Thursday, April 28, 2022

WAKTU CEPAT BERLALU

 "Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh."  Mazmur 90:9

Dua hari yang lalu (26 April 2022) sejak diumumkan kebebasan dan kelonggaran bagi kita yang tinggal di Singapore, sangatlah melegakan. Bayangkan selama dua tahun, kita mengalami banyak keterbatasan dalam bergerak secara fisik, semuanya diarahkan via online. Ada kemudahan tetapi juga mengalami banyak keterbatasan, kita manusia adalah mahluk social yang butuh interaksi secara fisik, tidak bisa hanya diwakili dengan online.

Di tempat-tempat umum sudah tidak diberlakukan lagi trace together, tidak perlu repot-repot scan. Ibu-ibu yang membawa kereta dorong bayi, dapat dengan lenggang masuk supermarket atau mall, tanpa perlu mengeluarkan hp dan scan di entry gate. Tidak hanya itu saja, setiap pintu masuk mall mulai dibuka, selama ini hanya ada satu pintu masuk, sehingga mereka yang ingin masuk harus antri panjang serta harus scan trace together.  terutama di pasar geylang serai ini sangat menolong sekali, sebab pasar ini banyak memiliki akses masuk dari berbagai penjuru.

Gerejapun sudah berjalan seperti sebelum adanya Covid. Mulai awal Mei, tidak diberlakukan lagi scan trace together. Fellowship dapat dilakukan tanpa pembatasan jumlahnya.

Saat kita look back dua tahun yang lalu, kita semuanya bingung, cemas, panic, kuatir, tentang apa yang saat itu terjadi. Saat menjalani kehidupan selama dua tahun belakangan inipun, hati was-was karena tidak tahu apa yang akan terjadi, banyak kerabat, kenalan, teman, yang meninggal selama kurun waktu dua tahun ini. Kita tidak tahu kapan bisa bertemu kembali dengan kerabat, keluarga yang sudah berpisah selama dua tahun ini. Tetapi puji Tuhan, kondisi semakin membaik.

Saat kita merenungkan, kita pun berguman dalam hati:  "Begitu cepatnya waktu berlalu, dari detik ke menit, dari menit ke jam, dari jam ke hari, dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan dan dari bulan ke tahun, semuanya berjalan seolah-olah hanya sekejap mata." Tanpa terasa sudah dua tahun kita fighting dengan Pandemic Covid 19 ini.

Rasa-rasanya masih terlintas di benak kita beberapa waktu lalu bagaimana cemasnya situasi yang kita hadapi.


Hari-hari yang telah kita lalui di sepanjang dua tahun ini dipenuhi dengan rona-rona kehidupan:  ada suka, ada duka, ada tawa, ada tangis, ada keberhasilan, ada kegagalan, ada rencana yang sudah disusun rapi tapi tak terlaksana, ada doa yang telah dijawab Tuhan, tapi banyak pula doa-doa kita yang belum ada jawabannya.  Semuanya itu menjadi pelajaran berharga untuk kita! 

Karena waktu itu begitu singkat, cepat berlalu, tidak akan pernah kembali terulang dan kita pun tak sanggup menghentikannya, maka kita pun harus segera sadar dan berbenah supaya tidak ada penyesalan yang muncul di kemudian hari dikarenakan kita telah membuang waktu dan kesempatan yang ada secara percuma,  "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."  (Mazmur 90:12).

Namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan yaitu mengucap syukur kepada Tuhan:  bersyukur atas kesehatan, bersyukur atas panjang umur, bersyukur atas berkat dan pemeliharaan, bersyukur atas penyertaan-Nya sehingga kita beroleh kesanggupan untuk menjalani hari-hari di sepanjang tahun dua tahun ini.  Nyata benar bahwa Tuhan itu  "...bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."  (Mazmur 46:2).  Kalau bukan karena anugerah dan kasih karunia Tuhan, kita tidak mungkin dapat melewati setiap ujian dan tantangan yang ada.

Bersyukurlah kepada Tuhan, karena-Nya kita bisa sampai saat ini !

Tuesday, April 26, 2022

LIBATKAN TUHAN

"Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,"  Keluaran 31:2-3

Tuhan menghendaki anak-anak-Nya memiliki kualitas hidup yang berbeda dengan dunia!  Karena itu firman-Nya mengajar kita untuk melakukan setiap pekerjaan dengan kualitas yang terbaik, bukan secara asal-asalan, sehingga mencapai hasil yang maksimal.  Alkitab mengajar kita untuk melakukan setiap pekerjaan dengan kualitas yang terbaik.  Jadi,  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya."  (Kolose 3:23-24).  Kita diperintahkan untuk bekerja dengan sebaik mungkin tanpa memandang jenis pekerjaannya.  Ini firman Tuhan, bukan perkataan manusia!

     Ada dua orang yang dipilih Tuhan untuk terlibat dalam proses pembangunan Kemah Suci dan segala kelengkapannya, yaitu Bezaleel dan Aholiab.  Bezaleel orang yang ahli dalam hal benda-benda berharga dan perhiasan-perhiasan, termasuk ukiran-ukiran.  Aholiab adalah seorang yang ahli dalam hal pembuatan perkakas-perkakas, pakaian dan juga kelengkapan para imam dan orang Lewi.  Tuhan berkenan memenuhi mereka dengan Roh-Nya.  Pengertian  'dipenuhi dengan Roh Tuhan'  artinya:  diperlengkapi dan diberi kemampuan rohani untuk pelayanan khusus bagi Tuhan:  "...untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;"  (Keluaran 31:4)  dan "...untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan."  (Keluaran 31:5).

