Thursday, December 31, 2020

Renungan diakhir tahun

 Daily Devotion Alive and Transformed


Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2020, renungkanlah sejenak, telusurilah perjalanan saudara dimulai dari 1 jan 2020 sampai hari ini. Apakah saudara melihat tangan Tuhan menyertaimu? Adakah DIA pernah meninggalkanmu? Disaat engkau lemah, disaat engkau jatuh, disaat engkau marah, kecewa, jengkel, mumet, pahit, dimanakah DIA, apakah DIA masih menyertaimu? Sepanjang tahun ini adakah masa-masa suram yang saudara alami? Dan bagaimanakah saudara dapat menapakinya sampai saat ini?

Adakah hal-hal yang saudara sesali karena keputusan yang salah, kebodohan yang saudara lakukan, kelambatan saudara menanggapi maksud Tuhan, terlalu gegabah, emosi berlebihan? renungkanlah agar ditahun 2021 kita akan menjadi lebih bijak. 

Marilah kita tutup tahun ini dengan ucapan syukur kepada Tuhan, sebagaimana pemazmur mengatakan: Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku , dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya (Mazmur 86:12). Aminn..!

Wednesday, December 30, 2020

BISA BERUBAH GAK YA?

 Daily Devotion Alive and Transformed

2 Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

"Dasar.. emang sudah sifat..!" kata-kata itu seringkali diucapkan saat melihat orang yang tidak kunjung merubah sifat jeleknya. Ada pula yang mengatakan "memang sudah bawaan lahir, mau gimana lagi..?", atau malah "memang sudah turunan.." semua mengarah kepada beberapa sifat-sifat yang seperti sudah mendarah daging dan sulit untuk dihilangkan.

Ada orang bawaannya berantakan, kamarnya berantakan, meja kerjanya berantakan, rapi sebentar, tapi kemudian berantakan lagi. Ada pula orang yang bertabiat tidak sabar, bawaanya pengen emosi terus, bentar marah, bentar ngambek, gak pernah bisa sukacita, ada orang yang sifatnya complain terus, harga cabe naik complain, macet complain, ketinggalan bis complain, anak-anak berisik complain, ditambahin kerjaan complain, hidupnya diwarnai complain terus. Ada juga orang yang tidak suka kalau melihat orang lain bahagia, rasanya kesel kalau lihat ada orang yg diberkati, atau mengalami nasib baik. Entah kenapa rasa jelus, iri hati, terus ada didalam dirinya.  Ada juga orang yang suka terlambat, masuk kerja terlambat, masuk sekolah terlambat, ikut meeting terlambat, ke gereja terlambat, ikuti ibadah online masih terlambat pula, Sifat-sifat buruk, atau ada yang bilang, bawaan dari lahir, apakah itu bisa diubah?

Sebagian orang bahkan berpendapat bahwa memang tidak mungkin merubah sesuatu yang sudah bertahun-tahun ada bersama kita. Tapi apakah benar demikian? Apakah memang kita tidak bisa merubah sesuatu yang jelek dan harus pasrah dengan itu, atau bahkan menganggap bahwa itu seperti sesuatu yang jelek yang diberikan Tuhan tanpa bisa kita perbaiki?

Dahulu saya merupakan orang yang punya banyak sifat jelek. Saya pelit, negative thinking, curigaan,  cepat tersinggung alias sangat sensitif, senang menyendiri, malas berbagi, minder, low self esteem, dan banyak lagi lainnya. Saya merasa baik-baik saja dengan kondisi seperti itu. Sifat seperti itu sudah melekat sejak lama, beberapa diantaranya sudah menjadi bagian hidup saya sejak masih kecil seperti gampang tersinggung dan pemarah misalnya. Tapi hari ini saya berani mengatakan bahwa saya sudah berubah jauh dari dahulu. Apakah sudah sempurna? Tentu belum. Tetapi saya terus berproses, dan punya komitmen untuk terus menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari.

Ini membuktikan bahwa sifat-sifat jelek yang ada pada kita, meski sudah puluhan tahun menempel sekalipun atau mungkin merupakan sifat turunan, semua itu sangatlah mungkin untuk diubah.

Firman Tuhan pun menyatakan hal yang sama. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa di dalam Kristus kita bukan lagi sosok yang lama. Ada janji akan perubahan sebagai ciptaan baru, ketika kita menerima Kristus secara sungguh-sungguh dalam hidup kita.


