Tuesday, July 19, 2022

SUNGAI PAHIT

 Wahyu 8:10        Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

8:11        Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.


“jatuh dari Surga bintang besar, menyala-nyala seperti obor”. Kata “dari Surga” mengingatkan kita akan kejatuhan Lucifer. Tapi karena semua Sangkakala ini terjadi di masa dispensasi Kristen, ini tidak mungkin bicara tentang kejatuhan Lucifer baik sebelum penciptaan dunia maupun saat Yesus disalib. Jadi ini tidak bicara tentang kejatuhan Lucifer itu sendiri, melainkan ini berhubungan dengan kemurtadan Lucifer yang sudah dimulainya di Surga, tetapi sekarang kemurtadan tersebut jatuh ke atas sungai-sungai dan mata-mata air.

*     Kembali yang kena adalah 1/3 bagian, berarti ini bukan seluruh dunia.

*     Dikatakan bintang menyala ini Apsintus (absinthium), yaitu racun yang pahit, meracuni sungai-sungai dan mata-mata air di mana dia jatuh.

*     Sungai dan mata air adalah air yang dipakai untuk minum, karena air tawar. Beda dengan air laut. Karena itu lambangnya pun beda. Apa lambang air yang diminum manusia? Manusia minum air supaya apa? Supaya hidup. Maka secara spiritual ini melambangkan sesuatu yang  membuat manusia hidup. Tentunya bukan hidup sehari-hari, tetapi hidup kekal. Apa yang membuat manusia bisa mendapatkan hidup kekal? Kebenaran Tuhan yang membawa kepada hidup kekal.

Yohanes 4:14 Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.

Wahyu 21:6 Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

Jadi mata air itu adalah simbol kebenaran, air juga melambangkan Roh Kudus yang membawa manusia kepada pertobatan dan kebenaran. Tapi sekarang mata-mata air, sungai-sungai yang memberi minum manusia supaya hidup, dipolusi oleh bintang menyala Apsintus ini, racunnya yang pahit mengakibatkan manusia yang minum bukannya hidup melainkan banyak yang binasa.

Apa ini maksudnya? Sumber-sumber kebenaran yang membawa manusia kepada hidup kekal, tercemar oleh bintang menyala Apsintus ini, yang adalah kemurtadan Setan. Ajaran-ajaran gereja yang tadinya benar dan murni, yang membawa manusia kepada hidup kekal sekarang justru tercemar oleh kemurtadan Setan yang mengakibatkan manusia binasa.

*     air segar juga melambangkan sumber air kehidupan, yaitu ajaran mereka yang bijak.

Amsal 13:14 Ajaran orang bijak adalah sumber air kehidupan, untuk mengalihkan orang dari jerat-jerat maut.

2 Petrus 2:17 Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering.

*     Sumber air kehidupan ternyata identik juga dengan takut akan Tuhan.

Amsal 14:27 Takut akan TUHAN adalah sumber air kehidupan, untuk mengalihkan orang dari jerat-jerat maut.”

Kalau sumber air kehidupan ini tercemar, itu membuat orang tidak lagi takut akan Tuhan, dengan kata lain berani melanggar perintah Tuhan. Akibatnya orang-orang ini akhirnya binasa.

Pengajaran yang menyimpang akan semakin banyak menjelang kedatangan Tuhan Yesus, sehingga mengakibatkan banyak kematian rohani.

Di akhir zaman pula banyak orang menjadi kepahitan, hidup mereka merasa pahit, pahit terhadap pendeta, pahit terhadap gereja, pahit terhadap pasangan, mertua, boss, majikan, sesama pelayan Tuhan. akibat menyimpan kepahitan, maka aliran sukacita terhambat, yang ada kekesalan, amarah, kebencian.

Jangan simpan kepahitan !

Have a blessed day !

Friday, July 15, 2022

GUNUNG BESAR BERAPI

Wahyu 8:8     Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,

8:9     dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Didalam menafsirkan kitab Wahyu, banyak symbol yang dipakai. Itu semua dapat berarti kondisi yang telah terjadi atau dapat pula yang akan terjadi lagi di kemudian hari, dalam arti kata nubuatan.

Secara sejarah, sangkakala kedua ini, dapat diartikan tentang kejatuhan pemerintah Roma di masa lalu.

*     Di Alkitab “gunung” melambangkan negara/kerajaan.