Kedua orang ini tidak punya pengalaman dalam mengerjakan kemah suci, tetapi Roh Allah melengkapi mereka dengan hikmat dan pengetahuan, sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan baik.


Untuk dapat melakukan pekerjaan dengan kualitas yang terbaik kita harus selalu melibatkan Tuhan dan meminta tuntunan-Nya.  Dalam praktek hidup sehari-hari kita sering merasa diri mampu, hebat, pintar dan berpengalaman, sehingga kita merasa tak membutuhkan campur tangan Tuhan.  Namun, begitu kita menuai kegagalan atau hasil yang diraih tak seperti yang diharapkan, kita langsung marah dan menyalahkan Tuhan.

Tetapi cobalah libatkan Tuhan didalam setiap pekerjaan,  baik kecil maupun besar, akan berbeda hasilnya. Terlebih lagi saat saudara mendapat tugas yang sulit dan penuh tantangan, mintalah hikmat Tuhan, pengetahuan dari Tuhan, maka saudara akan dapat menyelesaikan tantangan dengan penuh kemenangan.

"Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam."  Zakharia 4:6a

 

Thursday, April 21, 2022

Mengenal Tomas

Yohanes 20:24   Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.

20:25     Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

20:26     Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

20:27     Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

20:28     Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

20:29     Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Siapakah Tomas? Ia adalah salah satu dari 12 Murid Tuhan Yesus (Mat. 10:3; Mark. 3:18; Lukas 6:15). Yohanes memberikan gambaran mengenai karakter Tomas. Ia seorang yang skeptis, tapi setia (Yoh. 11:16); seorang yang lambat belajar, tapi jujur (Yoh. 14:5), seorang yang menuntut suatu pengalaman pribadi (Yoh. 20:24-29)

Apa yang Tomas alami? Ay. 24. Kekecewaan yang membawa kepada kesendirian. Tomas tidak ada ketika Tuhan Yesus menjumpai murid-murid pada malam hari di minggu pertama kebangkitan itu. Murid-murid sedang berkumpul dan bercerita tentang Tuhan Yesus yang bangkit. Awalnya Tomas ada bersama mereka, tetapi kemudian dia pergi, sehingga ketika Tuhan Yesus hadir, Tomas tidak ada berjumpa Tuhan Yesus.

Ay. 25 Walaupun malam itu Tomas tidak bersama dengan muridmurid yang lain, tetapi murid-murid tidak meninggalkan Tomas, dan tetap memberikan kesaksian kepada Tomas. Tomas tidak dapat menerima kesaksian dari teman-temannya, ia mengharapkan suatu pengalaman pribadi. Hubungan kita dengan Tuhan adalah berbicara pengalaman pribadi. Dalam perjalanan hidup ini, pastilah ada perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Dimana saat saudara mengalami pergumulan hidup, saudara mendapatkan pengalaman baru dengan Tuhan. sehingga saudara menjadi celik dan melihat Tuhan.

Ay. 26-27 pada hari ke 8 ini Tomas masih bersama dengan muridmurid yang lain. Dan saat inilah Tuhan Yesus kembali menampakkan diri kepada murid-murid. Jika kita memperhatikan apa yang ditulis oleh Rasul Yohanes kita melihat bagaimana Tuhan Yesus memberikan perhatian yang khusus kepada Tomas. Tuhan Yesus tahu persis apa yang diperlukan oleh Tomas, dan Tuhan menjawab Tomas sesuai kebutuhannya.

Ay. 28 Penampakan diri Tuhan Yesus kepada Tomas membuat sebuah perubahan yang nyata dalam diri Tomas. Setelah Tomas melihat secara pribadi Tuhan Yesus yang bangkit, hidupnya berubah. Dari awal yang tidak percaya, menjadi munculnya pengakuan iman yang pertama: “Ya Tuhanku dan Allahku”. Tomas bukan sekedar menganggap Yesus sebagai guru, nabi, atau penyelamat, tetapi Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Allah bagi Tomas.

Dari sini kita dapat mempelajari,

Pertama, Jangan menjauh dari persekutuan dengan saudara seiman. Kita bisa saja seperti Tomas, sudah banyak mendengar FT dan kesaksian, tetap ketika kekecewaan melanda hidup kita, kita mengalami keragu-raguan dan kelemahan iman. Tomas mengajarkan kita agar dalam kondisi demikian tidak meninggalkan persekutuan dengan Saudara-saudara seiman. Percayalah Tuhan dalam setiap kondisi yang kita alami Tuhan ingin kita dapat belajar lebih mengenal Dia.

Kedua, Tetaplah percaya dan menantikan Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah mengecewakan kita. Dia memperhatikan kita pribadi lepas pribadi. Tuhan mengerti setiap kebutuhan kita secara pribadi, seperti Dia memperhatikan Tomas. Tuhan akan menjawab setiap kebutuhan kita menurut waktunya Tuhan. Walaupun sekarang kita tidak melihat Tuhan secara fisik, tapi kita dapat merasakan kehadirannya melalui Roh Kudus dalam diri kita.