Sebagai ciptaan baru, itu artinya kita bisa mengalami perubahan secara menyeluruh atau bahkan radikal sekalipun. Kita melihat banyak pribadi yang mengalami transformasi diri di dalam Alkitab, seperti Petrus atau yang paling jelas lewat Paulus.  Paulus dahulu dikenal sebagai orang yang sangat kejam, pembantai orang percaya. Kita bisa melihat sepak terjang kekejaman Paulus yang waktu itu masih bernama Saulus dalam Kisah Para Rasul 8. Tetapi dalam pasal 9 melalui perjumpaan dengan Yesus, Paulus pun mengalami transformasi diri. Ia berubah menjadi ciptaan yang sama sekali baru. Kita pun mengenal Paulus sebagai sosok yang sangat berani dalam menjalankan panggilannya. Ia pergi mewartakan Injil kemanapun bahkan hingga ke Asia kecil. Dia tidak mempedulikan resiko atau bahaya yang mengancam nyawanya. Bukankah itu sebuah bukti perubahan yang sangat nyata, yang terjadi hanya dalam waktu singkat? Secara manusiawi itu tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan segalanya bisa terjadi. Dan Tuhan menjanjikan sebuah perubahan kepada kita, bukan lagi ciptaan lama melainkan ciptaan baru, dan itu Dia berikan di dalam Kristus.

Yang lebih hebat lagi, Tuhan tidak berhenti pada sebentuk perubahan hati pada saat kita menerima Kristus saja. Lewat Paulus kita bisa mendapati sebuah ayat yang menunjukkan sebuah kontinuitas perubahan dalam proses. "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2 Korintus 3:18). Kita diubah untuk semakin mendekati gambaran Tuhan dengan intensitas yang terus meningkat. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "constantly being transfigure into His very own image in ever increasing splendor and from one degree of glory to another." Itu sebuah proses yang akan membawa kita untuk semakin lebih baik lagi dari hari ke hari agar bisa semakin mendekati gambarNya. Tidak peduli seburuk apa perilaku, sifat atau perbuatan kita pada waktu lalu, tidak peduli sebesar apa kesalahan kita dahulu, tidak peduli seberapa lekatnya pola-pola negatif dalam pikiran atau hati kita sebelumnya, di dalam Kristus kita bisa menjadi ciptaan yang benar-benar baru.

Dibutuhkan tekad, kemauan untuk berubah, plus dengan bantuan Roh Kudus, maka akan menghasilkan perubahan nyata didalam hidup kita.

Setelah perubahan menjadi ciptaan baru itu terjadi, adalah penting bagi kita untuk menjaga diri kita agar jangan kembali terjerumus ke dalam kebiasaan atau sifat-sifat buruk kita di masa lalu. Dalam surat kepada jemaat Kolose Paulus memesankan hal ini. "Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya." (Kolose 3:9-10). Kita harus bisa menjaga segala perubahan kita sebagai ciptaan yang baru agar tidak kembali tercemar dengan hal-hal yang negatif agar kita bisa berproses terus menerus menjadi lebih baik dan semakin mendapatkan gambar Tuhan yang benar.

Anda mungkin berpikir, bagaimana mungkin sesuatu yang sudah mendarah daging, pola pikir yang sudah terbiasa negatif sejak kecil, berbagai kebiasaan buruk yang sudah berakar dan sebagainya bisa diubah. Tetapi percayalah, semua itu mungkin. Paulus sudah membuktikannya, tokoh-tokoh lain sudah membuktikannya, dan saya sendiri sudah membuktikan pula bahwa itu semua bisa. Perubahan itu mungkin terjadi. Dalam Kristus kita bukan lagi ciptaan lama melainkan sudah menjadi ciptaan baru.

Tahun 2020 sebentar lagi kita tinggalkan, bertekadlah bahwa di tahun 2021 saudara ingin mengalami perubahan dalam hidupmu, menanggalkan kebiasan buruk, sifat-sifat jelek untuk menjadi pribadi yang lebih menyenangkan hati Tuhan.

Have a blessed day !

Tuesday, December 29, 2020

ERASE YOUR PAINFUL MEMORIES

 Daily Devotion ALive and Transformed

Ulangan 25:17-19 "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"

Menghapuskan ingatan tidak sama dengan hilang ingatan. Menghapus ingatan adalah tindakan kita untuk melupakan, megesampingkan setiap ingatan yang tidak ingin ada lagi didalam hidup kita.

Tuhan memerintahkan umatNya agar jangan lupa menghapuskan ingatan akan Amalek, kenapa? Siapa itu Amalek?

