Wednesday, June 30, 2021

Menurut kekayaan kasih karuniaNya

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Efesus 1: 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

Banyak orang Kristen masih bergumul sendiri dengan akal dan pikirannya, masih belum yakin bahwa dosa-dosanya telah diampuni oleh Tuhan. Apalagi kalau jatuh berkali-kali didalam dosa yang sama.


Ketika kita mengaku dosa di hadapan Tuhan, dosa kita diampuniNya. PengampunanNya dilakukan berdasarkan kekayaan kasih karuniaNya yang tidak ada habisnya. Kalau saudara bekerja di perusahaan, saudara melakukan kesalahan berkali-kali, bisa-bisa langsung dipecat, tetapi Allah tidak pernah memecat kita, Allah tidak akan mencoret nama kita dari kitab kehidupan karena kita berbuat dosa, lantas setelah kita bertobat, ditulis kembali. Kecuali seseraong meninggalkan Kristus alias murtad, maka nama dia sudah tidak ada lagi didalam kitab Kehidupan.

Kita beroleh penebusan dosa, melalui Kristus, oleh darahNya kita disucikan. Jadi harga sebuah penebusan itu sangat mahal, harga satu nyawa, yakni nyawa Kristus. Untuk menyelamatkan saudara, maka Yesus mengorbankan diriNya, mencurahkan darahNya.




Karena terlalu mahal harga yang harus dibayar, maka sepatutnya kita bersyukur dan menjaga hidup kita dengan baik, sehingga pengorbanan Kristus tidak menjadi sia-sia didalam kita.

Tidak ada keselamatan diluar Kristus, karena tidak ada penebusan yang dilakukan selain didalam Kristus. Saudara dibenarkan, disucikan didalam Kristus. Paulus didalam surat Efesus ini banyak menggunakan didalam Kristus, karena memang hanya didalam Kristuslah kita memperoleh apa yang dijanjikan, keselamatan, hidup kekal, ketenangan jiwa.

Tetaplah melekat didalam Kristus.

Have a blessed day !

Tuesday, June 29, 2021

Terpilih di dalam KRISTUS

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Efesus 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa keberadaannya di bumi sangat berbeda dari orang-orang dunia pada umumnya.  Kita bukan orang 'biasa-biasa' saja, tapi kita adalah orang-orang yang sangat istimewa di pemandangan Tuhan dan merupakan umat pilihan.

Kalau saudara pergi ke Pasar, saudara membeli tomat, maka saudara akan memilih tomat yang kelihatan baik dan segar, yang busuk atau cacat saudara tidak akan pilih. Perkataan Allah telah memilih tidak sama seperti kita memilih tomat di pasar.

Allah memilih berdasarkan kemahatahuannya, Allah memilih Paulus mantan orang jahat, untuk menjadi alatNya. Menurut kacamata dunia, Paulus itu jahat, penganiaya jemaat, hatinya keras, pembenci Kristus, rasanya tidak mungkin dia bisa percaya kepada Tuhan. Tetapi Allah memanggil dia, dan memilih dia untuk menjadi alatNya.

Kita adalah orang-orang pilihan Allah, ini bukan bearti kita seperti tomat kelihatan baik dan segar, lantas Allah memilih kita. Pilihan Allah tidak berdasarkan keelokan fisik, ketampanan, kegagahan, kecantikan.

Samuel terjebak dengan kegagahan saat dia memilih seseorang untuk menjadi raja.  Dia melihat saudara Daud, seorang yang gagah, maka dia  berpikir, orang ini cocok untuk menjadi raja. Tetapi ternyata dia salah, bukan itu yang dipilih Tuhan. Allah memilih Daud yang masih kecil, remaja, dan tidak memiliki pengalaman berperang.

Pemilihan Allah terjadi didalam KRISTUS. Kita yang percaya kepada Kristus, kita yang meresponi panggilan Allah didalam Kristus, menjadi orang-orang pilihan Allah. kita bukan orang sembarangan, tetapi orang pilihan Allah. karena itu kita harus bersyukur kepada Allah.

Alkitab mengatakan : banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih... Allah memanggil siapa saja, tua muda,  besar kecil, kaya miskin, semua manusia. Tetapi seberapa yang meresponinya, merekalah yang menjadi orang terpilih. 


Dalam Perjanjian Baru dikatakan  "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib."  (1 Petrus 2:9). 

Sebagai umat pilihan Tuhan kita pun dituntut memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia.  Untuk apakah Tuhan memilih kita?  Dia memilih kita dengan tujuan untuk pengudusan, artinya kita ini dikhususkan dan dipisahkan.  Melalui karya penebusan Kristus di atas kayu salib kita beroleh pengampunan dosa, kita yang sebelumnya berada dalam kegelapan masuk kepada terangNya yang ajaib.  Oleh karena itu Rasul Petrus menasihatkan,  "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,"  (1 Petrus 1:14-15).

Banyak orang Kristen hidup semborono, memandang rendah pengorbanan Yesus sehingga hidupnya tidak jauh berbeda dari orang-orang dunia sehingga hidupnya tidak menjadi kesaksian, padahal kita telah dipilih Tuhan.

Have a blessed day !

