Thursday, September 30, 2021

SALING MEMBANTU

 Daily Devotion

Efesus 4:2  ….Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Kasih harus disertai dengan perbuatan.  Kita tidak bisa berkata, aku mengasihi kamu, tetapi tidak mewujudkannya didalam tindakan. Kasih bukanlah hanya di mulut saja, tetapi harus ada tindakannya.

Istri akan  meragukan pernyataan suaminya yang  berkata, aku mengasihi kamu. Tetapi saat istrinya sedang repot, dia tidak membantunya.

"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  1 Yohanes 3:18

Alkitab menyatakan bahwa di masa-masa akhir ini  "...kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."  (Matius 24:12).  Orang tidak lagi punya kepedulian terhadap sesamanya karena fokus hidupnya adalah untuk diri sendiri.  Kata kasih acapkali hanya sekedar slogan yang tak berhenti digembar-gemborkan tapi tak ada wujud nyata.  Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa kasih yang dipendam itu tak lebih dari sebuah kebohongan.  Jadi kasih itu  benar benar harus diekspresikan dalam sebuah tindakan nyata.

     Dalam kehidupan Kristiani mengasihi itu bukanlah perbuatan pilihan atau perbuatan manasuka yang ditawarkan oleh Tuhan, tetapi perbuatan wajib yang harus menjadi bagian hidup kita.  Pada dasarnya perbuatan kasih meliputi tiga kepedulian yaitu peduli pada penderitaan orang lain, peduli pada kebutuhan orang lain dan peduli pada keselamatan orang lain. 

Bagaimana seharusnya kita mengekspresikan kasih itu? 

Suka menolong orang lain.  "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"  (1 Yoh 3:17). 

Jangan menunda-nunda saat mau  menolong orang lain, dengan alasan untuk kebutuhan sendiri saja belum cukup atau lagi repot.  Membantu orang bukan berbicara bantuan keuangan saja, tetapi juga membantu tenaga, bantuan secara fisik. Saat melihat saudaranya sedang pindahan rumah, tawarkan bantuan tenaga. Saat mendengar temannya kebanjiran, segera datang, membantu membersihkannya.

Ayat diatas juga menunjukkan perkataan SALING MEMBANTU. jadi kita yang sudah menerima bantuan orang lain, kita harus membantu pula, saat orang lain sedang dalam kesusahan. jangan selalu berada di posisi Menerima, tetapi ambillah posisi memberi. 


"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya."  (Amsal 3:27).

Have a blessed day !

Monday, September 27, 2021

Tidak Sabar

 Daily Devotion

Efesus 4:2  Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah.

Ketidaksabaran lebih banyak mendatangkan kerugian. Ada orang yang tidak sabar untuk menunggu beberapa detik saja. Seperti menyebrang di jalan raya, akibatnya banyak kecelakaan terjadi.

Seseorang bisa mengalami penyesalan seumur hidup dalam pernikahan, akibat tidak sabar menunggu jodoh.

Sarah tidak sabar menunggu janji Tuhan, dia menawarkan Hagar untuk dinikahi oleh Abraham. Sehingga lahirlah Ismael yang akhirnya keturunannya itu mendatangkan konflik yang berkepanjangan sampai saat ini di timur tengah.

Saul tidak sabar menanti kedatangan Samuel. Dia melakukan perbuatan yang seharusnya tidak boleh dia lakukan, akibatnya dia ditolak menjadi raja oleh Tuhan.

Berapa banyak akibat ketidaksabaran, saudara mengalami banyak masalah, serta kerugian?

Akibat pandemic yang berkepanjangan dan tidak tahu sampai kapan berakkhir, banyak dari kita yang sudah mulai tidak sabar terhadap situasi yang terjadi. Kita tidak sabar terhadap pasangan, anak-anak, bahkan terhadap keadaan.

Kesabaran adalah bagian dari buah Roh, semakin kita dekat dengan Tuhan. maka kemampuan kita mengendalikan diri semakin baik. Belajarlah untuk menjadi sabar.



Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  Amsal 16:32

Have a blessed day !

 

Thursday, September 23, 2021

LEMAH LEMBUT

 Daily Devotion

Efesus 4:2  Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Sikap kedua yang dinasehatkan Paulus yang harus dikembangkan oleh setiap orang percaya adalah lemah lembut. Apakah yang dimaksud dengan lemah lembut di sini? Lemah lembut adalah karakter pribadi seseorang yang istimewa di mana orang yang lemah lembut bersedia menerima keterbatasan dan kesulitan tanpa banyak keluhan dan bantahan.

Itu berarti menunjukkan rasa syukur atas perlakuan sesederhana apa pun yang kita terima dan menoleransi mereka yang tidak memperlakukan kita dengan baik.

Lemah lembut berarti tetap berbicara dengan tenang dan lembut saat dihasut. Itu dapat berarti mengambil sikap diam; karena ketenangan sering menjadi respons yang tepat terhadap kata-kata kasar.

Saat anak-anak berisik dan gaduh, serta menjengkelkan, kita cenderung meresponi dengan berteriak kasar dan menyuruh mereka untuk diam, terlebih lagi kalau didalam hati sedang kesal. Suasana hati yang tidak tenang, menjadi penghalang untuk bersikap lemah lembut.

Lawan dari lemah lembut adalah kasar. Saat kita jengkel, marah, kecewa, kita dapat bertindak kasar terhadap keadaan maupun terhadap seseorang yang menjengkelkan.  Kita gagal menjadi berkat bagi orang lain ketika perilaku kita menjadi kasar.

Lemah lembut merupakan salah satu sifat yang kita temukan dalam diri beberapa tokoh Alkitab. Misalnya ada dalam diri Musa, ketika ia memimpin bangsa Israel yang keras kepala berada dalam perjalanan di padang gurun menuju ke tanah Kanaan (Bil. 12:3).

Kita menemukan keteladanan dalam hal lemah lembut tersebut ada dalam diri Yesus Kristus sendiri (Mat. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.)

Yesus saat berhadapan dengan orang Farisi, Saduki, ahli Taurat, tetap tenang. Yesus dapat bersikap tegas terhadap kesalahan mereka dan menegor dengan keras, tetapi Yesus tidak kehilangan kendali atas perasaanNya. Dia tetap dapat mengontrol emosi.

Kita diminta untuk belajar dari Yesus dalam hal lemah lembut dan rendah hati. Menghadapi situasi yang menjengkelkan, dan tidak sesuai yang diharapkan, Yesus tetap tenang, tidak grasa grusu.


Mungkin ada yang berpikir, aku ini sudah dilahirkan dalam bentuk seperti ini, emosiku mudah meledak-ledak, omonganku kasar, bagaimana mungkin aku menjadi lemah lembut?

Ya memang ada orang yang dari lahir sifatnya tenang, kalem, sehingga mudah bagi dia untuk mengendalikan perasaan dan bersikap lemah lembut.

Tetapi perlu kita sadari pula bahwa lemah lembut yang sesungguhnya bukanlah produksi dari diri kita sendiri, tetapi itu hasil persekutuan kita dengan Roh Kudus. (Galatia 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri.)

Semakin kita intim dengan Roh Kudus, semakin nampak buah Roh didalam hidup kita.

Have a blessed day !

 

Tuesday, September 21, 2021

RENDAH HATI

 Daily Devotion

Efesus 4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.


Kata "gereja" merupakan kata serapan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia. Dengan kata lain, gereja adalah kumpulan dari orang-orang yang percaya Yesus yang dipanggil keluar dari kehidupan lama mereka dan memiliki kehidupan yang baru didalam Kristus.

Orang Kristen harus berbeda dengan orang dunia, karena kita adalah orang yang telah menerima panggilan Tuhan. untuk itu gaya hidup kita harus selaras dengan pengajaran Kristus.