Didalam Kel 17 Firman Tuhan menunjukkan tentang bangsa Amalek yaitu bangsa/orang yang tinggal di dalam lembah. Di dalam hidup ini ada banyak lembah: lembah kesukaran, lembah kekeringan, lembah frustasi, lembah usia pertengahan. Ini berbicara tentang masa-masa di mana kekuatan kita tidak lagi sama seperti pada masa muda atau seperti perusahaan yang sedang mengalami penurunan, dan sebagainya. Apabila kita memasuki lembah tersebut berarti kita harus siap-siap untuk bertemu dengan Amalek yang dalam keadaan seperti itu, Israel diserang.

Ulangan 25:17-19 menceritakan Suku Amalek ("penghuni lembah") adalah suku yang suka berperang dan menyergap tiba-tiba ketika suatu barisan sedang berfokus pada "sesuatu". Strategi yang sering dipakai oleh Amalek adalah menyerang bagian belakang dalam barisan peperangan secara tiba-tiba. Dalam barisan peperangan, bagian terdepan cenderung menjadi bagian yang terkuat, namun bagian belakang sering ditempatkan sebagai bagian yang terlemah. Karena terfokus pada peperangan di depan medan area, kita kadang melupakan penjagaan di bagian belakang. Kita tidak pernah menyangka bahwa musuh akan menyerang dari belakang. 

Amalek membuat kekalahan pada  umat Tuhan, karena serangan yang tidak disangka atau tidak diduga, dan Tuhan ingin kita melupakan semuanya itu.

Mungkin ada orang yang menyerang secara tidak diduga, tidak pernah nyangka bahwa orang yang selama ini saudara percayai, ternyata malah menyerang saudara, memfitnah saudara, menghina saudara, bahkan menusuk dari belakang. Orang yang selama ini saudara tolong ternyata justru dia yang membuat saudara kepayahan, menyusahkan saudara membuat saudara ada di lembah airmata. atau mungkin orang yang saudara harapkan ternyata malah menyakiti hatimu. Rasanya akan lebih sakit hati, karena kita tidak pernah meyangka bahwa orang itu dapat bertindak demikian. Mungkin orang itu bisa saja, suami? Istri? anak? Mertua? Menantu? Teman baik? Atau bahkan hamba Tuhan?

Orang-orang yang menyakiti hati saudara itu dapat membuat saudara tidak bisa move on ke tanah perjanjian, karena membuat saudara tetap berada di lembah sakit hati. Mau sampai kapan saudara simpan ingatan itu? apa untungnya diingat-ingat akan hal itu?



Tuhan mau umatNya maju sebagai pemenang ! tahun 2021 sudah diambang pintu, jangan memasuki tahun 2021 dengan membawa Amalek dalam hidupmu, saudara akan tetap tersandera di lembah. Hapuskan ingatan akan Amalek, hapuskan ingatan akan orang yang menyakiti hatimu, yang melukai hatimu. Bersihkan pikiranmu terhadap sampah yang membuat semrawut hidupmu.

Have  a blessed day !

Monday, December 28, 2020

Jangan menoleh kebelakang

 Daily Devotion Alive and Transformed

"Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."  Lukas 9:62

Tiga hari lagi kita akan tinggalkan tahun 2020, banyak sekali kenangan suka, duka, sedih, sukacita, cemas, bimbang, kuatir, bingung, termasuk harapan dan iman.

Setiap kenangan yang mengundang airmata,  pahit getir, sudah saatnya untuk kita tinggalkan dan tanggalkan. Di apartement tempat saya tinggal, banyak tetangga yang membuang barang-barang lama yang sudah tidak terpakai lagi. mereka membersihkan rumahnya sebelum memasuki tahun 2021 serta membuang barang yang numpuk dirumahnya yang membuat rumahnya jadi berantakan, ada koran bekas, majalah, DVD, dll.  

Didalam hidup kita mungkin ada hal-hal yang sudah tidak berguna lagi untuk disimpan terus, sudah saatnya untuk kita membuangnya dan melupakannya.

Di bawah kepemimpinan Musa bangsa Israel dituntun keluar dari perbudakannya di Mesir.  Salah satu mujizat terbesar yang bangsa Israel alami selama menempuh perjalanan di padang gurun adalah ketika Tuhan membawa mereka melewati laut Teberau.  Alkitab menyatakan bahwa Tuhan membelah laut itu menjadi tanah kering sehingga umat Israel dapat  "...berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka."  (Keluaran 14:22).  Ini keren habis…!! Kalau zaman sekarang, pastilah akan viral selama berminggu-minggu. Pastilah orang Israel yang menyebrang akan lambat jalannya, karena banyak yang sempatkan untuk selfie sini sana.