Ketiga, Responi perjumaan dengan Tuhan secara benar. Bagi setiap kita telah mendapatkan kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan secara pribadi, merasakan kasih, kuasa dan pertolongan-Nya. Bagaimana kita meresponi hal ini? Tomas langsung meresponi dan memiliki pengakuan dalam imannya, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah nya. Have a blessed day !

 

Tuesday, April 19, 2022

Berulang-ulang Yesus menampakan diri

 Kisah 1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Tercatat di dalam Alkitab ada beberapa kali Yesus menampakkan diri: Perempuan di kuburan (Mat 28:9), kepada sebelas murid (Mat 28:16), Simon (Luk 24:34), dua orang (Luk 24:15), para murid (Luk 24:36), Maria Magdalena (Yoh 20:15), sepuluh murid (Yoh 20:17), sebelas murid (Yoh 20:26), tujuh murid (Yoh 21:1), Kefas / Petrus (1 Kor 15:5), dua belas murid / para rasul (1 Kor 15:5), 500 saudara-saudara (1 Kor 15:6; Mat 28:16-17), Yakobus / keluarga jasmani-Nya (1 Kor 15:7), semua rasul (1 Kor 15:7), dan yang paling terakhir, Yesus menampakkan diri kepada Paulus (1 Kor 15:8; Kis 9).


Selama 40 hari, Yesus berkali-kali menampakkan diri kepada murid-muridNya. Untuk apa?

1. Yesus sedang mempersiapkan murid-muridNya untuk tugas yang besar, yakni menyelamatkan umat manusia, memindahkan manusia dari kerajaan gelap menuju kerajaan terang. Yesus akan kembali ke Surga, sebelumnya, Dia sempatkan diri untuk bertemu dengan murid-muridNya dan berbicara tentang kerajaan Allah. hal-hal yang mereka tidak mengerti, Yesus mengambil waktu untuk menjelaskannya.

Yesus tidak melepas murid-muridNya begitu saja, bahkan sebelum Dia naik ke Surga, Dia memberikan jaminan, bahwa Dia akan menyertai mereka sampai selamanya, kapanpun mereka membutuhkan, Yesus pasti ada disana. Bahkan Dia sudah berjanji, dua tiga orang berkumpul didalam nama Yesus, pastilah Dia hadir !

2. Yesus meng-impartasi pengajaranNya. Selama 40 hari ini, Yesus menyediakan waktu yang khusus untuk meng-impartasi FirmanNya. Sehingga saat mereka memberitakan injil, maka mereka akan memberitakan dengan confidence. Karena mereka sudah paham. Akan berbeda sekali kalau saudara mengenal dengan benar, dibanding dengan samar-samar. Kalau saudara orang Jakarta, maka saudara dapat menceritakan dengan confidence tentang Jakarta. Kalau saudara hanya mendengar tentang Jakarta dari kata orang, maka penyampaian saudara hanya terbatas.

Yesus ingin saat murid-muridNya memberitakan injil, mereka memberitakan dengan powerful. Untuk itulah Dia menyediakan waktu selama 40 hari.

3. Yesus menampakkan diri berulang-ulang. Ini berarti bahwa Yesus tidak bersama mereka selama 24 jam sepanjang 40 hari itu. Dia ingin murid-muridNya juga memiliki waktu keluarga mereka, pekerjaan mereka, serta kehidupan social mereka. Mungkin situasinya seperti dosen memberi kuliah. Memberi pengajaran selama 2x45 menit, setelah itu dilanjutkan keesokan harinya. Yesus memberi ruang waktu untuk murid-muridNya mengunyah pelajaran yang DIa berikan, serta mempraktekkannya dalam keseharian.

Kesimpulan

Yesus tidak melepas murid-muridNya begitu saja dan membebani tugas yang berat. Tetapi Dia mempersiapkan dengan matang, dengan sungguh-sungguh, Dia menyediakan waktu untuk melengkapi murid-muridNya, tidak hanya itu saja, tetapi Dia juga akan mengirimkan Roh Kudus untuk menyertai mereka.

Yesus tidak membiarkan saudara begitu saja, menghadapi masalah, pergumulan, beban, Dia menyatakan diriNya, Dia menyertai saudara, dan Dia mengingat saudara!

Monday, April 18, 2022

DAN KEPADA PETRUS

”Katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus” (Mrk. 16:7).

Inilah perintah malaikat Tuhan kepada para perempuan yang datang ke kubur pagi itu. Nama Petrus disebutkan secara khusus. Apakah artinya ini? Kenapa hanya nama dia? Bukankah perkataan murid-muridNya mencakup nama Petrus pula?

Kelihatannya, peristiwa penyangkalan Petrus di halaman rumah imam besar telah menjadi buah bibir di kalangan para murid. Pengingkaran bukan persoalan sepele. Bisa jadi, Petrus pun merasa tidak enak tinggal dalam persekutuan itu. Dia telah menjadi bahan gosip di antara mereka. Nama Petrus viral dimana-mana, mungkin kalau situasi zaman sekarang, banyak yang akan nyinyir dan mencibir, “kok murid utama Yesus, menyangkal Yesus, padahal sudah ikut Yesus selama 3 tahun lebih, murid pilihan lagi, sudah melayani, termasuk tiga jajaran murid utama, kok bisa sih menyangkal Yesus..?”

