
didirikan sebagai kota pertahanan untuk melindungi kota Pergamus yang adalah
pusat pemerintahan, penduduknya kebanyakan para pekerja middle class. Tapi di
kota yang tidak terlalu signifikan ini, Tuhan kita memberikan peringatan bagi
semua gereja tentang suatu pattern yang sangat penting kita semua ketahui.
Tuhan memperkenalkan diri-Nya di ayat 18 dengan: “Inilah
firman Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api… “. Mata bagaikan nyala api
melambangkan sifat Allah yang Mahatahu,
sifat Allah yang menyelidik sampai ke dalam, mata Allah yang terang, yang tidak
tertutup oleh kegelapan apapun, mata yang bisa menembus sampai ke dalam. Hal
ini juga sudah muncul di Perjanjian Lama, seperti Daniel 10, Allah digambarkan sebagai yang mata-Nya seperti
suluh yang menyala-nyala.
Lalu kesalahan apa yang ditegur dari gereja ini? Kesalahan
mereka adalah: mereka kompromi dengan mereka yang
menyeleweng. Jika di Efesus problemnya adalah mereka tidak kompromi sama
sekali, mereka tidak mau menurunkan standar sedikit pun, tidak ada ruang sama
sekali untuk orang-orang yang berbeda dengan mereka; di Tiatira problemnya
justru kompromi yang kebablasan, yang kemudian membawa kepada
problem-problem yang lain. Itulah gambaran situasinya.
Kisah Lot yang tinggal dan berbisnis dengan penduduk kota Sodom
menjadi contoh yang nyata, dimana Lot kompromi dengan
penduduk kota Sodom. Lot semula memiliki niat hati yang murni tinggal dekat
Sodom karena memiliki mata air yang melimpah yang dibutuhkan oleh ternaknya. Tetapi saat dia
tinggal disana, pelan-pelan dia mulai toleransi dengan penduduk kota Sodom,
kebiasaan mereka, pola pikir, pandangan hidup mereka memasuki hidup Lot.
2 Petrus 2:7-8 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang
benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak
mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja. Sebab orang
benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar
perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu
tersiksa.
Seharusnya Lot cepat memutuskan untuk segera pindah dari
Sodom, tetapi Lot tidak berpikir demikian, sampai akhirnya hukuman Tuhan datang
atas kota Sodom Gomora.
Kembali kepada jemaat di Tiatira. Mengapa mereka menolerir
atau kompromi dengan Izebel dan ajarannya? Izebel di bagian ini bukan nama orang, sebagaimana surat-surat
sebelumnya yang dikatakan “pengikut Nikolaus”, “pengikut Bileam”, kita
tahu bahwa itu cuma istilah. Nikolaius
cuma istilah untuk “penghancur jemaat”, bukan nama orang karena tidak mungkin juga
ada aliran dalam jemaat yang menamakan diri “penghancur jemaat”. Istilah itu
adalah tentang yang Tuhan lihat sesungguhnya pada orang-orang tersebut. Ada
kemungkinan perempuan itu ditulis sebagai “Izebel”, sengaja untuk mengejutkan
jemaat Tiatira waktu mereka membaca surat ini, bahwa itu adalah Izebel. Mereka
mungkin sama sekali tidak menyangka bahwa perempuan itu adalah Izebel karena
mereka tidak melihatnya demikian. Mereka pikir ajaran ini bagus, nasihat ini
masuk akal, nyaman bagi jiwa. Ternyata ada bahaya didalamnya.
Seringkali tidak sadar bahwa itu dosa, sampai harus dikejutkan “itu
sebenarnya dosa!” Tuhan ingin kita sadar dan mengetahui bahwa itu adalah dosa.
Kompromi yang sering terjadi adalah
Menikah dengan orang
tidak seiman, its okay. Toh masing-masing punya jalan sendiri, siapa tahu,
nanti saya dapat memenangkan dia?
Berjudi is okay, siapa tahu menang dan sebagian uangnya bisa
saya sumbangkan ke gereja.
Its okay untuk punya TTM (teman tapi mesra) toh sekedar berkawan
saja, tidak sampai lebih dalam.
kompromi tersebut sepertinya okay, tetapi berbahaya. Jangan
biarkan ajaran Izebel yang sepertinya
baik, memberikan inspirasi, tetapi mengandung racun yang mematikan.
Have a blessed day !
Amin thank you kho yakub 😇
ReplyDeleteGod bless you pak Yakub
ReplyDelete