Yer 51:25 Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.

Menurut Yeremia di atas, “gunung” melambangkan juga kerajaan. Di Yeremia 51:25 di atas, yang dilambangkan gunung adalah kerajaan Babilon.

*     Gunung besar ini dikatakan “menyala-nyala oleh api”  Jadi gunung ini sedang terbakar. Api adalah sarana pembasmi yang dahsyat, karena itu selalu dipakai untuk menghancurkan sesuatu. Berarti gunung ini sedang dalam proses dihancurkan.

*     Dikatakan, gunung menyala ini “dilemparkan ke dalam laut” ~ di Alkitab “laut” atau “banyak air” itu melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, kaum-kaum.

Wahyu 17:15 Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah kaum-kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa.

Jadi gunung ini, kerajaan ini sedang dihancurkan oleh bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, kaum-kaum, orang banyak.

Kerajaan mana yang eksis ketika Yohanes menulis kitab Wahyu? Kerajaan Roma. Kita lihat bahwa kerajaan Roma setelah mengalami masa kejayaannya, kemudian di abadnya yang terakhir dia berulang-ulang diserang oleh bangsa-bangsa barbar secara berturut-turut. Di abad ke-4 Masehi Roma membagi pemerintahannya menjadi dua, Roma Barat dan Roma Timur yang beribukota di Constantinopel.

Serangan-serangan barbar ini dimulai sejak tahun 378 ketika bangsa Visigoth menyapu Roma, yang mereka ulangi lagi di tahun 410. Tahun 455 bangsa Vandal menyerang Roma, merusak dan menjarah.

Tahun 476 Roma Barat jatuh

*     Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Angka 1/3 kembali menyatakan bahwa hukuman ini bersifat lokal, tidak mengenai seluruh dunia, namun demikian tetap makan banyak korban, dilambangkan oleh “laut menjadi darah” dan “segala makhluk bernyawa di laut binasa”. Jika laut itu bangsa-bangsa, maka ini bicara tentang matinya mereka yang hidup di kerajaan itu karena serangan bangsa-bangsa barbar.

Sedangkan kapal di Alkitab melambangkan perekonomian, sudah pasti perekonomian ikut hancur bilamana negara sedang berperang.

*     Mengapa Roma? Roma banyak hutang darah, banyak sekali umat Tuhan dibantai semasa pemerintahan Roma. Sebagian besar rasul-rasul Kristus dibunuh Roma. Jadi layaklah penghakiman yang jatuh kepada kerajaan Roma.

Jadi Sangkakala Kedua adalah kejatuhan kekaisaran Roma Barat, melalui serangan-serangan Barbar, akhirnya kekaisaran yang dulu merajai dunia, kerajaan yang terkenal kejam dan keras bagaikan besi, di tahun 476 jatuh. Pembalasan Tuhan kepada mereka yang telah mengejar-ngejar, mempersekusi, membunuh umat Tuhan.

Beberapa penafsir mengatakan bahwa sangkakala kedua ini mengacu kepada akhir zaman menjelang kedatangan Yesus kedua kali. Bisa saja, gunung berapi itu ditafsirkan senjata peluru kendali yang memusnahkan dan membinasakan. Peperangan antar bangsa yang memusnahkan, sehingga banyak korban berjatuhan, seperti perang dunia 1, dan 2.


Jadi apa yang kita dapat petik dalam pelajaran ayat ini? Sangkakala adalah berbicara tentang Allah menghakimi bangsa-bangsa. Setiap bangsa yang melakukan kejahatan, kelaliman, sedang berada dalam penampihan Tuhan. Suatu saat mereka akan dihakimi, karena Allah itu Adil dan  benar. Tidak akan dibiarkan kejahatan semena-mena. Allah masih pegang kendali. HE is sovereign !

Have a blessed day !

Wednesday, July 13, 2022

HUJAN ES DAN API

 Sangkakala Pertama

Why. 8: 6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.

7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.