Monday, June 28, 2021

Damai Sejahtera

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Efesus 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Kalimat ini seringkali menjadi kalimat pembuka dan penutup dalam suratan Rasul Paulus kepada jemaat. Ini bukan sekedar ucapan salam biasa, tetapi mengandung makna yang dalam yang harus kita pahami.

Kasih Karunia dan Damai Sejahtera itu hanya dapat diberikan oleh Bapa dan Tuhan Yesus, tidak bisa diberikan oleh orang lain atau hal lain. Bapa dan Tuhan Yesus adalah sumber kasih karunia dan damai sejahtera. Kita harus datang kepadaNya kalau ingin memilikinya.

Mari kita bahas damai sejahtera

"Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau."  Yesaya 54:10

Dalam situasi terjepit dan diterpa berbagai permasalahan hidup, kebanyakan orang menjalani hari-harinya tanpa semangat, penuh kemurungan, takut, cemas dan kuatir.  Damai sejahtera di hati pun terbang melayang entah kemana!  Sebagai orang percaya tak seharusnya kita kehilangan damai sejahtera sekalipun harus mengalami pergumulan hidup yang berat, sebab kita punya Tuhan, yang adalah Sang Raja damai  (Yesaya 9:5), Dialah sumber damai sejahtera kita.  Damai sejahtera yang sejati tak kita dapatkan dari dunia atau pun dari hal-hal materi, melainkan hanya didapatkan oleh mereka yang telah dipulihkan hubungannya dengan Bapa melalui kelahiran baru di dalam Kristus!


Menurut pandangan orang dunia, damai sejahtera adalah suatu keadaan atau suasana yang aman, tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada bencana, tidak ada perselisihan, tidak ada masalah.  Orang dunia juga berpikir bahwa sumber damai sejahtera itu ada pada uang, harta kekayaan, mobil mewah, rumah megah, popularitas, juga damai sejahtera dengan hal-hal yang tampak dari luar atau secara kasat mata  (eksternal), atau bergantung pada situasi kondisi.  Padahal semua yang ada di dunia ini hanyalah semu, serba tidak menentu, tidak kekal.  Hari ini mungkin kita merasakan damai karena kita punya uang banyak dan harta berlimpah, tetapi ketika uang dan harta kita sudah habis, apakah damai itu masih bertahta di hati kita? uang yang banyak belum tentu membuat damai dan tenang, yang ada, cemas kalau menaruh uangnya di saham yang lagi anjlok, bingung mau dikemanakan uangnya.

     Berbeda dengan damai sejahtera yang Tuhan berikan!  Damai sejahtera dari Tuhan mengalir dari dalam hati  (internal), tidak terpengaruh oleh situasi kondisi, dan bersifat kekal.  Sekalipun diterpa masalah, sekalipun situasi sedang tidak baik, hati tetap dipenuhi oleh damai sejahtera.  Damai sejahtera bersumber dari hubungan yang karib antara kita dengan Tuhan dan dampak dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan.  Ada tertulis:  "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,"  (Yesaya 48:18).  Dengan cara inilah Tuhan akan melimpahkan damai sejahtera-Nya kepada kita.

     Damai sejahtera dari Tuhan ini tidak dapat dibeli dan diukur dengan uang dan harta sebesar apa pun!  Damai sejahtera ini diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus, yang adalah sumber damai sejahtera.

     Damai sejahtera adalah juga salah satu berkat rohani dari sorga yang Tuhan sediakan bagi orang percaya, sebagaimana yang Tuhan janjikan,  "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."  (Yohanes 14:27).  Maka dari itu bila seseorang ingin memiliki damai sejahtera ia tak perlu mencarinya dengan berkelana sampai ke ujung dunia, cukup datang kepada Kristus dan menerima Dia di dalam hatinya, maka damai sejahtera itu akan Tuhan berikan.  Damai sejahtera yang sejati itu pemberian dari Tuhan:  "...TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!"  (Mazmur 29:11).  Jadi, bukanlah hal yang mustahil orang percaya mengalami damai sejahtera, sekalipun berada di tengah dunia yang bergelora!

     Iblis takkan dapat mengambil satupun berkat Tuhan dari hidup kita atau merampas damai sejahtera di dalam hati kita selama kita tinggal dekat Tuhan dan menaati firman-firman-Nya.  Sebaliknya, Iblis akan dengan mudah mencuri damai sejahtera itu, ketika kita mulai berjalan menyimpang dari jalan-jalan Tuhan dan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah/hadirat Tuhan  (Ibrani 10:25), sebab hanya orang-orang yang teguh hatinya melekat kepada Tuhan dan firman-Nya yang beroleh damai sejahtera.

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."  Yesaya 26:3

have a blessed day !

Thursday, June 24, 2021

Panggilan Tuhan

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Efesus 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.

Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus, itu terlihat dari awal kalimat ini. Paulus menyadari bahwa dia diangkat menjadi rasul (utusan) adalah oleh karena kehendak Allah, bukan karena dia yang mengangkat dirinya sendiri. Tuhan yang telah memilih dia untuk menjadi alatNya, Tuhan yang mengutus dia untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain dan menjadi pembawa berita injil.

