Serial Kesatuan - 02
Yoh 17:21 supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Kesatuan dalam gereja local adalah menjadi topik doa Tuhan
Yesus, agar satu jemaat memiliki kesatuan, kesehatian.
Memiliki kesehatian bukan berarti semua harus satu warna, kita
bisa saja berbeda pandangan, pendapat, tetapi karena memiliki satu tujuan, maka
seharusnya dapat berjalan bersama-sama.
Menjaga kesatuan gereja adalah merupakan tugas setiap orang
percaya. Allah sangat menginginkan agar kita mengalami kesatuan dan
keharmonisan satu sama lain.
Orang tua yang baik pasti menginginkan adanya kesatuan bagi
setiap anak-anaknya, kakak adik akur, bisa bertengkar tetapi tidak lantas
saling membenci, bahkan kalau bisa akur sampai generasi cucu dan generasi berikutnya. Bapa sorgawi, senang melihat anak-anak-Nya
hidup bersama satu sama lain dengan kesatuan hati. Hal ini terbukti dalam
saat-saat terakhir-Nya sebelum ditahan, Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh
untuk kesatuan kita (Yoh. 17 : 20-23).
Rasul Paulus menasehati jemaat Efesus agar memelihara
kesatuan.
“Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Ef. 4 : 3).
Jemaat di Efesus pada masa pelayanan Rasul Paulus terdiri dari orang kaya dan orang miskin, kaum Yahudi dan non-Yahudi, pria dan wanita, para tuan dan budak. Seperti pada umumnya, di mana ada perbedaan, di sana pula ada pergesekan. Salah satu permasalahan yang disebutkan Paulus dalam tulisannya adalah perihal kesatuan. Namun, cermatilah perkataan Paulus tentang masalah ini dalam Efesus 4:3. Ia tidak mendorong mereka untuk “giat menciptakan atau membangun kesatuan.” Ia memerintahkan mereka untuk berusaha “memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.” Kesatuan itu telah ada karena umat percaya diikat bersama oleh satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, dan satu Allah dan Bapa dari semua (ay.4-6). Kita ini adalah berasal dari sumber yang sama, yakni Satu Bapa. Kita semua saudara kandung didalam Kristus. Saat kita ribut berselisih dengan sesama jemaat, kita harus ingat, bahwa dia adalah saudara kandung didalam Kristus.
Bagaimana melakukannya? Alkitab memberi kita nasehat praktis
yang akan kita pelajari hari ini, antara lain :
1. Pusatkan Perhatian Pada Persamaan, Bukan Perbedaan.
Dalam Roma 14 : 19 Paulus memberi tahu kita , “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang
mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.”
sebagai orang-orang percaya, kita memiliki satu Tuhan, satu
tubuh, satu tujuan, satu Bapa, satu Roh, satu harapan, satu iman, satu
baptisan, dan satu kasih. Kita memiliki keselamatan yang sama, kehidupan yang
sama, dan masa depan yang sama, hal ini jauh lebih penting ketimbang perbedaan
manapun yang bisa dihitung jari. Inilah hal-hal yang harus kita beri perhatian
utama, bukan perbedaan-perbedaan pribadi kita. Apalagi bagi jemaat IFC Singapore,
kita sama-sama perantau di negri asing, sama-sama bangsa Indonesia. Nama Gereja
kita adalah Indonesian Family Church, artinya kita satu keluarga besar didalam
Kristus. Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda, serta pandangan,
pendapat yang berbeda, tetapi kita dapat memelihara persatuan, jangan pernah
membiarkan perbedaan memecah belah kita.
Konflik biasanya merupakan tanda bahwa pusat perhatian telah
bergeser pada masalah-masalah yang kurang penting, hal-hal yang disebut Alkitab
dalam 2 Tim. 2 : 23, “hindarilah soal-soal
yang menimbulkan pertengkaran”. Bila kita memusatkan perhatian pada hal-hal
yang kecil, details, maka perpecahan selalu terjadi, seperti contohnya: background videonya jelek, karpet gereja kok
warnya kayak gitu siapa sih yang beli? Itu pendeta
dasinya kok miring-miring kayak gitu, apa gak ngaca..?
Tetapi jika kita memusatkan perhatian pada hal yang besar,
melakukan misinya Allah memberitakan kabar keselamatan, dan memenuhi
tujuan-tujuan Allah, maka keharmonisan terjadi. Paulus mengingingatan kita
tentang hal ini dalam 1 Kor. 1 : 10,
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus
Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu,
tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir”.
2. Bersikaplah Realistis Dengan Harapan-harapan Anda.
Sesama orang percaya, teman sepelayanan kita bisa saja
mengecewakan kita, tetapi itu bukanlah alasan untuk membenci dan berhenti
bersekutu dengan mereka. Merekalah keluarga kita. Saudara tidak bisa
meninggalkan mereka begitu saja. Jangan pernah menyimpan sakit hati jika
realitanya kita dikecewakan. Tetapi “Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu”. Bantu dia untuk tidak menjadi orang yang mengecewakan.
Seseorang menjadi kecewa terhadap gereja karena beberapa
alasan yang bisa dipahami, seperti : konflik, luka hati, kemunafikan, kurang
diperhatikan, pikiran sempit, dan dosa-dosa lainnya. Perlu dipahami, kita harus
ingat bahwa tidak ada gereja yang sempurna, gereja dibentuk dari orang-orang
berdosa yang sesungguhnya, termasuk diri kita sendiri. Karena kita adalah
orang-orang berdosa, maka kecenderungan kita saling melukai itu tetap ada,
kadang-kadang secara sengaja dan kadang secara tidak sengaja. Tetapi yang
diminta adalah untuk kita memperjuangkan kesatuan, bukannya malah
meninggalkannya.
Gereja masih memiliki banyak kekurangan, sebutkanlah kekurangan
dari Gereja kita, IFC, misalnya: Lokasi strategis deket MRT, tapi gedungnya itu
Warehouse alias gudang, kayaknya kurang keren akh, fasilitas gokids kayaknya kurang
memadai, gak sesuai expetasi, Gembalanya doyan masak, kurang perhatikan jiwa-jiwa,dll.
Saat saudara ditanam di gereja local, ketahuilah bahwa
saudara ditaruh ditempat yang tidak sempurna, yang kadang tidak sesuai expetasi
saudara, ada gesekan sesama pelayan Tuhan, gesekan dengan jemaat, tetapi
ketahuilah itu semua, akan membuat saudara memproduksi buah Roh semakin cepat.
Have a blessed day !