Setelah mereka berhasil sampai ke seberang, laut itu pun menutup kembali.  "Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut."  (Keluaran 14:30).  Dengan demikian bangsa Israel tidak pernah memiliki jalan untuk kembali lagi ke Mesir.

     Makna rohani di balik peristiwa ini adalah Tuhan ingin umat Israel melupakan Mesir dan fokus menatap ke depan.  Tapi sayang, mereka tak sepenuhnya menutup lembaran masa lalunya, sehingga bayang-bayang kehidupan Mesir tetap saja melekat di hati dan pikiran mereka.  Sekalipun secara fisik mereka sudah tidak lagi berada di Mesir, namun hati dan pikiran mereka masih berada di sana.  Sekalipun Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakannya di Mesir dan menutup jalan untuk kembali ke Mesir, mereka tetap saja bermental budak.  Akibatnya hampir semua orang yang keluar dari Mesir mati di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian.

     Untuk dapat menikmati apa yang Tuhan janjikan kita harus bersedia melupakan kehidupan lama kita saat kita masih hidup dalam kedagingan, dosa, dan jauh dari Tuhan. Karena itu Tuhan memperingatkan kita untuk tidak lagi menoleh ke belakang  (ayat nas), kembali kepada kehidupan lama. Jangan pernah mengingini kembali ke kehidupan lama saudara. Jangan biarkan belenggu masa lalu masih bercokol di hidupmu.  Selama kita masih dibelenggu oleh masa lalu hidup kita, sulit rasanya untuk kita mencapai Tanah Perjanjian!

Menyongsong tahun 2021 adalah melupakan yang dibelakang, melupakan hal yang dapat menggangu perjalanan di tahun 2021, jangan menoleh kebelakang, ingatlah akan istri Lot !


Have a blessed day !

Thursday, December 24, 2020

Persiapan menjelang Natal

 Daily Devotion Alive and Transformed

Matius 3:2 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Gema Natal selalu terdengar di bulan Desember, meski kondisi pandemic tetap tidak mengurangi sukacita menyambut Natal.

Ada sesuatu yang lebih penting untuk kita persiapkan menjelang perayaan kelahiran Yesus. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang ditugaskan untuk mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan turun ke bumi. Yohanes berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:2).


Apa yang dikatakan Matius adalah mengingatkan kembali tentang nubuat nabi Yesaya sekian ratus tahun sebelumnya. “Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” (Yesaya 40:4). Nubuat ini kemudian kembali diulang oleh Maleakhi. “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.” (Maleakhi 3:1).

Apa sebenarnya yang harus dipersiapkan? Melanjutkan ayat dalam Yesaya di atas, kita bisa melihat pesan Tuhan mengenai apa yang harus kita persiapkan. “Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” (Yesaya 40:4-5). Kita harus mempersiapkan diri kita, terlebih hati kita menjelang memperingati kelahiran Kristus di bulan ini. Meratakan segala yang berbukit, tanah yang berlekak lekuk harus diratakan, kondisi hati yang bengkok harus diluruskan, pikiran yang tidak benar, harus diselaraskan kembali. Ibarat antenna radio, harus disesuaikan kembali dengan gelombang yang tepat. Menyambut Natal adalah mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dan Yohanes Pembaptis menggambarkannya dengan sebuah kata yang singkat, “bertobatlah.” Artinya kembali ke track yang benar.  Kalau selama beberapa bulan ini, saudara keluar sedikit dari right track, hari ini dan selanjutnya, kembalilah on the right track. Perbaharuilah atau tingkatkan hubungan dengan Tuhan lebih baik lagi.

Mari kita persiapkan hati kita sebaik-baiknya dalam menyambut Natal tahun ini, mari kita renungkan segala kebaikanNya, mengucap syukur dan berterimakasih atas semua anugerahNya. Lebih dari persiapan-persiapan pesta dan sebagainya, mempersiapkan hati kita dengan sepenuhnya untuk menerima Kristus hadir di dalamnya akan jauh lebih bermanfaat dalam menyambut Natal.

Have a blessed day!

 

Wednesday, December 23, 2020

EMAS, MUR, KEMENYAN

Daily Devotion Alive and Transformed

Matius 2:11. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur


Orang Majus datang dari jauh untuk menyembah Yesus, perjalanan mereka memakan waktu bisa jadi berbulan-bulan, mereka mengikuti Sang Bintang yang muncul saat kelahiran Yesus, saat mereka bertemu dengan Yesus mereka mempersembahkan tiga benda, Emas, Mur dan Kemenyan. Rasanya aneh sekali kalau kita datang menjenguk bayi yang baru dilahirkan dengan memberikan Kemenyan atau Mur, kita akan berpikir untuk apa?