Paulus menjelaskan bahwa kehidupan orang percaya haruslah selaras dengan panggilan kita. sifat kita harus menunjukkan karakter Kristus didalam hidup kita.

Di ayat kedua, Paulus meminta agar jemaat Efesus : Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Ada banyak sikap hidup yang baik yang sepatutnya  kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam nas hari ini setidaknya ada tiga keutamaan yang diharapkan kita hayati atau laksanakan dalam hidup sehari-hari sebagai orang beriman, yaitu “rendah hati, lemah lembut dan sabar”.

Pertama,  sikap rendah hati. Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya.

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Lukas 14:11

Secara naluriah manusia ingin dipuji, diperhatikan, diprioritaskan, dihargai dan tidak mau direndahkan atau disepelekan.  Karena itu manusia cenderung meninggikan diri dan sulit merendahkan hati.  Di zaman  'keras'  seperti ini sulit menemukan orang yang rendah hati, karena kebanyakan orang berpikir bahwa kerendahan hati itu identik dengan kelemahan, di mana pamor atau gengsi akan turun.

Kerendahan hati sesungguhnya adalah sifat bijak dalam diri seseorang yang membuat ia dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai orang lain dengan tulus.  Inilah sifat yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus, sebab Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup,  "...yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:6-9).

     Tanda orang punya kerendahan hati: 

1.  Berani mengakui kesalahan.  Karena gengsi, sedikit orang berani mengakui kesalahan sendiri di depan sesamanya, bahkan di hadapan Tuhan;  mereka lebih memilih menyembunyikan kesalahannya dan berlaku munafik.  "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."  (Amsal 28:13). 

2.  Mau belajar dan diajar.  Proses  'belajar dan diajar'  itu tidak hanya melalui pendidikan formal di sekolah atau kampus, tetapi juga melalui  'sekolah'  kehidupan ketika kita berinteraksi dengan sesama di mana pun berada.  Proses ini tidak mengenal batasan usia dan waktu...  "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  (Amsal 27:17). Orang yang rendah hati, saat dinasehati, tidak membantah-bantah, melainkan menerimanya.

 

Have a blessed day !

Thursday, September 16, 2021

LEBIH DARI YANG DIDUGA

 Daily Devotion

Efesus 3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

Setiap orang tentunya tidak ingin hidup dalam kekurangan atau pas-pasan.  Kita pasti ingin mendapatkan sesuatu yang lebih.  Seorang pelajar atau mahasiswa tentunya tidak ingin meraih nilai yang pas-pasan.  Ia akan tekun belajar sampai ia memperoleh nilai yang memuaskan atau di atas rata-rata;  seorang karyawan rela kerja lembur hingga larut dengan harapan akan mendapatkan penghasilan atau gaji lebih dari biasanya.  Semua orang bekerja keras dan melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan hasil yang lebih. Kondisi hidup yang pas-pasan bisa membuat hati ketar ketir. Ibu rumah tangga kalau pendapatan bulanan pas-pasan, bisa tidak tenang hidupnya.

Kondisi seperti inilah yang dapat mendorong seseorang melakukan perbuatan extra, entah dalam langkah yang positif atau menempuh jalan yang tidak halal, atau melanggar hukum.

Banyak orang yang ingin keluar dari hidup yang serba kekurangan dengan mengesampingkan rasa malu, mengorbankan harga diri, hidup dalam ketidaktaatan demi mendapatkan hasil yang lebih.  Mereka terlibat dalam berbagai skandal:  penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan dengan melakukan kecurangan dalam hal keuangan (korupsi), memanipulasi pajak, menekan upah buruh dan sebagainya.  Alkitab dengan keras memperingatkan:  "Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana,"  (Amsal 22:8a).  Sebagai orang percaya, jangan sekali-kali kita melakukan perbuatan yang menyimpang dari firman Tuhan, karena hal itu adalah dosa.  Bukan hanya mempermalukan nama Tuhan, tapi kita juga harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan kelak.  Ingat!  Asal kita hidup dalam kebenaran (taat), maka berkat-berkat Tuhan akan dicurahkan atas kita.