「Sangkakala」 atau 「tanduk」 adalah metafora yang kaya makna dalam tradisi Yahudi, salah satunya dapat ditelusuri kembali ke peristiwa Yerikho di kitab Yosua (Yos. 6), ketika para imam mengelilingi kota sambil meniupkan sangkakala, sehingga tembok-tembok yang kuat runtuh, maka kota itu jatuh ke tangan mereka. Dalam hal ini, sangkakala menunjukkan pernyataan perang dari Allah dan penghakiman-Nya. Dalam kitab Wahyu, ada tujuh sangkakala yang diberikan kepada ketujuh malaikat, kegunaannya juga sama, sangkakala-sangkakala ini mengungkap peperangan hari akhir, menyatakan bahwa Allah akan mengulurkan tangan melaksanakan penghakiman.

Setiap sangkakala dibunyikan akan membawakan bencana alam yang unik; menyebabkan tanah, laut, sungai, mata-mata air, matahari, bulan, bintang, semuanya dihancurkan sepertiga.

Secara harfiah, sangkakala 1 hingga 4 mengacu pada bencana alam, ini adalah bencana akhir zaman, sama seperti bencana perang, bencana buatan manusia dari empat meterai pertama.

Sangkakala pertama dibunyikan, terjadi hujan es, api, dan darah. Akibatnya, hanguslah pepohonan dan rumput hijau. Tanaman menjadi rusak, gagal panen, sehingga terjadi bahaya kekurangan pangan.


Tuhan pernah menurunkan hujan es di Mesir saat Tuhan menghukum Firaun. Fenomena hujan es di beberapa daerah, sering terjadi, es sebesar kelereng berjatuhan dari langit. Banyak genteng rumah, serta kaca mobil pecah karena hujan es tersebut.  Pihak asuransi akan gulung tikar, kalau hujan es terjadi meluas dan menyeluruh menimpa dunia.

Keluaran 9:22     Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya hujan es turun di seluruh tanah Mesir, menimpa manusia dan binatang dan menimpa tumbuh-tumbuhan di padang di tanah Mesir."

9:23 Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir.

9:24 Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa.

9:25 Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang ditumbangkannya.

9:26 Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada turun hujan es.

Hujan adalah hal yang biasa bagi kita, tetapi kalau hujan disertai dengan halilintar, petir ataupun guruh, menjadi sesuatu yang menakutkan dan menggetarkan hati. Sangkakala pertama ini adalah hujan es yang disertai kilat, petir, halilintar, pastilah sesuatu yang sangat menakutkan sekali. Apakah ini melanda satu daerah saja, atau menyeluruh, kita tidak tahu.

Tetapi Bencana demi bencana akan semakin nyata menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Itu sebagai pertanda untuk kita mempersiapkan diri. Didalam ayat 9:26 masih ada perlindungan bagi umat Tuhan.

Marilah kita mempersiapkan diri semakin hari semakin lekat kepada Tuhan.

Have a blessed day !

 

Thursday, July 7, 2022

DOA NAIK KE HADIRAT ALLAH

Wahyu 8:4  Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Doa-doa kita  bukanlah perkataan yang kosong belaka, tetapi doa-doa kita dikatakan naik ke hadirat Allah. Artinya doa-doa kita didengar Tuhan.  Masalah dikabulkan atau tidak, itu tergantung pertimbangan Tuhan. tetapi setidaknya suara kita didengar oleh Tuhan.

Tuhan tidak menutup telingaNya, dan tidak cuek terhadap suara kita.

"Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku."  Mazmur 66:19-20

Banyak orang Kristen begitu antusias ketika diminta untuk terlibat dalam pelayanan di gereja, entah itu sebagai usher, singer, worship leader, dan lain-lain pelayanan.  Mengapa?  Karena pelayanan tersebut berhadapan langsung dengan jemaat, alias bisa dilihat oleh banyak orang.  Tapi bila diminta untuk ambil bagian dalam pelayanan sebagai pendoa?  Respons jemaat tampak berbeda, yaitu kurang antusias.  Mengapa?  Karena pelayanan sebagai tim doa itu selain tidak dikenal oleh banyak orang, tempatnya pun di ruang yang tertutup.  Itulah sebabnya sedikit orang mau terlibat dalam pelayanan doa.  Sekilas aktivitas doa seperti tidak menghasilkan apa-apa... sudah berkorban waktu untuk berdoa, tiada hasil yang didapat.  Benarkah demikian?  Itulah mengapa sedikit orang mau bertekun di dalam doa.  Mereka enggan menyediakan waktunya untuk bertemu dengan Tuhan di dalam doa.