Saat Paulus menulis surat ini, ia sebagai seorang tahanan di Roma, tetapi ia tidak di penjara, melainkan tinggal dalam sebuah rumah yang diawasi oleh para prajurit Roma, tangannya terbelenggu dengan tangan seorang prajurit lain, sehingga ia tidak bebas bergerak. Ia sedang menunggu panggilan untuk pengadilan kaisar, sebab waktu di Yerusalem, Paulus naik banding kepada kaisar. Walaupun dalam pengawasan pemerintah Roma, Paulus masih diizinkan untuk menerima ntamu di rumahnya. Sehingga ia bisa berbicara tentang Injil Tuhan kepada mereka. Meski Paulus terbelenggu, tetapi injil tidak terbelenggu. Injil tetap menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan banyak orang, khususnya di Efesus melalui tulisan Paulus.

Paulus tadinya penganiaya jemaat, bahkan dia org yang paling semangat untuk menangkapi orang Kristen, pembenci org Kristen, tetapi Allah menangkap dia untuk menjadi alatNya.  Orang yang jahat luarbiasa, dapat Tuhan ubahkan menjadi utusannya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah kita. Begitu banyak pula kesaksian dari mereka yang tadinya pembenci Kristus, perusak gereja, menganiaya jemaat, mereka sekarang menjadi hamba Tuhan. Dan masih banyak lagi, Saulus-saulus penganiaya umat Tuhan yang akan dipanggil Tuhan.


Paulus menyebut dirinya sebagai utusan Yesus Kristus. Sebab Yesus Kristus yang sudah memanggil, menyelamatkan dan mengurapinya, ketika ia berada dalam perjalanan ke Damsyik untuk membunuh orang Kristen

"Pergilah, sebab orang ini adalah alat (skeuos = bejana) pilihan (ekloge = terpilih) bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada (enopion = dihadapan) bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus (dei = mengikat, wajib) ia tanggung oleh karena nama-Ku." (Kis.9:15,16). Paulus mengaitkan dirinya dengan Yesus yang mengutusnya, sebab Ia tidak ingin berjalan tanpa perintah Tuhan. Dalam perjalanan hidupnya, semakin ia mengenal Yesus, semakin ia tunduk dan menyerahkan seluruh hidupnya kepada Yesus. Dalam situasi kondisi yang tidak menentu seperti sekarang ini, tidak ada jalan lain selain kita pasrah kepada Tuhan, menyerahkan segala rencana kita kedepannya. Jangan pernah berjalan tanpa tuntunan Tuhan.

Paulus menjadi rasul oleh karena kehendak Tuhan yang memanggilnya. Tuhan yang menetapkan dia. Tuhan mendelegasikan dan Tuhan empower dia untuk dapat melaksanakan tugasnya itu. Allah telah memanggil Paulus, Allah juga telah memanggil saudara menjadi anak-anakNya. Kita tidak datang dengan kemauan sendiri, tetapi ada tangan Bapa di Surga yang mengarahkan kita untuk datang kepada Yesus. Saat Bapa menggerakkan hati kita, kita meresponinya, maka kita datang kepada Yesus.

Yoh 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Saudara adalah orang panggilan Allah, saudara menjadi bangsa yang terpilih karena respon saudara terhadap panggilan Tuhan.  Kita bersyukur kita telah memiliki hidup yang kekal didalam Kristus. Kita menjalani hidup di dunia seperti manusia lainnya, tetapi kita juga adalah bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah. karena itu prinsip hidup sebagai anak-anak kerajaan Allah harus kita jalani.

Have a blessed day !

Tuesday, June 22, 2021

Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengar

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Diakhir dari pesan Tuhan kepada jemaat di Efesus, adalah, siapa bertelinga hendaklah ia mendengar. Artinya apa yang Tuhan katakan, perhatikan baik-baik, dan lakukanlah.

Apa fungsi telinga? Tentulah untuk mendengar. Begitu pentingnya telinga, sehingga Tuhan menciptakan bukan hanya satu, tapi dua dan diletakkan di sebelah kiri dan kanan. Sudah begitu lengkapnya Tuhan menciptakan kita, tapi seringkali kita tidak memanfaatkan kedua belah telinga yang telah disediakan Tuhan bagi kita untuk bisa mendengar. Bagai masuk kiri keluar kanan, seolah-olah dari telinga kiri ke kanan hanyalah berisi sebuah terowongan kosong bebas hambatan.

Seringkali kita lupa apa yang kita dengar. Sebagai siswa disekolah, berapa kali kita lupa mendengar apa yang guru kita katakan tentang dead line pengumpulan tugas? Berapa kali kita lupa jadwal yang harus kita lakukan?


Ada begitu banyak pengajaran dari orang tua, saudara, teman-teman yang sangat baik untuk dijadikan bekal hidup, namun hanya sedikit yang mau mendengar, semakin sedikit pula yang dipraktekkan. Akibatnya ada banyak orang yang akhirnya menyesal dalam hidup karena tidak mendengar petuah orang tua atau orang-orang lain yang bijaksana. Sering mendengar kotbah, namun besoknya sudah lupa. Itupun menjadi kebiasaan banyak orang.

Lihatlah bagaimana Tuhan menegur bangsa Israel yang dikatakan buta dan tuli. "Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar." (Yesaya 42:20). Ternyata sudah dari dulu telinga yang diberikan Tuhan tidak difungsikan dengan benar. Kalau mundur lebih jauh, sejak Adam dan Hawa pun masalah ini sudah terjadi. Tidak heran jika Yesus berulang kali menyatakan "barang siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar" dalam berbagai kesempatan.