     Untuk mendapatkan hasil yang lebih atau mengalami berkat-berkat Tuhan kita dapat belajar dari salah satu tokoh Alkitab yaitu Salomo.  Ketika bertemu dengan Tuhan Salomo mendapatkan berkat-berkat yang luar biasa, lebih dari yang diduga.  Padahal ia hanya meminta hikmat kepada Tuhan.

"...engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja."  (1 Raja-Raja 3:11-13).

Tuhan selalu memberikan lebih dari yang kita duga, atau pikirkan. Dia memikirkan keperluan kita jauh kedepan.

Peristiwa bangsa Israel yang menyebrang laut kolzom menjadi bahan perenungan bagi kita. Tuhan tidak hanya membuka jalan dengan membelah laut bagi bangsa Israel yang sedang berada dalam kondisi terjepit. Tetapi yang dilakukannya juga, DIA mengeringkan tanah dasar laut, agar bangsa Israel dapat berjalan di tanah kering. Seandainya tanah itu berlumpur,  bagaimana umat Tuhan yang jumlahnya sangat besar itu berjalan? Mereka memiliki ternak, membawa anak-anak kecil, orangtua, gerobak yang berisi barang-barang, tentunya banyak yang terperosok kedalam lumpur. Tuhan tahu kebutuhan mereka, DIA membuat tanah menjadi kering.

Tidak hanya itu saja, Tuhan juga menaruh tiang awan untuk menghalangi tentara Mesir yang sedang mengejar umat Tuhan, sampai umat Tuhan selesai menyebrang. Sungguh, Tuhan melakukan lebih dari yang kita duga. 



Coba renungkan dalam hidup saudara, pernahkah mengalami hal yang demikian?

Have a blessed day !

Tuesday, September 14, 2021

TAWAR HATI

 Daily Devotion

Efesus 3:13 Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.

Therefore I ask that you do not lose heart at my tribulations for you, which is your glory (NKJV)

Jemaat Efesus bisa saja menjadi tawar hati melihat penderitaan Rasul Paulus. Mereka bisa saja berpikir demikian, Paulus hamba Tuhan yang luarbiasa mengalami banyak kesusahan dan penderitaan, kenapa Tuhan tidak menolong dia? Kalau Tuhan tidak menolong dia, apalagi kita? lantas untuk apa kita mengikut Yesus?

Masalah adalah bagian dari kehidupan manusia, tanpa terkecuali.  Jadi kita tidak dapat menghindar atau lari dari masalah.  Kita harus menghadapinya!  Mungkin kita berpikir,  "Mengikut Tuhan Yesus kok malah banyak ujian dan permasalahan? Ikut Tuhan kok saya malah jadi begini susah…?”

     Percaya kepada Yesus bukan berarti perjalanan hidup mulus ibarat melewati jalan tol.  Bukan berarti pula kita langsung memiliki kehidupan yang berlimpah dengan berkat.  Justru pada saat kita 'berlabel Kristen' kita harus siap dengan segala konsekuensinya.  Tuhan Yesus berkata,  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24). 

Dengan adanya masalah demi masalah yang menghiasi perjalanan hidup kita bukan berarti Tuhan tidak mengasihi dan mempedulikan kita.  Justru dengan masalah yang ada Dia hendak membentuk dan memproses kita supaya iman kita makin kuat dan berakar di dalam Dia.  Seringkali kita menjadi lemah dan tawar hati ketika permasalahan datang menimpa.  Kita berharap Tuhan segera memberikan pertolongan dan menjawab doa-doa kita.  Namun jika pertolongan Tuhan tidak kunjung datang kita kecewa dan tidak lagi punya semangat untuk mencari Tuhan lagi.  Mari belajar dari Rasul Paulus!  Meski harus menghadapi masalah dan penderitaan ia tetap bertahan dan mampu menjaga hatinya agar tidak menjadi tawar.  "...kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari."  (2 Korintus 4:16).