     Kornelius, seorang perwira Romawi yang membawahi seratus orang prajurit, sekalipun punya segudang kesibukan, tidak ada alasan bagainya untuk tidak berdoa.  Alkitab mencatat bahwa ia senantiasa berdoa kepada Tuhan  (Kisah 10:2).  Kata senantiasa berbicara tentang sesuatu yang dilakukan secara rutin dan penuh ketekunan.  Sekalipun Kornelius adalah orang non Yahudi, tapi ia memiliki kerinduan yang besar untuk mencari dan menyembah Tuhannya bangsa Israel.  Dalam tradisi, orang-orang Yahudi memiliki kebiasaan berdoa tiga kali dalam sehari yaitu jam 9 pagi, jam 12 siang, dan jam 15  (3 petang).  Jika Alkitab menyatakan bahwa Kornelius senantiasa berdoa, itu artinya Kornelius tekun berdoa pada jam-jam tersebut.

     Tidak ada doa yang sia-sia asal dilakukan dengan kesungguhan hati.  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).  Doa orang benar pasti menjangkau hadirat Tuhan.  Selain tekun berdoa, Kornelius juga orang yang saleh dan takut akan Tuhan, karena itu doa-doanya naik ke hadirat Tuhan, menyentuh hati-Nya, dan menggerakkan tangan-Nya untuk bekerja  (Kisah 10:30-31).

Kita memang tidak mengetahui cara Tuhan menjawab doa-doa kita, namun yang pasti, Ia mengingat segala apa yang pernah kita mohonkan kepada-Nya.

Have a blessed day !

Tuesday, July 5, 2022

Diperlengkapi Tuhan!

"...Tuhan telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umat-Nya."  2 Samuel 5:12

Tuhan tidak hanya memilih dan menetapkan seseorang untuk rencanaNya, Ia pun akan memperlengkapi dia dengan kuasaNya sehingga orang yang dipilihNya itu mampu mengerjakan amanat yang dipercayakan kepadanya.

     Ketika memilih Daud, Tuhan memperlengkapi dia dengan urapanNya.  Bahkan Daud mengalami pengurapan dari Tuhan sebanyak tiga kali.  Pertama, ia diurapi saat menjadi calon raja:  "Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama."  (1 Samuel 16:13).  Saat itu raja Israel adalah Saul yang akhirnya ditolak Tuhan karena ketidaktaatannya.  Jadi Daud sedang dipersiapkan untuk menggantikan  Saul.

     Setelah mendapat pengurapan, Roh Tuhan bekerja secara dahsyat dalam diri Daud.  Ia menjadi seorang muda yang luar biasa dan berdampak.  Saat Saul sedang diganggu roh jahat, Daud diundang ke istana Saul:  "...setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya."  (1 Samuel 16:23).  Oleh kuasa pengurapan Tuhan itu pula Daud mampu mengalahkan Goliat.  Kedua, Daud diurapi saat menjadi raja Yehuda,  "Kemudian datanglah orang-orang Yehuda, lalu mengurapi Daud di sana menjadi raja atas kaum Yehuda."  (2 Samuel 2:4).  Pengurapan yang ketiga:  ketika Daud diangkat menjadi raja Israel, "...datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan Tuhan; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel."  (2 Samuel 5:3).

Saat Tuhan memanggil, maka DIA melengkapi. Saat Tuhan mengutus, DIA pula yang melengkapi dan menyediakan. Saat Tuhan membawa saudara ke Singapore, maka Tuhan juga akan melengkapi segala yang saudara butuhkan. Jadi tidak ada alasan berkata 'tidak bisa' karena kita diperlengkapi Tuhan dengan talenta dan karuania, dan Roh Kudus yang senantiasa menolong dan memampukan kita mengerjakan panggilanNya!

Kondisi yang saudara alami saat ini, pasti ada resources yang telah Tuhan sediakan untuk saudara menang dari pergumulan saudara.

Have a blessed day !

Friday, July 1, 2022

ASAP PENDUPAAN

 Wahyu 8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Apa yang ada dibenak saudara saat mendengar kata “Kemenyan”? saya rasa kita yang dibesarkan di Indonesia, kita langsung menghubungkan kemenyan itu dengan dukun, sesuatu yang berbau mistis, dan horror. Apakah kemenyan itu sebagai media penghubung untuk masuk dalam dunia roh? Asap dupa tidak terpisah dari penyembahan. Kita yang tinggal di Singapore, setahun sekali selama 30 hari, Singapore penuh dengan asap dupa, pada saat hungry ghost festival (bulan Agustus-September). Orang Chinese membakar dupa, orang Hindu, di Bali juga membakar dupa setiap hari. Sepertinya dupa itu sangat kental dengan penyembahan.  