Seringkali Tuhan terus menerus berbicara pada kita memberitahukan banyak hal. Menjaga, mengingatkan bahkan menegur kita. Tuhan berbicara melalui orang disekitar kita, pemimpin rohani, orangtua, untuk menasehati, atau menjaga kesehatan, jangan terlalu larut dengan pekerjaan. Namun terkadang kita mempunyai prinsip sendiri sehingga mengabaikan banyak nasehat. sehingga hasilnya yang rugi tentu kita sendiri. Jika dibiarkan berlarut-larut, akan tiba masanya dimana kita tidak lagi punya kesempatan untuk mendengar dan memperbaiki diri. Itulah sebabnya Tuhan menegor jemaat di Efesus, untuk mendengarkan apa yang telah Tuhan katakan.

Telinga boleh sama-sama ada, namun hanya sedikit yang mau mendengar dengan sungguh-sungguh dan lebih sedikit lagi yang mau melakukan. Dalam Amsal dikatakan "baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan" (Amsal 1:5). Adalah bijak jika kita mau mendengar, belajar dari pengalaman dan petuah orang-orang yang lebih bijaksana dari kita sehingga kita bisa menambah ilmu dan mendapatkan berbagai masukan yang berguna sebagai bekal pertimbangan dalam menghadapi hidup. Disamping itu, ada Roh Kudus yang terus membimbing, menegur atau menasehati kita dalam melangkah. Semua itu penting agar kita bisa hidup sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan Tuhan. Haruskah kita mengabaikan semua itu dan akhirnya menyesal di kemudian hari? Jangan sampai teguran keras Tuhan "Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta!" (Yesaya 42:18) bagi orang Israel Dia katakan juga kepada kita. Sekali lagi, kita sendirilah yang akan menderita kerugian jika kita mengabaikan untuk mendengar. Hari ini, marilah kita mulai melembutkan hati untuk mendengar sebelum terlambat. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7b). Tuhan sudah menyediakan sepasang telinga yang berfungsi baik, jangan sia-siakan pemberian Tuhan ini. Cepatlah mendengar (Yakobus 1:19) agar kita terhindar dari berbagai jerat yang bisa mendatangkan penyesalan di kemudian hari.

Don't be ignorance, listen carefully to every word He says.

Have a blessed day!

Thursday, June 17, 2021

Mengambil kaki dian

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Wahyu 2:1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Kita akan bahas ayat yang kelima. Pada zaman dahulu, tidak ada lampu petromaks, apalagi neon. Dahulu orang memakai Pelita atau kaki dian untuk penerangan. Ada jenis kaki dian yang memiliki kaki tujuh, atau Sembilan.  


Fungsi kaki dian untuk menerangi saat malam hari, sama seperti sepuluh dara dalam kisah perumpamaan, mereka memegang masing-masing pelita untuk menerangi kegelapan.

Didalam tabernakel yang tertutup, kaki dian tidak pernah padam, 24 jam menyala terus menerus, tugas imam besar adalah mengisi minyak, jika pelitanya hampir padam. jadi terang yang ada pada kita, tidak boleh padam, kita harus tetap menyala menerangi dunia yang gelap ini selama kita hidup. 

Pada waktu kita  memasuki ruangan gelap, kita bawa kaki dian dan ruangannya menjadi terang. Kita berjalan di dalam ruangan tidak tersandung karena ada kaki dian yang menyala. Tuhan katakan, kalau kita tidak bertobat, dan bukan cukup hanya bertobat tapi kembali pada apa yang kita lakukan dulu waktu pertama kali bertemu Yesus, maka Tuhan akan ambil kaki dian itu. Berarti perjalanan hidup kita ke depan, kalau kita tidak lakukan, maka perjalanan kita akan jadi gelap! Bayangkan kalau berjalan dalam kegelapan, bisa terbentur tembok, bisa kesandung, bisa salah melangkah, gak bisa maju lebih cepat, ada banyak keraguan untuk melangkah, tidak dapat melihat adanya bahaya didepan sana,  tidak tahu ada bahaya yang sedang mengancam.

Orang yang berada semakin jauh dari Yesus, mereka tidak menyadari adanya bahaya yang sedang mengancam jiwa mereka. Mereka sedang berada didalam kegelapan yang pekat, tidak tahu arah tujuan, bahkan dapat salah langkah.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ini menjadi peringatan untuk kita semua. Kita bersyukur diingatkan Tuhan, kita semua diingatkan Tuhan, supaya tidak ada yang binasa, mari kita kembali kepada Tuhan, kerjakan apa yang semula dilakukan bagi Yesus.

Tuhan memberkati !

Tuesday, June 15, 2021

PUDARNYA CINTA MULA-MULA

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Wahyu 2:4, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Judul diatas bukanlah judul sinetron atau drama berseri, tetapi kisah nyata yang berbicara tentang kondisi jemaat Tuhan di Efesus.

Kasih mula-mula adalah kasih dimana kita berkobar-kobar bagi Tuhan, semangat ibadah dan melayani yang tak kunjung padam. Semangat untuk mencari jiwa yang terhilang, dan membawanya kepada Tuhan. Meski hujan, panas, kerjaan numpuk, rejeki seret itu semua tidak dapat merintangi untuk datang ibadah.