     Paulus tahu pasti bahwa penderitaan yan dialaminya itu tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang Tuhan sediakan kelak.  Inilah yang menjadi kekuatan Paulus! 

Tawar hati hanya akan membuat kita makin lemah dan tak berdaya menghadapi masalah yang ada, sebab  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Sebaliknya, hadapi setiap masalah yang ada dengan penuh iman!  Jangan hanya karena masalah, kita menjadi undur dan meninggalkan Tuhan.  Kita akan rugi besar!

Ada orang menjadi tawar hati karena orang lain, mungkin karena disakiti oleh saudara seiman, teman dekatnya atau pemimpin rohani : “katanya dia rohani, kok malah kelakuan seperti itu….buat apa saya jadi Kristen?”

Saat saudara tawar hati dengan seseorang, saudara mungkin tidak mau bertemu, berusaha menghindar, atau bahkan tidak mau membicarakannya. Saudara bisa saja patah arang, denagn kata lain, kecewa berat. Seseorang bisa saja tawar hati dengan pasangan, karena berkali-kali mengecewakannya, janji-janjinya selalu dilanggarnya, omongannya tidak pernah dipegang, akhirnya dia menjadi kecewa, dan tawar hati. Kalau itu terjadi alihkan fokusmu kepada Yesus. Temanmu, pasanganmu bisa saja mengecewakanmu dan membuat hatimu tawar, tetapi Yesus tidak pernah mengecewakan saudara. jangan tawar hati !



Have a blessed day !

Thursday, September 9, 2021

Melalui YESUS

 Daily Devotion

Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan  oleh iman kita kepada-Nya.” (Efesus 3:12)

Kita pengikut Kristus yang telah memercayakan diri kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya, telah beroleh jalan masuk kepada Allah melalui iman kepada Yesus Kristus Anak-Nya yang adalah jalan satu-satunya kepada Allah Bapa itu. Yesuslah jalan yang disediakan Allah untuk kita dapat datang kepadaNya, tidak ada jalan lain ! Alangkah sedihnya kalau ada orang yang sudah didalam Kristus, lantas meninggalkanNya dan mengambil jalan lain untuk mencapai Allah, padahal mereka tidak sadar sedang ditipu oleh setan.

Dalam Yesus kita beroleh keberanian menghampiri Allah dengan penuh kepercayaan dan menikmati kedekatan dengan Allah, Bapa kita dan mengambil bagian dalam rencana kekal-Nya. Allah bukanlah pribadi yang sukar didekati, atau pribadi yang nun jauh disana, dimana untuk menggapainya harus melalui usaha keras yang membutuhkan airmata, keringat dan tenaga. Didalam Yesus kita dapat menemukan kehangatan kasih Allah, melalui Yesus kita dapat masuk menghampiri hadiratNya yang Mahakudus, dan menikmati suasana Surgawi.


Melalui Yesus kita dapat menghampiri Allah dengan penuh kepercayaan. Tidak perlu memikirkan gimana kalau nanti ditolak Allah. Karena Yesus adalah jaminan yang kuat untuk kita dapat menghampiri tahta Allah. melalui pengorbanan darahNya kita disucikan dan didudukan menjadi anak-anak Allah. sehingga kita dapat memanggil Allah dengan sebuatan, BAPA, yang berbicara mengenai kedekatan antara anak dan Bapa.

Jalan masuk kepada Allah melalui iman kita didalam Yesus. iman tidak berdasarkan feeling, iman tidak berdasarkan logika, tetapi iman berdasarkan apa yang Tuhan katakan didalam firmanNya.

Karena itu kita tidak perlu tawar hati oleh segala penderitaan yang kita hadapi dalam dunia ini.
Tuhan Yesus telah menyelesaikan segala sesuatu untuk kita sesuai rencana Allah yang sempurna itu. Sehingga kita menerima paket keselamatan yang lengkap untuk hidup di dunia ini dengan penuh kemenangan.