Diayat ini kita melihat adanya asap dupa kemenyan yang dipersembahkan kepada Allah. Kok Allah diberikan kemenyan?


Saat saudara berjalan melewati toko roti, saudara bisa tiba-tiba merasa lapar, saat mencium harum roti yang sedang dipanggang. Bisakah saudara membayangkan bau atau wewangian yang saudara sukai? Mungkin itu bau kue yang baru dipanggang, bau kopi, teh, rendang yang sedang dimasak, bau harum kuah baso, kuah soto ? Mungkin juga bau bunga kesukaanmu, atau rumput yang baru dipotong? Setiap kita memiliki bau wangi kesukaan kita sendiri.

Apakah saudara pernah berpikir bahwa Tuhan juga punya kesukaan khusus dalam hal wewangian? Mari coba kita selidiki tabernakel Perjanjian Lama dan apa yang di dalamnya yang menaikkan wewangian yang disukai Tuhan.

Dalam Keluaran 30 dicatat bahwa di atas Tabut Allah berlapis emas Harus harus membakar ukupan dan wangi-wangian. Mezbah ini berada di ruang Maha Kudus, dimana hanya Imam Besar Harun yang boleh melakukan tugas membakar wangi-wangian itu setiap hari. Di ayat 35 dijelaskan bahwa wangi-wangian itu harus "digarami, murni, kudus." Wangi-wangian ini kudus bagi Tuhan dan hanya digunakan untuk tujuan itu. Kata Ibrani untuk parfum adalah "qetoreth" dan itu artinya dupa atau parfum, namun juga bisa diterjemahkan sebagai "bau korban yang harum."

Ruang Maha Kudus adalah tempat bertemunya Tuhan dengan imam besar yang mewakili Israel. Jadi, tirai yang memisahkan antara Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus adalah seperti pintu untuk masuk ruang tamunya Allah, dan dupa yang dibakar adalah seperti sebuah bel yang memberi tahu Tuhan bahwa Musa atau Harun ingin bertemu dengannya.

Lalu apakah hal ini juga berlaku dengan kita saat ini? Setiap hal yang ada di Perjanjian Lama menunjuk kepada Kristus dan apa yang dikerjakan-Nya di kayu salib. Ketika Kristus mati di kayu salib, tirai bait Allah terbelah dua sehingga tidak ada lagi pintu pemisah antara Tuhan dan manusia bagi mereka yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Jadi apakah sekarang kita boleh mempersembahkan asap dupa kemenyan? Sudah tidak perlu lagi, karena Yesus sudah membuka jalan untuk kita dapat berkomunikasi dengan Allah.

Dupa atau wewangian merujuk kepada doa-doa kita kepada Tuhan. Doa kita haruslah menjadi korban yang harum yang naik di hadapan Allah, sebuah bau yang menyenangkan hati Allah (Wahyu 5:8). Doa yang murni dan kudus muncul dari hati yang rindu untuk menyenangkan hati Tuhan dan kemauan untuk melakukan Firman-Nya. Kadang kala doa kita menjadi sebuah pengorbanan saat kita berdoa menurut kehendak Tuhan bukan kehendak kita sendiri.

Yesus menunjukkan teladan dengan menganggap serius kehidupan doa-Nya selama ia hidup di dunia ini. Kita bisa menemukan berbagai catatan saat Yesus berdoa seorang diri maupun bersama murid-murid-Nya. Yesus tahu betapa pentingnya kehidupan doa bagi anak-anak Tuhan.

Doa, penyembahan dan  ucapan syukur kita adalah seperti asap dupa yang naik ke hadirat Tuhan

Kehidupan doa kita akan membentuk kehendak kita menjadi selaras dengan kehendak Tuhan. Ketika doa-doa kita meninggikan Yesus Kristus dan mencari kehendak Bapa, maka hal itu menjadi dupa yang harum di hadapan Allah.

Mazmur 141:2 “Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang”.

Have a blessed day !