Ayat ini menunjukkan bahwa mereka melihat Anak (bukan bayi), dan mereka masuk ke dalam rumah, bukan kandang. Ini menjelaskan bahwa saat mereka datang, peristiwanya bukan di kandang domba lagi, dan bukan bersamaan dengan gembala di padang yang datang mengunjungi bayi Yesus yang barusaja dilahirkan.

Apa yang dipersembahkan oleh mereka saat datang dan menyembah Yesus ? Emas, Mur dan Kemenyan.

Apa yang harus kita persembahkan saat datang menyembah Tuhan ?

Emas adalah sesuatu yang berharga, persembahkanlah sesuatu yang berharga didalam hidupmu. Apakah yang berharga saat ini? Waktu? Uang? Kepandaian? Talenta? Datanglah kepada Tuhan dan persembahkanlah dengan apa yang saudara miliki.

Mur : adalah jenis "Damar" dari getah dari torehan batang dan cabang suatu pohon yg rendah (semacam pohon balsem yang berduri dan keras kayunya). Getah menetes dari pohon dan menjadi kental berwarna kuning coklat dan berminyak. Getah-nya ini rasanya pahit dan berbau wangi. Mur menjadi lambang penderitaan, memikul salib, mematikan kedagingan kita. Untuk datang dan menyembah Tuhan, kita harus belajar untuk mematikan keinginan daging kita. Keinginan daging menuntut untuk istirahat pada hari minggu, tetapi kita mematikannya, kita mengikuti keinginan Roh, datang dan mengikuti ibadah minggu. Mematikan keinginan daging dan memikul salib adalah persembahan yang berbau harum dihadapan Tuhan.

Kemenyan: dipakai dalam penyembahan kepada Tuhan, para imam membakar ukupan yang berisi kemenyan. Kalau di Indonesia kemenyan dipakai untuk mengundang setan, atau berkaitan dengan dunia perdukunan. Tetapi pada zaman Perjanjian Lama Ini menjadi symbol penyembahan kepada Tuhan.

Ibr 13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.

Saat kita datang menyembah Tuhan, persembahkanlah pujian syukur kepada Tuhan. bernyanyilah dengan sukacita dan kegirangan, sembahlah Tuhan Allahmu.

Have a blessed day !

Tuesday, December 22, 2020

Jangan dengan tangan Hampa

 Daily Devotion Alive and Transformed

Mat 2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Kehadiran orang Majus yang berasal dari negri Timur, datang  menyembah Yesus, menunjukkan bahwa status Yesus sebagai Raja Israel, Kekuasaan-Nya bukan hanya terbatas di wilayah Israel. Bangsa-bangsa lain pun datang untuk menyembah Dia.

Orang Majus atau orang cendekiawan ini datang menyembah Yesus dengan mempersembahkan sesuatu bagi Yesus, Emas, Kemenyan dan Mur. Dengan kata lain mereka datang menyembah Tuhan dengan tidak tangan hampa, ada sesuatu yang ingin mereka persembahkan.

Ada orang datang beribadah ke gereja, beribadah kepada Tuhan ingin mendapatkan berkat dari Tuhan, tidak salah, karena Allah kita suka memberi kepada anak-anakNya. Tetapi kalau saudara datang beribadah kepada Tuhan, dengan sikap untuk memberi kepada Tuhan, itu luarbiasa ! saat kita memberi kepada Tuhan, maka Tuhan akan membalasnya berlipat kali ganda.

Ada ayat firman Tuhan yang mengatakan:

Ulangan 16:16 …..Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, 16:17 tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."

Tuhan mendorong umatNya untuk saat datang menghadap hadiratNya jangan dengan tangan hampa, tetapi ada sesuatu yang dipersembahkan kepadaNya. Orang Majus datang menghadap Yesus tidak dengan tangan hampa, ada yang mereka persembahkan, mereka persembahkan Mas, Mur, Kemenyan, berbeda-beda, tidak semua emas, tidak semua Mur, tidak semua kemenyan.  Ayat 17 mengatakan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh Tuhan.

Ada orang yang dapat mempersembahkan lembu, ada org yang mempersembahkan domba, ada juga hanya dapat mempersembahkan burung merpati. 

Jadi saat seseorang memberi kepada Tuhan jumlahnya bervariasi, tidak ada patokan atau ukurannya harus sekian jumlahnya. Melainkan sesuai dengan berkat yang diberikan Tuhan.  Orang yang diberkati banyak oleh Tuhan maka dia dapat memberi banyak, orang yang diberkati tidak sebanyak temannya, dia tetap dapat memberi kepada Tuhan sesuai porsinya.