Urusan kita adalah tetap tinggal melekat di dalam Tuhan yakni dengan terus melakukan segala perintah Kristus dan hidup mengikuti pimpinan Roh Kudus, maka saudara akan tetap dapat menikmati bagian yang telah Allah sediakan.

Selamat menikmati kedekatan dengan Allah dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Tuhan memberkati kita.

Have a blessed day !

 

 

 

Tuesday, September 7, 2021

Yang Paling Hina

 Daily Devotion

Efesus 3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,

Rasul Paulus adalah salah seorang tokoh besar di dalam Alkitab. Pelayanannya dalam memberitakan Injil sangat luar biasa. Hampir separuh dari kitab Perjanjian Baru di tulis oleh Paulus. Dia adalah orang yang paling menonjol diantara para rasul, tetapi dia menganggap dia itu  yang paling hina diantara semuanya. Artinya dia tidak memiliki satu kebanggaan untuk ditonjolkan, bahwa dia adalah rasul yang luarbiasa.  

Paulus menyadari bahwa ia adalah orang yang paling .hina dan merasa tidak layak menjadi seorang rasul jika dibandingkan dengan rasul lainnya. “..aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” (1 Korintus 15:9). Namun ia tidak rendah diri, sebaliknya justru berbangga karena ia dipilih dan dipercaya untuk mengalami seluruh kekayaan Kristus yang tidak terselami manusia. Paulus bersyukur karena Tuhan berkenan memakai dirinya untuk mejalankan Amanat Agung. Seorang yang sangat kecil dan begitu hina, namun beroleh kesempatan untuk menjadi orang pilihan Tuhan. Semua karena anugerah Tuhan semata, bukan karena ia pandai dan begitu hebat.


Di tengah berbagai kesulitan, penderitaan, aniaya, dirajam, dan ancaman penjara sekali pun tidak membuat ia lemah dan tawar hati. Justru di tengah penderitaan dan berbagai tantangan yang dihadapi, Paulus memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga ia mampu bertahan. Bahkan kehidupannya menjadi berkat bagi banyak orang; ia memotivasi dan memberikan nasihat kepada jemaat yang dilayaninya seperti yang ia tunjukkan kepada jemaat di Efesus.

Paulus yang begitu hina, paling berdosa, dipakai menjadi alatNya Allah bahkan dipercayakan untuk memberitakan injil kerajaan, menjadi utusan Allah, tanpa Allah memandang latar belakang hidupnya.

Begitu juga kita, siapakah kita ini di hadapan Tuhan? Kita adalah orang berdosa dan sangat hina, namun oleh karena kasihNya kita diselamatkan seperti tertulis: “...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus,...” (1 Petrus 1:18-19).

Allah tidak pernah memandang latar belakang hidup kita, bagiNya hidup itu sekarang bukan dimasa lalu. Kehidupan saudara dimasalalu mungkin kacau, memalukan, banyak tindakan bodoh yang dilakukan, berantakan, bahkan risih kalau diceritakan, itu semua sudah tidak masuk hitungan Tuhan. sudah diselesaikan saat saudara menerima Yesus didalam hidupmu.

Didalam Yesus saudara memiliki kehidupan yang baru, diberikan kasih karunia untuk menjalani hidup yang baru dan tugas yang Tuhan berikan untuk dikerjakan.

Haleluya ! have a blessed day !

 

Thursday, September 2, 2021

Robohnya Tembok Pemisah

Daily Devotion

“Karena Dialah damai sejahtera kita yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah yaitu perseteruan sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu mengadakan damai sejahtera dan untuk memperdamaikan keduanya di dalam satu tubuh dengan Allah oleh salib dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.” (Efesus 2:14-16)

Ketika manusia berdosa, Allah menjauhkan manusia dari-Nya sehingga ada ‘tembok’ pemisah. Ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, Ia mengusir mereka dari Taman Eden dan membuat pembatas dengan mereka yaitu menempatkan dua kerub dengan pedang bernyala-nyala (Kej. 3:24).