Kasih mula-mula dapat menjadi redup, karena itu harus dijaga dengan baik.

Sewaktu berpacaran saudara rasanya kangenan terus, tiap hari gak bosan untuk ketemu bahkan ngobrol sampai berjam-jam, entah apa saja yang diobrolkan.  Ada lagu jadul yang berlirik :  mau makan ingat kamu, mau tidur ingat kamu, mau pergi ingat kamu. Aku sedang bingung, ku ingat kamu  Aku sedang sedih, juga ku ingat kamu. Aku sedang bosan, ku ingat kamu." pokoknya intinya, inget si doi terus. nempel seperti perangko. 

Tetapi setelah memasuki fase pernikahan, bisa saja tidak seperti dulu lagi, apinya mulai redup, mulai tidak betah ngobrol berjam-jam, hanya sepatah dua patah kata saja.

Sewaktu cinta Tuhan mula-mula, begitu semangat, setelah beberapa saat, mulai tidak betah mengikuti ibadah, doa lima menit terasa hambar dan buang waktu. Baca Firman Tuhan sudah tidak tertarik lagi. kok bisa seperti itu..?

Bisa jadi, pertama mungkin karena kita sudah nyaman. Semua sudah beres, kesehatan beres, karir beres, rumah tangga beres, anak-anak beres,  pelayanan beres, segala sesuatu pekerjaan beres. Sehingga kita merasa nyaman, ada di zona nyaman. Akibatnya kita merasa tidak perlu lagi Tuhan Yesus, habis semuanya sudah beres. Tuhan Yesus dipersilahkan tidur di buritan kapal saja, kitalah yang mengendalikan perahu kehidupan kita, mengandalkan kemampuan kita. sampai terjadi badai, baru kita sadar, telah membiarkan Yesus tertidur didalam hidup kita, menyia-nyiakan Yesus didalam perjalanan hidup kita.

Kedua, karena cinta akan dunia. Dunia sudah menarik kita dengan segala kenikmatan sehingga kita kehilangan cinta yang mula-mula pada Yesus. Kalau pandangan kita sudah bergeser, maka focus kita tidak lagi kepada Yesus, ada hal lain yang menarik pandangan kita. saudara yang sedang meniti karir, saat karir sedang meroket, itu bisa saja membuat lupa diri kalau tidak menjaga hati kita. Bisnis berjalan lancar, investasi menguntungkan berlipat-lipat, semua itu bisa menggeser focus kepada Tuhan kalau tidak berjaga-jaga. Demas mencintai dunia, sehingga meninggalkan pekerjaan Tuhan (2 Timotius 4: 10a…karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku.). ikut Tuhan sudah tidak menarik lagi.

Ketiga, karena sudah jenuh. Karena menganggapnya sebagai rutinitas maka ibadah serta pengabdian kepada Tuhan menjadi bosan, jenuh, jemu tidak menarik lagi.

Keempat, ada luka hati, kekecewaan, kepahitan dalam hidup kita. kecewa kepada Tuhan, kecewa dengan hamba Tuhan atau pelayan Tuhan, kecewa dengan saudara seiman. Ini bisa saja meninggalkan gereja, meninggalkan persekutuan dalam Tuhan, lalu bergabung dengan dunia.

Apa Nasehat Tuhan terhadap kondisi jemaat yang seperti ini?

Wahyu 2:5, Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Bertobat disini artinya datang kembali kepada Tuhan, melakukan apa yang semula dikerjakan untuk Tuhan. Bertobat dalam pikiran dan bertobat dalam perbuatan.

Sering kali orang bertobat hanya pikiran saja. Ketika dibagikan Firman Tuhan, Saudara tertempelak, "Aku harus bertobat," tapi itu sekedar hanya di pikiran. Pagi ini, kita bukan hanya bertobat dalam pikiran kita, tapi mulai ungkapkan dengan perbuatan kita. Kembali 180 derajat supaya kita diberkati oleh Tuhan.


Dulu kita rajin berdoa, dulu kita rajin baca Firman Tuhan, dulu kita rajin melakukan Firman Tuhan, dulu kita rajin melayani, dulu kita komitmen melakukan pelayanan, kenapa sekarang sudah tidak lagi? Firman Tuhan berkata, Kembali lakukan apa yang dulu kamu lakukan! Mari kita perbaiki sikap, perbuatan serta gaya hidup kita kita dalam mengiring Tuhan.

Have a blessed day !

Thursday, June 10, 2021

TEGURAN TUHAN

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Jemaat Efesus - 3

Wahyu 2:2, Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

4. Sabar, dalam bahasa inggris sabar disebut long suffering. Sabar itu menderita. Menghadapi orang yang sukar diatur, membutuhkan kesabaran. Kita jengkel karena kurang sabar, atau sudah habis kesabaran kita. saat pergi ke rumah sakit, harus antri dengan sabar. Sudah sakit harus bersabar pula, rasanya menambah penderitaan. Membeli barang online, harus sabar pula menunggu kapan datangnya.