Yudas Iskariot, pastilah juga menjadi bahan gosip. Tetapi dia telah mati bunuh diri. Dan kematiannya bisa jadi dirasakan para murid sebagai harga yang harus dibayarnya. Mungkin saja, di antara para murid ada yang menganggap tindakan Yudas sebagai penebus salah. Tetapi, bagaimana dengan Petrus?

Tampaknya, hubungan Petrus dengan para murid menjadi kurang harmonis. Bisa jadi, ada di antara para murid yang ingin Petrus keluar dari komunitas itu. Namun, mereka pun tak bisa mengusir Petrus. Sebab, Yesus sendiri pun pernah menyatakan bahwa Petrus akan menyangkalnya. Bahkan Yesus memerintahkan Petrus, jika telah sadar,  agar menguatkan para murid lainnya. Lagi pula, para murid lainnya, kecuali Yohanes dan Petrus, lari saat Yesus ditangkap. Mereka juga tidak lebih baik dari Petrus.

Sehingga, frasa ”Katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus” bisa dikatakan semacam penerimaan kembali. Memang Petrus telah menyangkal Yesus. Kita tak perlu mengecilkan arti penyangkalan ini. Bagaimanapun, penyangkalan merupakan kesalahan besar. Tetapi, yang penting untuk ditelaah ialah bahwa Petrus sungguh-sungguh menyesali kejadian itu. Setelah peristiwa penyangkalan itu, ketika Yesus berpaling memandang Petrus, Lukas mencatat: Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya (Luk. 22:62).


Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Menangis dengan sedihnya bukanlah perkara biasa. Ini bukanlah semacam rasa haru karena menyaksikan kesusahan orang lain. Tetapi, ini merupakan semacam penyesalan diri karena menyadari betapa lemahnya tubuh fana ini.

Frasa ”roh memang penurut, tetapi daging lemah” terlihat jelas dalam peristiwa penyangkalan Petrus. Ini bukanlah air mata biasa. Ini juga bukan rekayasa. Inilah air mata ketulusan. Dan Allah menghargai air mata kayak begini. Bagaimanapun, Allah melihat hati orang.

Paskah adalah kebangkitan Yesus. Dan serentak dengan itu kebangkitan para murid, dalam hal ini Petrus. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang menerima Petrus kembali. Dia tidak sekadar bangkit, Dia juga membangkitkan Petrus.

Saat merayakan Paskah, kebangkitan Kristus, mari kita bertanya: "Apakah kita juga telah dibangkitkan Kristus?" Jika belum, mintalah kepada Allah untuk membangkitkan kita dalam kehidupan yang serba tak pasti ini! Mintalah kepekaan hati untuk merasakan kebangkitan Kristus itu dalam diri sendiri.

Have a blessed day !

 

Wednesday, April 13, 2022

“YESUS MENYERAHKAN NYAWANYA”

Lukas   23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

Dua hari lagi kita akan merayakan hari besar umat Kristiani yakni Peringatan Hari Kematian Yesus, Jumat Agung. Disebut Jumat Agung karena pada hari inilah Yesus mati disalibkan di Golgota demi menanggung dosa manusia dan dunia ini.

Kalimat  “Yesus menyerahkan nyawa-Nya”. Ini merupakan perkataan terakhir yang Tuhan Yesus ucapkan di atas kayu salib. Perkataan terakhir Tuhan kita ini merupakan perkataan yang sangat luar biasa. Mengapa? Karena satu alasan: tidak ada satu orangpun yang dapat mengatakan hal yang sama di detik terakhir dalam hidupnya. Mengapa? Karena manusia tidak dapat menyerahkan nyawanya kepada Allah. Manusia memang memiliki nyawa namun manusia sama sekali tidak berkuasa atasnya. Manusia menerima nafas kehidupan dari Allah dan pada suatu saat yang pasti di dalam hidupnya, Allah akan mengambil nyawa tersebut dari mereka. Ya, menjelang kematiannya, manusia tidak memiliki kemampuan sedikitpun untuk melepaskan nyawanya dari tubuhnya dan kemudian menyerahkannya kepada Allah. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi ketika manusia mati? Apa yang terjadi adalah manusia menanti dengan pasif sampai Allah mengambil nyawanya dan dengan demikian mengakhiri hidupnya di dunia ini.

Tidak demikian dengan Sang Juruselamat Dunia. Di momen terakhir sebelum Ia mati di Bukit Golgota, Ia mengumpulkan seluruh kekuatan yang masih tersisa pada tubuh manusiawi-Nya yang hancur, kemudian dengan suara nyaring Ia berseru kepada Bapa, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” dan setelah itu Ia mati.

 Apa yang perlu kita sadari dari peristiwa ini? Yesus tidak mati karena maut mengakhiri hidup-Nya. Ia tidak menanti maut menjemput-Nya. Ia tidak menunggu dengan tak berdaya hingga kematian mengakhiri nafas-Nya. Yesus mati hanya karena satu alasan: Ia memiliki kuasa penuh atas nyawa-Nya dan dengan sukarela Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Allah Bapa

Apa yang hendak kita pelajari dari kematian Yesus yang kita akan kita peringati dua hari lagi?