Terbukti dosa memisahkan manusia dengan Allah; semakin banyak manusia melakukan perbuatan dosa dengan tidak taat kepada Firman, semakin tebal dan kuat tembok pemisahan terbangun dan semakin jauh manusia terpisah dari-Nya.

Di era Musa, Allah memerintahkan pembuatan Tabernakel karena Ia mau hadir di tengah-tengah umat-Nya tetapi masih ada pembatas-pembatasnya. Umat-Nya (orang Yahudi) di-perbolehkan masuk hanya di Pelataran, para imam boleh masuk ke Tempat Kudus melakukan pelayanan imamat dan hanya imam besar Harun diizinkan masuk ke Tempat Maha-kudus itupun setahun sekali.

Semakin manusia berbuat dosa, semakin tinggi tembok perseteruan dibangun. Manusia berusaha mendekati Allah dengan berbagai caranya, tetapi tidak berhasil. Mereka mencari Allah dengan meditasi, mengasingkan diri dari dunia, berusaha menyepi, hanya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Tetapi tembok pemisah itu tidak dapat diruntuhkan.

Tetapi akibat kematian Kristus, maka tembok pemisah itu dirubuhkan, tidak ada lagi tembok pemisah antara Allah dan manusia didalam Kristus. Kematian Yesus diatas kayu salib merobek tirai bait suci, sehingga tidak ada pemisah antara manusia dan Allah, mereka dapat datang kepada Allah.


Tidak ada kata-kata lain kecuali ucapan syukur sebab di saat kita berseteru dengan Allah, kita justru diperdamaikan dengan kematian Anak-Nya (Rm. 5:10). Perdamaian terjadi melalui pengurbanan dan tembok pemisah dirubuhkan oleh kematian Yesus, Putra tunggal-Nya.

Normalnya pihak yang bersalah meminta maaf kepada pihak yang dirugikan agar terjadi perdamaian. Manusia dalam posisi bersalah karena melanggar peraturan Allah seharusnya datang kepada Allah mohon pengampunan tetapi yang terjadi justru kebalikannya, Allah yang mengambil inisiatif mengadakan pendamaian untuk merubuhkan perseteruan.

Allah telah memberikan teladan kepada kita, Ia yang tidak bersalah dan hati-Nya disakiti oleh tindakan manusia malah dengan rendah hati mendekati untuk berdamai dengan manusia.

Hanya oleh kasih karunia-Nya, kita diperdamaikan dengan Allah. Kita tidak lagi membangun tembok pemisah karena dosa tetapi sekarang kita dibangun menjadi bait Allah yang kudus (tidak lagi terpisah dengan-Nya) tempat kediaman Allah di dalam Roh (ay. 19-22). Hidup akan terasa indah di dalam persekutuan dengan Tuhan karena damai sejahtera dan kasih-Nya melimpah dalam kita.

Darah Kristus telah meruntuhkan tembok pemisah, jangan kita membangunnya lagi didalam berjemaat. Tidak boleh ada tembok pemisah antara si miskin dan kaya, pejabat dan rakjat jelata, pria dan wanita. Melalui Kristus maka kita dapat lintas budaya, lintas status social. Dalam bergereja kita bergaul dengan jemaat beda latar belakang (usia, gender, pendidikan, status sosial dll.). Di dalam Kristus, kita semua sama Di hadapan Tuhan kita semua sama menjadi bait kudus-Nya. Hidup kita telah ditebus dan diperdamaikan dengan Allah oleh pengurbanan Yesus dan kita dipilih untuk dijadikan bahan bangunan yang berharga di mata-Nya.

Apa yang harus kita lakukan supaya tidak timbul lagi tembok pemisah? Jangan lagi menganggap diri lebih benar/kuat/hebat dari yang lain. Sebaliknya, yang kuat imannya harus menolong mereka yang lemah dan jangan mencari kesenangan diri sendiri (Rm. 14:1; 15:1). Kita berusaha saling melayani karena kita adalah sesama anggota dalam satu keluarga Allah.

Have a blessed day !