Hidup ini membutuhkan kesabaran, alangkah indahnya, setiap yang kita butuhkan, kita mendapatkannya tanpa perlu menunggu. Tetapi tidak demikian yang terjadi.  Kita cukup beruntung hidup di zaman modern ini, terutama dalam komunikasi. Saat belum ada email,  orang berkirim surat, dan harus sabar menunggu kapan datangnya surat dari sang kekasih. Kemudian membalas surat dan mengirimkannya, dan harus menunggu lagi balasannya. Itu semua membutuhkan kesabaran.

Roma 12:12 mengatakan sabar dalam pengharapan. Artinya, Kita berharap sesuatu lebih baik ke depannya, dan itu membutukan kesabaran dan ketekunan kita dalam menjalaninya. Saat menanam, harus bersabar menanti hasil panen.

Jemaat Efesus telah cukup sabar menghadapi hal yang terjadi didalam hidup mereka, bahkan kadang mereka kehabisan kesabaran terhadap orang yang jahat, pendusta, orang yang berpura-pura. Tuhan tahu kapasitas jemaat ini. Tuhan tahu kesabaran jemaat efesus. Artinya Tuhan tahu apa yang mereka rasakan, kejengkelan, gregetan kekesalan yang dialami, Tuhan dapat mengerti perasaan mereka. Terhadap kelemahan mereka ini, Tuhan tidak mengkoreksi, tetapi yang Tuhan tegur untuk jemaat ini perbaiki adalah Kasih mula-mula.

Wahyu 2:4, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Tuhan ingin mereka kembali lagi seperti di awal pertobatan, dimana mereka sungguh-sungguh mencari Tuhan, dimana mereka berkobar-kobar dalam mengikuti ibadah, Tuhan merindukan mereka balik seperti awal mereka datang kepada Tuhan.

Setiap pribadi yang didalam Kristus pasti pernah mengalami kasih mula-mula ketika bertemu Tuhan Yesus. Mari flash back kembali apa yang Saudara alami waktu pertama bertemu Tuhan Yesus. Apa yang Saudara perbuat bagi Dia? Mungkin 3, 5, 10, 15, 20 tahun lalu. Coba ingat kembali, hal apa yang Saudara lakukan dalam hidup Saudara pribadi waktu baca Firman Tuhan, berdoa, beribadah, rasanya begitu bergairah. Api berkobar-kobar, begitu semangat, rohnya menyala-nyala luar biasa. Tidak disuruh pun kita baca Firman Tuhan, tidak perlu didorong-dorong pun kita lakukan.


Sejalan dengan waktu, gairah itu pelan-pelan surut, bahkan ada yang nyaris padam, dingin. Malas doa, malas merenungkan Firman Tuhan, datang ibadah rasanya sesuatu yang sangat memberatkan. Padahal hanya mengikuti ibadah live streaming yang tidak membutuhkan waktu perjalanan ataupun ongkos.

Teguran untuk jemaat Efesus adalah untuk kita renungkan. Dimanakah gairah yang menyala-nyala itu? mari datang kepada Tuhan, minta Roh Kudus untuk membakar kembali semangat yang nyaris padam, sebagaimana nasihat Firman Tuhan : biarlah rohmu menyala-nyala !

Amin

Tuesday, June 8, 2021

AKU TAHU SEGALA PEKERJAANMU

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Jemaat Efesus - 3

Wahyu 2:2, Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

Apa yang Tuhan ketahui tentang kita? Dia tahu semuanya. Dia tahu SEGALA pekerjaan saudara, segala yang dialaminya, baik jerih lelah, ketekunan saudara. Apa yang kita rasakan, apa yang kita sedang hadapi atau gumuli saat ini, Yesus tahu segalanya. Luarbiasa sekali, kalau segalanya tidak luput dari pandangan Tuhan, maka seharusnya kekuatiran kita berkurang, karena Tuhan tahu dan Tuhan peduli. Hidup kita tidak terluput dari pandanganNya. Bukankah, Tuhan pernah berkata, bahwa burung pipit yang tidak ada harganya, saat jatuhpun, Bapa mengetahuinya. Hidup kita jauh lebih berharga dari burung pipit yang kecil, maka kita pasti akan diperhatikannya.

Ada 4 hal yang Tuhan ketahui tentang kita :

1. Pekerjaan yaitu tanggung jawab Saudara. Coba Saudara renungkan, apa yang kita kerjakan hari-hari ini? Kita bisa bohongi pasangan hidup kita, bos kita, tapi kita tidak pernah bisa bohongi Bos di atas segala bos. Mata Tuhan ada di mana-mana. Dia perhatikan yang Saudara dan saya lakukan. Apakah pekerjaan yang kita lakukan ini benar-benar sejalan dengan Firman Tuhan? Apakah kita sudah mulai menyerempet di luar Firman Tuhan? Apakah dengan cara duniawi? Tuhan perhatikan pekerjaan dan tanggung jawab kita karena mata Tuhan ada di mana-mana.

Tidak hanya itu, saat kita struggle (bergumul) dengan pekerjaan kita, yang menyita waktu, tenaga, menguras energy, menghadapi boss yang demanding dan menjengkelkan, stress karena pekerjaan, mengalami tekanan karena customers, Tuhan mengetahuinya. Ibu rumah tangga yang bergumul dengan pekerjaan sehari-hari, mengatur rumah, menyiapkan makanan  bagi anak-anak, itu semua Tuhan mengetahuinya.