Pertama, kematian Yesus merupakan tindakan aktif. Kata-kata Yesus berbeda dengan kata-kata Stefanus: “Tuhan Yesus, terimalah rohku” (Kis. 7:59). Keunikan dari tindakan Tuhan kita bisa terlihat dengan membandingkan kata-kata-Nya di kayu salib dengan kata-kata dari Stefanus yang sedang sekarat. Pada waktu martir Kristen pertama itu sampai di tepi sungai, ia berseru: “Tuhan Yesus, terimalah rohku” (Kis. 7:59). Tetapi kontras dengan ini Kristus berkata: “Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan rohKu”. Roh Stefanus diambil dari dia. Tidak demikian dengan sang Juruselamat. Tidak seorangpun bisa mengambil nyawa-Nya dari Dia. Ia “menyerahkan” roh-Nya kepada Bapa.

Kedua, Yesus mati karena kehendak-Nya sendiri (bnd. Yoh. 10:17-18). - “(17) Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali. (18) Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”. Yesus menyerahkan nyawa-Nya karena Ia menghendakinya, pada saat Ia menghendakinya, dan sebagaimana Ia menghendakinya.

Kematian Kristus merupakan sesuatu yang bersifat supra natural. Dengan ini kami memaksudkan bahwa kematian-Nya itu berbeda dengan setiap kematian yang lain. Dalam segala hal Ia mempunyai keunggulan. Kelahiran-Nya berbeda dengan semua kelahiran yang lain. Kehidupan-Nya berbeda dengan semua kehidupan yang lain. Dan kematian-Nya berbeda dengan semua kematian yang lain. Ini dengan jelas ditunjukkan dalam ucapan-Nya sendiri tentang hal ini.

Ketiga, Yesus mengucapkan kata-kata itu dengan suara nyaring. “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya. Yesus tidak mati karena pelan-pelan kehabisan tenaga, tetapi dengan teriakan yang nyaring. Mengapa Yesus mengucapkan teriakan yang dahsyat itu “dengan suara yang nyaring?” Bukankah ini menunjukkan bahwa kekuatan-Nya belum meninggalkan-Nya? bahwa Ia masih tetap merupakan tuan dari diri-Nya sendiri, dan bukannya dikalahkan oleh kematian, tetapi Ia hanya menyerahkan diri-Nya sendiri kepada kematian itu?

Kematian Yesus telah menghilangkan pembatas antara Allah dan manusia. Kematian Yesus telah menjadi pembebas bagi manusia. Kematian Yesus telah menjadi jalan pembebasan manusia dari kutuk dosa. Kematian Yesus telah menjadi jalan dan jembatan bagi manusia untuk datang kepada Allah. Kematian Yesus bukanlah kematian yang sia-sia! Tapi dengan kematian Yesus, dimulailah babakan baru dalam sejarah penyelamatan manusia yang ditandai dengan bangkitnya Dia pada hari yang ketiga. Kematian Yesus bukanlah kematian yang biasa, tapi menjadi kematian yang luar biasa untuk menuju penyempurnaan penebusan dosa manusia, ketika Dia menjadi manusia pertama yang bangkit dari mati. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kematian Yesus telah membawa berkat yang luar biasa kepada manusia. Kematian-Nya bukanlah membawa luka, tapi justru mendatangkan kelegaan. Kematian Yesus menjadi awal bagi kehidupan baru dan bukanlah akhir bagi semuanya, karena dengan kematian-Nya Yesus menuju kemenangan-Nya mengalahkan maut sebagai penggenapan dari tugas dan tanggungjawab-Nya. Kematian-Nya memiliki tujuan yang berarti dan telah meninggalkan teladan bagi setiap kita yang percaya kepada-Nya.

Have a blessed day !

Monday, April 11, 2022

JUBAH PUTIH

 Wahyu 6:11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Jubah putih didalam kitab wahyu adalah berbicara tentang pakaian yang akan dikenakan warga kerajaan Surga. Apakah nanti di Surga kita hanya mengenal satu warna saja? Kita belum tahu.

Di Surabaya ada satu gereja yang mengenakan pakaian saat pelayanan serba putih, bahkan dasi, serta sepatu pendetanya pun warna putih, termasuk mobil yang dipakainya. Di Gereja kita setiap awal bulan, pada saat perjamuan kudus, setiap pelayan Tuhan mengenakan pakaian putih.

Anak-anak sekolah umumnya baju seragam mereka berwarna putih. Kain kafan pun berwarna putih. 

Putih berbicara tentang kebersihan, tanpa noda. Jubah Putih yang diberikan oleh Tuhan kepada martir nya sebagai tanda bahwa mereka adalah warga kerajaan Surga.

Apa yang Kitab Wahyu ajarkan tentang "Kekudusan"?

1. Kekudusan Berasal Dari Kristus

"Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba." (Wahyu 7:13-14)

Tidak ada kekudusan di luar Kristus! Tidak ada perbuatan saleh manusia yang menjadikan manusia suci di hadapan Allah. Kekudusan dimungkinkan karena "darah Anak Domba", yaitu ketika kita menerima pengorbanan Yesus di atas kayu salib yang membenarkan kita.