Have a blessed day !

Monday, December 21, 2020

BINTANG TIMUR

 Daily Devotion Alive and Transformed

Matt 2:2 dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”

Sejak dulu bintang telah menjadi daya tarik bagi manusia. Manusia juga mengamati pergerakan bintang-bintang untuk meramalkan nasib mereka dalam segala hal, seperti asmara, pertemanan, keuangan, karir, usaha, dan kesehatan (Yes. 47:13). Ada orang yang sangat tergantung dengan ramalan bintang atau horoskop untuk melihat nasib, mereka mempercayai bahwa garis kehidupan mereka sudah diatur oleh para bintang. Bahkan tidak sedikit yang menyembah bintang-bintang (Am. 5:26). Mau buka toko mereka lihat hari baik, mau operasi, melahirkan anak, menikah, melihat hari baik. ada hari baik, ada hari jahat begitulah pendapat mereka. 

Berbeda dengan orang Majus. Saat orang Majus yang ahli dalam perbintangan melihat bintang Betlehem yang spektakuler, mereka tidak menyembah bintang itu. Bintang itu menuntun mereka untuk berjalan jauh guna mencari dan menemukan Bintang sebenarnya. Mereka menemukannya dalam sosok bayi Yesus, dan mereka pun menyembah Dia.

Yesuslah Bintang Timur yang gilang-gemilang itu (Why. 22:16). Dia bintang sebenarnya yang layak disembah oleh seluruh dunia. Bintang memancarkan terang, tetapi terangnya tak dapat menyelamatkan manusia dari kegelapan dan hukuman dosa yang kekal. Sebaliknya, Yesus disebut terang hidup dan terang dunia sebab terang-Nya membebaskan manusia dari kegelapan dosa dan memberikan hidup kekal.

Sepatutnyalah kita tidak percaya lagi pada ramalan bintang. Hal itu termasuk penyembahan berhala. Lagipula hidupmu tidaklah diatur oleh ramalan bintang. Jangan mempercayai tipu daya iblis.

Bukankah jika kita melihat benda yang mengagumkan, kita akan mencari tahu siapa pembuatnya? Begitulah bintang-bintang yang mengagumkan, mereka hanya benda ciptaan yang menuntun manusia agar kagum, percaya dan bergantung pada Tuhan, Sang Pencipta Bintang. Sembahlah Sang Bintang yang sesungguhnya!

Have a blessed day !

Saturday, December 19, 2020

KETAATAN YUSUF

 Daily Devotion Alive and transformed

Matius 1:20  “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”

Sejauh mana kita mampu taat kepada Tuhan? Adalah mudah bagi kita untuk mengucapkan ketaatan lewat kata-kata, tetapi reaksi kita ketika berhadapan dengan situasi sulit akan menentukan sejauh mana bukti dari ketaatan kita. Semakin sulit keadaan, maka ujian ketaatan kita pun akan makin tinggi pula tingkatannya.

Alkitab mencatat begitu banyak kisah tokoh-tokoh yang telah membuktikan sendiri bagaimana ketaatan tanpa syarat mereka dalam situasi dan kondisi seperti apapun kemudian menghasilkan buah yang manis pada akhirnya, salah satunya Yusuf.

Menjelang Natal pikiran kita biasanya akan segera mengingat Yesus, dan itu sama sekali tidak salah, sebab kelahiran Yesus yang menyelamatkan kita lewat karya penebusanNya sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah-lah yang memang kita peringati dalam perayaan Natal. Tetapi kita jangan sampai pula melupakan  Yusuf, suami Maria dan ayah Yesus di dunia ini. Ia juga merupakan seseorang yang sangat istimewa. Bayangkan Allah sampai mempercayakan Yusuf untuk membapai Yesus di dunia. Yesus tinggal bersamanya, diberi makan dan dibesarkan olehnya, dan itu bukanlah tugas biasa. Tanggungjawab yang diemban Yusuf sesungguhnya sangat besar.

Dalam Injil Matius pasal 1 kita mendapati kisah awal kelahiran Yesus Kristus. “Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.” (Matius 1:18). Lihatlah ketika mereka belum menikah, ternyata Maria sudah mengandung. Siapa yang ia kandung adalah Yesus, dan bukan bayi manusia. Artinya Maria tidak berselingkuh dan bersetubuh dengan siapa-siapa. Tetapi tetap saja, Maria tengah mengandung.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Yusuf yang harus menghadapi gunjingan orang-orang yang melihat hal itu. Jika kita ada diposisinya, bisakah kita tetap berpikir positif dan tidak terburu-buru memutuskan hubungan?