2. Jerih payah, dalam bahasa aslinya adalah "banting tulang". Sehari rata-rata kita bekerja 8-10 jam. Tapi ada orang yang banting tulang, bukannya hanya kerja sampai jam 5 sore, tapi sampai jam 10 malam, jam 11 malam. Rasanya begitu berat, begitu capek banting tulang. Saya pernah menerima WA dari salah satu anak Tuhan, yang berkata : " Saya capek sekali dengan pekerjaan ini, gak ada habisnya, dari pagi sampai larut malam, stress sayaa….gak ada waktu lagi untuk saat teduh, gak ada waktu untuk santai…sampai kapan ini yaaa ….saya udah gak tahaan lagi” Ada lagi yang curhat, “ hidup terasa berat sekali..makin lama makin gak kuat lagi…”

Kita mengeluh tentang jerih lelah kita, tentang situasi yang kita hadapi, tetapi tetap semangat ya. Mazmur 37:23, TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

Ada Tuhan yang masih menopang tangan saudara. Tangan Tuhan menarik saudara, agar saudara tidak jatuh tergelatak. Agar saudara tetap dapat berdiri tegak.

Apa yang kita gumulkan, Tuhan perhatikan dalam hidup kita. Jangan takut! Dia tidak akan pernah membiarkan kita jatuh sampai tergeletak.

3. Ketekunan, bahasa lainnya adalah kesetiaan. Tuhan memperhatikan kesetiaan saudara, meski dalam jerih lelah, apakah saudara tetap setia beribadah, tetap berjalan dalam Tuhan? apakah saudara setia terhadap pasangan? itu semua Tuhan perhatikan. Setia artinya dalam segala keadaan, suka dan duka, tetap setia. Mau sedang mengalami masalah atau tidak ada masalah, kita tetap setia kepada Tuhan. Setia adalah bentuk komitmen kita kepada Tuhan. Sadrakh, Mesakh, Abednego saat diminta untuk menyembah patung, mereka menolaknya, karena mereka setia kepada Allah. bahkan saat diancam hukuman mati, mereka tetap setia tidak mau menyembah ilah lain.

Kebalikan dari setia adalah, berkhianat. Yudas mengkhianati Yesus, bahkan menjual Yesus demi kepentingan sendiri. Entah karena uang, entah karena jabatan, atau upah yang dijanjikan, Yudas rela menjual kesetiaannya, rela menjual Yesus.

Jangan jual Yesus karena kelelahan, jangan jual Yesus karena kesibukan, jangan jual Yesus karena yang ditawarkan dunia lebih menggiurkan, jangan menyimpang dari jalan Tuhan.

Yesus tidak pernah tinggalkan kita, Dia setia kepada kita.

jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." ~ 2 Timotius 2:13

have a blessed day !

(bersambung)

Thursday, June 3, 2021

AMAN DALAM LINDUNGAN TUHAN

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

serial Efesus 2

Wahyu 1:20-2:1

Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

Dari pembacaan diatas, kita mendapat pengertian, ketujuh bintang berbicara mengenai pemimpin dan kaki dian itu berbicara mengenai jemaat. Jadi ini berbicara mengenai pemimpin dan kelompok jemaat. Ini berbicara bagi kita, termasuk saya sebagai pemimpin, dan Saudara sebagai jemaat.

Apa yang Tuhan katakan? "Dia, yang memegang".

Kalau hidup kita ada di dalam tangan Tuhan, ada sebuah pesan Tuhan dari Lukas 12:6-7, Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Lima ekor burung pipit hanya dua duit, harganya sangat murah. Artinya per ekornya burung pipit itu tidak ada harganya, sangat murah. Itu pun dipelihara Tuhan, apalagi kita yang adalah biji mata Tuhan! Saudara pasti dipelihara Tuhan. Hidup Saudara pasti ada dalam tangan Tuhan. Karena itu jangan takut! Karena hidup Saudara dan saya ada dalam tangan Tuhan.

Dalam Wahyu 2:1 dikatakan, … Inilah firman dari Dia, yang … berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

Selain hidup kita ada di dalam tangan Tuhan, rupanya Tuhan berjalan di tengah-tengah umatNya. Artinya hidup kita itu diperhatikan, dikontrol, diperiksa oleh Tuhan! Dia bukan saja memegang hidup kita, tapi Dia juga kontrol dan perhatikan kita. Yesus tidak lepas tangan, atau duduk uncang-uncang kaki. Tetapi DIA berjalan kesana kemari diantara jemaatNya. Gembala yang memperhatikan domba-dombaNya. Kalau ada yang sakit, yang susah, yang sedang menderita, maka Yesus mengenalinya, karena DIA tidak tinggal diam, DIA sangat aktif mengunjungi. Kita bersyukur memiliki Allah yang peduli akan kehidupan kita, hidup kita aman dalam tangan Tuhan, selain itu juga Tuhan memperhatikan kita.


Tuhan tahu saat saudara sedang lemah, sedang jatuh, sedih, kecewa, senang, bahagia, dan berbagai macam persaaan yang saudara alami. Tuhan tahu apa yang sedang saudara alami saat ini, pekerjaanmu, rumah tanggamu, karirmu, studymu, kegalauanmu, rencanamu, segala sesuatu tentang saudara Tuhan tahu semuanya itu.