Akan tetapi adalah suatu kesalahan fatal ketika menganggap bahwa manusia tidak perlu melakukan apapun supaya kudus. Kata-kata "mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" menandakan adanya ‘peran' manusia dalam hal kekudusan. Dalam hal apakah manusia ‘berperan'? Tuhan mau manusia beriman dan bertindak untuk menerima pengorbanan Yesus, dimulai dengan pertobatan. Kelihatannya terdengar sederhana dan gampang, namun dalam situasi hidup hari-hari ini yang sarat dengan nilai dunia, tidak semudah yang dibayangkan. Wahyu 9:20-21 menubuatkan datangnya masa di mana manusia tidak mau bertobat bahkan setelah Tuhan mulai mencurahkan penghukuman-Nya atas bumi. Betapa mengerikan!

2. Kekudusan Terkait Dengan Gaya Hidup Kita

Kitab Wahyu 17-18 menggambarkan dengan kuat suatu masa di mana sistem dunia dan iblis, dilambangkan dengan "Babel", yang mempengaruhi banyak otoritas di muka bumi ini. Adopsi nilai-nilai Babel ini digambarkan sebagai tindakan percabulan.

Pada hari ini, tidak sulit untuk membayangkan seberapa kuat nilai-nilai dunia dan iblis bisa mencengkeram suatu bangsa, wilayah dan penduduknya. Gaya hidup Babel, yang adalah percabulan, baik fisik maupun rohani, telah menjadi suatu pandemi.

Wahyu 18:4: "Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya."

Sebagai umat Tuhan, kita semua diminta untuk keluar dari: gaya hidup percabulan Babel dan segala sesuatu pilihan hidup yang menggantikan Tuhan di tempat pertama. Hidup kudus adalah sesuatu yang praktikal, ada di dalam hidup kita sehari-hari, ada di dalam pilihan gaya hidup kita: keuangan, hubungan dekat, kepemilikan materi, egosentrisme dan banyak lagi.

3. Kekudusan Harus Diusahakan Dan Dipertahankan

Kitab Wahyu tidak hanya menekankan peran Ilahi dalam hal kekudusan, namun di saat yang sama juga menyebutkan adanya peran manusia untuk hidup kudus.

• Wahyu 3:5: "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian;

Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya."

• Wahyu 16:15: "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Perkataan: "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih" (Wahyu 3:5) menunjukkan bahwa ada upaya manusia, yaitu menjadi menang, supaya ia tetap kedapatan kudus dan layak menjadi penghuni sorga ("berpakaian putih"). Demikian pula perkataan: "Berbahagialah dia... yang memperhatikan pakaiannya" menandakan peran aktif seseorang agar tetap kedapatan kudus. Apakah dengan demikian kita semua kembali ke Hukum Taurat, harus melakukan banyak hal terutama dalam kitab Imamat, supaya tetap murni dan tidak cemar? TIDAK! Kekudusan yang harus diusahakan, bukan berasal dari luar ke dalam. Melainkan dari dalam (hati) ke luar.

Biarlah mata kita terbuka melihat Dia yang duduk di takhta, dan mendengar penyembahan sorga berkumandang: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Maha Kuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Have a blessed day !

Thursday, April 7, 2022

PEMBELA YANG AGUNG

 Wahyu 6:10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"

Ini mengandung arti bahwa Tuhan itu adil, Dia akan bertindak meskipun orang tersebut sudah mati. Biasanya kalau orang sudah mati, maka kasus apapun dianggap selesai, sudah tidak berlaku lagi, tidak ada lagi yang mau membela kasus orang yang sudah meninggal. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan.

Sewaktu Habil dibunuh oleh Kain, Tuhan menegor Kain, karena darah Habil berteriak kepada Tuhan.

Kej 4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"

4:10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Kisah tentang Habel menceritakan bahwa setelah Habil dibunuh Kain, Habil masih dapat berseru kepada Tuhan. dikatakan darahnya berteriak kepada Tuhan, memohon keadilan. Dan Tuhan mendengarkan.


Orang-orang yang dianiaya, diperlakukan dengan tidak adil, di zolimi, bahkan sampai dibunuh. Tuhan melihat dan Tuhan bertindak. Karena itu tidak perlu kuatir akan pembelaan, jika kita benar, pasti Tuhan akan bertindak dan membela kita.

Doa Tuhan Yesus sewaktu diatas kayu salib : Bapa, ampunilah mereka. Karena mereka tidak tahu apa yang diperbuat. Doa ini untuk meredakan murka Allah atas kematian orang benar yang diperlakukan dengan tidak adil. Jikalau Yesus tidak berdoa demikian, habislah orang yang mengadili dan menyalibkan Yesus.

Keadilan Allah tidak perlu diragukan lagi. Dia pembela sejati umatNya !

Have a blessed day !

Wednesday, April 6, 2022

Meterai 5 - ANIAYA

 Wahyu 6:9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.

Yang disaksikan oleh Yohanes adalah sesuatu yang menggetarkan hati. Di meterai kelima ini terlihat, ada banyak pengikut Tuhan yang dibunuh. Mereka mati karena kesaksian yang mereka miliki, karena mereka menjadi pengikut Kristus, karena mereka memegang teguh akan Firman Tuhan.

Kok Tuhan tidak menolong dan meluputkan mereka? Bukankah Tuhan berkuasa untuk membebaskan dan melepaskan mereka?