Meski sempat terpikir olehnya untuk memutuskan pertunangannya, tetapi ia tetap tidak ingin Maria mendapat malu di muka umum. Ia masih berpikir untuk menjaga perasaan Maria yang ia cintai. Dan Alkitab mencatat sikap Yusuf itu sebagai “seorang yang tulus”. (ay 19). Apa yang terjadi kemudian?

Malaikat pun mendatanginya dalam mimpi. “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (ay 20). Dan selanjutnya malaikat utusan Tuhan berkata “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (ay 21). Yusuf bisa saja dengan mudah menolak untuk percaya. Apa yang bisa diharapkan dari sebuah mimpi? Kita bisa berpikir seperti itu. Namun Yusuf tidaklah demikian. Inilah reaksi Yusuf: “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (ay 24-25).

Dalam kebimbangan dan kebingungan tentang apa yang sedang terjadi, Tuhan berbicara kepada Yusuf untuk menentramkan hatinya yang sedang galau.

Yusuf bisa saja bereaksi negatif, karena sesuai dengan logika manusia manapun apa yang ia dengar dari Maria dan malaikat lewat mimpi tentu tidak masuk akal. Tetapi Yusuf memutuskan untuk taat, meski situasi yang ia alami sama sekali tidak mudah.

Selanjutnya kita melihat lagi bukti ketaatan Yusuf. Setelah Yesus lahir, malaikat kembali menampakkan diri lewat mimpinya lalu berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” (Matius 2:13). Yusuf belum tahu rencana Herodes pada waktu itu, dan tentu berat baginya untuk membawa istri dan bayi Yesus pergi ke tanah asing yang jauh. Tetapi lagi-lagi Yusuf menunjukkan kepatuhannya. Tanpa banyak tanya ia pun segera memboyong istri dan sang Anak untuk pergi ke Mesir, malam itu juga. (ay 24). Ketaaatan luar biasa dari Yusuf membuktikan mengapa Allah mempercayai dirinya untuk dititipkan Sang Penebus sejak dari bayi hingga dewasa. Kepercayaaan Tuhan itu sama sekali tidak ia sia-siakan. Yusuf taat sepenuhnya terhadap apapun yang Tuhan perintahkan dan katakan, tidak peduli seberapa sulitnya situasi yang ia hadapi.

Ketika banyak orang menjalankan ketaatannya tergantung situasi dan kondisi, hanya mau taat ketika hidup sedang baik tetapi segera bersungut-sungut bahkan meninggalkan Tuhan ketika keadaan tidak juga membaik, menjelang Natal tahun ini marilah kita merenungkan dan meneladani bentuk ketaatan Yusuf yang tanpa syarat.

Ia sepenuhnya taat menuruti apapun yang dikatakan atau perintahkan Tuhan tanpa banyak tanya. Inilah bentuk ketaatan yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak Tuhan. Tuhan rindu untuk mempercayakan kita terhadap hal-hal besar, tetapi dari sisi kita dituntut untuk memiliki ketaatan yang sepenuhnya. Bahkan dikatakan bahwa ketaatan bisa menjadi persembahan dan korban yang harum bagi Allah. “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Efesus 5:2).

Natal hampir tiba, inilah saatnya bagi kita untuk memperbaharui sikap hati kita dan hubungan kita dengan Allah. Kita bisa mulai dengan menjalankan ketaatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya lewat keteladanan yang kita lihat dari Yusuf.

Ketaatan tidak tergantung dari situasi dan kondisi yang kita hadapi. 

have a blessed weekend !

Friday, December 18, 2020

JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN

 Daily Devotion Alive and Transformed

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,"  Lukas 1:46-47

Ribuan tahun silam, di kota Yerusalem, terdengarlah suara merdu seorang wanita melantunkan kidung pujian bagi Tuhan.  Ialah Maria, yang beroleh kasih karunia Tuhan  (Lukas 1:30).  Maria mendapatkan lawatan ilahi, seorang malaikat utusan Allah datang dan menyampaikan kabar tentang apa yang akan terjadi dengan dirinya. Suatu anugerah besar bagi Maria karena Tuhan berkenan menjadikannya saluran berkat bagi dunia, karena melalui dirinya lahirlah Sang Juruselamat dunia.  Untuk menggenapi rencana Tuhan ini Maria berani membayar harga yaitu menanggung resiko besar, bisa dihukum mati karena dituduh berzinah.  Ada banyak hal yang belum dimengerti oleh Maria, dengan segala keterbatasan pengetahuan yang dia miliki, dia memilih untuk memuji dan membesarkan Tuhan. Di tengah-tengah situasi sulit Maria bisa bersyukur dan menyenandungkan pujian-pujian dan memuliakan Tuhan. Dapatkah kita memuji Tuhan ditengah kegalauan, kebingungan, ketidakjelasan?