Kalau Dia tahu dan peduli maka Dia juga akan bertindak menolong kita. hidup kita aman didalam Dia dan terpelihara sempurna.

bersambung

Tuesday, June 1, 2021

Jemaat Efesus 1 - Teguran Tuhan

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Sejalan dengan tema tahun ini yang akan membahas kitab Efesus, maka Mulai hari ini dan selanjutnya renungan pagi akan mengupas kitab efesus, dan hari ini kita membahas tentang Jemaat Efesus dari kitab Wahyu.

Wahyu 2:1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. 2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. 2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.


Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus

Yohanes menjadi jurutulis dari Tuhan, apa yang dia terima dan dengar, dia menuliskannya. Supaya kita dapat mengerti akan maksud Tuhan. Sehingga pesan yang Yohanes tulis adalah dari Tuhan sendiri.

Tuhan ingin berkomunikasi dengan umatNya baik melalui tulisan ataupun lisan. Alkitab adalah komunikasi Tuhan dalam bentuk tulisan untuk kita jemaat yang dikasihiNya.

Malaikat jemaat,kalimat ini sepertinya membingungkan. Kok Rasul Yohanes diminta mengirimkan tulisan kepada malaikat jemaat Efesus? Memangnya malaikatnya tinggal di Efesus? Dan bisa ditemui? Mengapa Tuhan menyuruh Yohanes mengirimkan surat kepada malaikat?

Perkataan malaikat (angel) artinya messenger, atau penyampai berita. Ini mengacu kepada hamba Tuhan, pengkotbah, penatua geraja atau gembala sidang tepatnya. Jadi Tuhan menyampaikan pesan untuk pemimpin gereja Efesus untuk mereka perhatikan dan lakukan apa yang Tuhan katakan. Tuhan tidak ingin jemaatNya kehilangan arah dan tujuan, Tuhan ingin mengarahkan dan memberikan petunjuk kepada umatNya.

Surat ini adalah berupa teguran, koreksi, serta nasihat. Sama seperti orangtua yang menasehati anak-anaknya, memberikan teguran, koreksi, itu semua baik untuk anak-anaknya, karena orangtua sangat mengasihinya. Kita tidak mungkin mengoreksi anak tetangga, bisa-bisa dimusuhi oleh ibu bapaknya. Kalau Tuhan masih menegor kita, menasehati kita, itu tandanya Tuhan sayang dan peduli kepada kita, kalau Tuhan sudah diam dan tidak menegor sama sekali, itu bahaya bagi kita, tandanya Tuhan sudah tidak peduli lagi dengan kita. sebagai mana ada ayat di Wahyu 3:19 yang mengatakan : Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Tujuan dari tegoran adalah untuk kita hidup lebih baik. Bersyukurlah kalau saudara mendengarkan atau membaca Firman Tuhan, ada yang “menyentil” atau mengingatkan saudara, itu tandanya Tuhan masih berbicara kepada saudara.

Tuliskanlah kepada malaikat (Penjaga) jemaat Efesus.

Kota Efesus pada saat zaman rasul-rasul adalah kota yang cukup besar, diperkirakan penduduk kota tersebut 250 ribu orang.

Gereja Efesus didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang hebat-hebat. Gereja di sini didirikan oleh Paulus yang bersama-sama dengan Priskila dan Akwila singgah di sana dalam perjalanan misionarisnya yang ke 2, pada sekitar tahun 52 M (Kis 18:19). Paulus lalu meninggalkan Efesus, sedangkan Priskila dan Akwila tetap di Efesus (Kis 18:20-21). Karena itu ada yang beranggapan bahwa pendiri gereja Efesus bukan Paulus tetapi Priskila dan Akwila. Lalu dalam perjalanan misionarisnya yang ketiga, Paulus singgah ke Efesus lagi dan melayani gereja ini selama kira-kira 3 tahun (Kis 19:1-8,10,22  Kis 20:31).

Selain Paulus, Timotius juga pernah melayani di sana (1Tim 1:3). Tidak hanya itu saja, Rasul Yohanes juga pernah tinggal dan melayani di Efesus. Ini tidak diceritakan dalam Kitab Suci, tetapi hanya dinyatakan oleh tradisi. tradisi mengatakan bahwa Yohanes tinggal di sana pada masa tuanya.

Kalau kita lihat, Sidang Jemaat di Efesus ini didirikan oleh orang yang dipakai Tuhan luarbiasa dan dahsyat. Harusnya jemaatnya adalah jemaat yang luarbiasa pula. Tetapi itu ternyata tidak menjamin. 

Apa perlunya kita tahu bahwa gereja Efesus ini didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang hebat-hebat itu? Perlunya adalah supaya kita waspada. Ternyata gereja Efesus yang didirikan dan dilayani oleh tokoh-tokoh yang luar biasa itu bisa kehilangan kasih yang semula, dan bahkan akhirnya mendapatkan teguran keras oleh Kristus. 

Karena itu, tidak peduli siapa tokoh yang mendirikan dan melayani gereja, tidak peduli hamba Tuhan yang besar yang mendirikan sidang gereja atau berkotbah ataupun mengajar,  saudara jangan lengah dalam menjaga kasih saudara kepada Tuhan supaya saudara tidak kehilangan kasih yang semula!

 have a blessed day !