Ada banyak ayat tentang penderitaan karena Kristus

2 Tim 3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya

Yoh 16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan,  tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Bagi beberapa saudara yang tinggal di daerah yang Kristennya minoritas, bisa saja mengalami aniaya secara fisik, bahkan  sampai kematian. Tetapi beberapa saudara mungkin tidak secara fisik mengalami aniaya, tetapi diperlakukan tidak adil, mengalami diskriminasi, mengalami aniaya dalam bentuk tekanan karena saudara pengikut Kristus.

Dalam kehidupan sehari-hari karena kita meneladani Kristus maka gaya hidup kita berbeda dengan kebanyakan orang. Dan itu bisa saja saudara mengalami “aniaya”.

Tetapi segala bentuk aniaya, tekanan, penderitaan karena kita pengikut Kristus tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus.

Sadrakh, Mesakh, Abednego, mengalami tekanan, aniaya karena memilih menyembah Allah yang Benar. Bahkan sampai mau dimasukan ke dapur apipun, tidak ada pertolongan Tuhan. Tetapi saat mereka ada di dapur api itulah, ada Tuhan disana. 


Ditengah-tengah aniaya, penderitaan, Tuhan ada disana. Mungkin Tuhan tidak meluputkan penderitaan, tetapi Dia bersama kita saat kita mengalami kesusahan, janjiNya, Sekali-kali AKU tidak akan meninggalkan kamu !

Have a blessed day !

Tuesday, April 5, 2022

KUDA HIJAU KUNING - MAUT

 Wahyu 6: 7 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" 6:8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Kuda berikutnya adalah kuda warna hijau kuning, yang menjadi lambang maut. Penunggangnya adalah Maut sendiri, atau malaikat pencabut nyawa. Dan diberikan otoritas untuk membunuh dengan pedang (peperangan), kelaparan, sampar atau penyakit menular serta binatang yang ganas.


Ini menceritakan banyak korban yang meninggal dunia akibat wabah kuda hijau kuning ini.

Kita sekarang sedang berhadapan dengan virus Covid 19 yang menewaskan sekitar 6 juta manusia, dan menyerang sekitar 500 juta penduduk dunia. Tetapi pernah ada kejadian pandemic yang parah, yakni pandemi flu Spanyol  di awal abad 20.

Wabah flu Spanyol menewaskan 40 sampai 50 juta orang dalam dua tahun, antara tahun 1918 dan 1920.

Para peneliti dan sejarawan meyakini sepertiga penduduk dunia, yang saat itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang, terkena penyakit tersebut.

Ahli kesehatan belum dapat menaklukkan virus Covid 19, kemungkinan akan adanya virus lain yang mematikan dapat terjadi.

Pengertian tentang binatang buas yang membunuh banyak orang, bukan bearti binatang yang besar seperti Singa, Harimau, tetapi bisa saja, binatang yang kecil, tak terlihat kasat mata, tetapi sangat mematikan.

Kita tinggal di dunia yang sangat beresiko, tidak ada tempat di dunia ini yang dapat menjamin keamanan selamanya. Bisa saja seseorang tinggal di tempat yang diperkirakan aman, tetapi tidak ada jaminan bahwa akan aman selamanya. Karena bencana dapat datang kapan saja, dimana saja, tanpa perlu permisi dengan saudara. Adanya penyebaran virus Corona diawal, membuka mata kita, bahwa tidak ada tempat yang aman, sampai ke ujung bumipun, Corona bisa menembus kesana. Tidak ada yang menduga bahwa Rusia akan menyerang Ukraina, sehingga rakyat Ukraina terpaksa harus mengungsi dan meninggalkan tempat kediaman mereka untuk keamanan.

Tidak ada tempat yang terluput dari bahaya yang Alkitab sebutkan, pengharapan kita hanya didalam Yesus saja. Didalam Yesus kita mendapatkan perlindungan, kalaupun terkena bencana, kasih karunia Tuhan mampu memelihara kita. kita aman, tentram didalam Yesus.

Have a blessed day !

Monday, April 4, 2022

KUDA HITAM - KRISIS EKONOMI

 Wahyu 6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.

6:6      Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Kuda hitam dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar. Kebutuhan-kebutuhan pokok bagi kehidupan akan langka dan harga-harga barang akan sangat tinggi; bala kelaparan akan menyebar ke seluruh dunia.

Kalau kuda hitam muncul setelah kuda merah, maka dapat dimengerti, setelah peperangan, yang terjadi adalah masa kelaparan, atau sumber makanan sangat langka didapat.

Penunggang kuda hitam memegang timbangan yang menjadi symbol ekonomi. Perekonomian ada ditangan penunggang kuda hitam.


Dan khusus kuda hitam ini, ke empat mahluk menjelaskan rahasianya. Secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar.

Secupak adalah ukuran sebesar segenggam telapak tangan orang dewasa Timur Tengah. Jadi kurang lebih mencapai satu liter. Sedangkan sedinar adalah besar upah seseorang yang bekerja sehari penuh. Coba anda bayangkan, dengan nilai upah atas pekerjaan satu hari penuh (take home pay) seorang pekerja hanya mampu membeli gandum secupak banyaknya; yang jika diolah sebagai makanan, kurang mencukupi untuk tiga kali makan shari untuk satu orang saja. Bagaimana kalau pekerja itu punya satu isteri dan (misalnya) dua orang anak? Itu berarti, dirinya tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum untuk seluruh anggota keluarganya, padahal dia telah bekerja satu hari penuh dan mendapatkan upahnya.

KRISIS EKONOMI GLOBAL

Secupak gandum sedinar bicara tentang krisis ekonomi terutama dibidang pangan. Adanya perang antara Rusia dan Ukraina akan menyebabkan stok gandum menipis, dan ini menyebabkan negara Eropa akan mengalami krisis pangan.

Bukan hanya itu, nilai tukar mata uang terhadap barang berubah menjadi rendah. Nilai uang yang sama sebelum krisis, tidak lagi punya harga dan hanya mampu membeli barang yang sama dalam ukuran yang lebih sedikit atau kualitas yang lebih rendah. Dengan melambungnya harga barang-barang pada satu pihak sementara pada pihak lain terjadi kemerosotan nilai uang, daya beli masyarakat menjadi rendah. Uang yang ada di tangan mereka, yang diukur dengan hasil sehari bekerja, tidak memiliki arti untuk menopang seluruh kehidupan dan kebutuhan mereka.

Kegoncangan ekonomi akan melanda banyak orang. Banyak orang kehilangan uang, harta bendanya, bisnis mengalami collapse, ekonomi morat-marit, karena harga barang membubung tinggi.

Tetapi puji Tuhan, Firman Tuhan mengatakan janganlah rusakkan minyak dan anggur itu. Walaupun kondisi ekonomi dunia hancur, sangat tidak menentu, tapi di tengah-tengah goncangan badai yang begitu besar, kehancuran boleh terjadi, ada Firman Tuhan mengatakan, jangan rusakkan minyak dan anggur. Ada kekecualian. Minyak dan anggur berbicara mengenai Firman dan Roh Kudus. Goncangan dan badai akan terus melanda dunia ini, tetapi orang yang memiliki Firman Tuhan dan Roh Kudus akan dipelihara.

Kisah janda Sarfat yang ditengah-tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, tetapi Tuhan pelihara hanya dengan tepung segenggam dan minyak sedikit saja. Ini membuktikan bahwa anak-anak Tuhan akan tetap terpelihara hidupnya, dan tidak akan dirusakkan oleh krisis yang melanda.

Have a blessed day !

Friday, April 1, 2022

KEBENCIAN

"Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia."  1 Yohanes 3:15a

Renungan kemarin kita belajar tentang munculnya kuda merah yang menjadi lambang pembunuhan, pertikaian, percekcokan, perkelahian.

Ayat diatas mengatakan bahwa orang yang membenci saudaranya sama saja seperti pembunuh.

Lho kok bisa?

Pembunuhan seseorang tidak berarti merampas nyawa secara fisik. Tetapi bisa non fisik. Karena membenci maka  seseorang bisa saja ia membunuh masa depannya, membunuh karirnya, membunuh harapannya.

Hitler membenci, sakit hati terhadap orang Yahudi, sehingga dia menduduki tempat tertinggi, dia menggunakan kekuasaannya untuk membunuh, meyiksa, membinasakan 6 juta orang Yahudi ! 

Karena benci maka dengan mudah seseorang mengabarkan keburukan atau kekurangan orang yang tidak disukainya, tanpa disadarinya, itu dapat membunuh masa depan orang itu.

Didalam alkitab menceritakan ada seorang mertua yang sangat membenci menantunya, sehingga berusaha untuk membunuh menantunya berkali-kali. Kebencian itu bermula karena sang menantu lebih popular dari dirinya yang seorang Raja.

Saul kuatir kepopuleran Daud akan menggeser dirinya, sehingga dia berusaha untuk mengenyahkan Daud, sang menantu.

Saul, seorang yang pernah diurapi Tuhan dapat saja tergelincir hidupnya dalam kebencian.

seseorang bisa saja tinggal satu atap tetapi saling membenci satu sama lain. hidup berdampingan tetapi saling melukai satu sama lain. Saat kasih menjadi tawar, suami dapat membenci istrinya, begitu juga sebaliknya. 

Kebencian bisa tumbuh pula dikalangan orang percaya, didalam gereja bisa saja seseorang membenci satu sama lain. 

Kebencian, tidak mengampuni, kepahitan, tidak mau berdamai dapat merampas sukacita dan damai sejahtera dalam hidupmu.

Apa gunanya menyimpan kepahitan terhadap seseorang kalau itu merugikan dirimu?

     Sadarkah kita bahwa yang menjadi penghambat doa untuk beroleh jawaban dari Tuhan adalah ketika kita masih menyimpan kebencian terhadap sesama dan tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita?  Ketika kita menolak mengampuni orang lain, akar pahit itu terus bertumbuh dalam hati kita dan semakin mencabik-cabik doa kita.  Bagaimana kita dapat berharap Tuhan akan mencurahkan berkat-berkatNya atas hidup kita kala kita masih menyimpan kebencian terhadap orang lain?  Bukankah Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita yang tak terhitung jumlahnya itu?  Karena itu Dia mengharapkan kita juga mengampuni orang lain sebagaimana dosa kita telah diampuni oleh Tuhan.  Bagaimana kita dapat berdoa kalau kita masih membenci orang lain ?

Apabila kita mengeraskan hati dan tetap membenci orang lain, maka dosa kebencian itulah yang memisahkan kita dari Tuhan, sehingga doa-doa kita pun hanya sampai di langit-langit kamar!

Have a blessed day !