     Maria melantunkan kidung pujian bagi Tuhan karena Tuhan telah berkenan untuk menyelamatkan umat-Nya.  "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku" .  Memuji Tuhan tidak hanya secara fisik melalui mulut, tetapi juga melibatkan jiwa atau perasaan dan hati.

Peserta kompetisi Indonesian Idol akan mendapatkan standing applause dari juri,  saat menyanyikan lagu dengan melibatkan hatinya, bukan sekedar suara yang merdu dan tehnik vocal yang keren.

Begitu pula saat kita melantukan penyembahan atau pujian bagi Tuhan, baiklah kita melakukannya dengan segenap hati dan jiwa kita, tidak hanya suara kita.

Maria memuji Tuhan, ia bernyanyi bukan asal-asalan, tapi melibatkan seluruh keberadaan hidupnya disertai sikap hormat dan ekspresi penuh kebahagiaan karena telah beroleh anugerah keselamatan.

Maria memuji-muji Tuhan karena Tuhan rela turun dari takhta-Nya yang Mahatinggi datang ke dunia untuk menyelamatkan umatNya.  Kehadiran Sang Juruselamat di dunia ini adalah bukti bahwa Tuhan setia pada janji-Nya  (Lukas 1:54-55).

Have a blessed day !

Thursday, December 17, 2020

MENYIMPAN DIDALAM HATI

 Daily Devotion Alive and Transformed

Lukas 2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

Kabar yang disampaikan oleh para gembala itu adalah kabar yang luarbiasa, dan membuat orang yang ada di dekat palungan, termasuk Yusuf dan Maria tercengang-cengang.

Belum pernah ada bayi lahir di dunia ini dengan dirayakan oleh para malaikat, dan mereka menyanyikan kidung pujian. Maria yang pernah mendapat kunjungan malaikat bertambah yakin akan bayi yang baru saja dilahirkan.  Yang menariknya, Maria menyimpan segala perkara itu didalam hatinya dan merenungkannya.


Kebiasaan kita, kalau kita mendengar tentang hal yang luarbiasa mengenai diri kita, atau apa yang akan terjadi dengan diri kita, adalah menyampaikannya kepada semua orang, posting di FB, IG, di sosmed. Karena kita ingin orang turut bersukacita dengan apa yang kita alami. Tetapi Maria ini berbeda, dia menyimpannya didalam hatinya. Ada hal-hal yang bisa diceritakan kepada public ada yang tidak perlu diceritakan atau belum waktunya.

Ada kalanya kita harus dapat mengendalikan diri untuk tidak cerita kesana kemari, sampai menunggu waktu yang tepat.

Mungkin saudara mendapt penglihatan, atau mimpi dari Tuhan, jangan cepat-cepat cerita, uji lagi apakah itu benar dari Tuhan, renungkan lagi, tunggu sampai waktu yang tepat baru saudara bisa bagikan.

Tuhan  Yesus seringkali berbicara tentang waktu yang belum tiba. Kalau terlalu cepat bertindak dapat berakibat tidak baik. Ketidak sabaran dapat mengakibatkan masalah baru. Sarah tidak sabar menantikan janji Tuhan, sehingga membuat kekeliruan dalam mengambil keputusan, yakni menyerahkan Hagar kepada Abraham untuk memperoleh anak. Akibatnya rumah tangga mereka sempat mengalami kegoncangan dan gesekan.

Banyak kali kita bersalah dalam berkata-kata, kita terlalu cepat berbicara tanpa mengenal waktu yang tepat, atau berbicara pada tempat yang salah, sehingga kita mengalami masalah baru dan butuh waktu, tenaga, usaha, untuk meluruskannya.  Belajarlah untuk mengendalikan diri.

Have a blessed day !

Wednesday, December 16, 2020

Meresponi Tuhan

 Daily Devotion Alive and Transformed

Lukas 2:15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."

2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.


Gembala di padang mendapatkan lawatan dari malaikat yang memberitakan tentang kabar sukacita. Menarik sekali kenapa warta ini hanya diberitakan kepada para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak? Mengapa tidak diberitakan kepada ahli taurat, atau penjaga bait Allah?

Kita melihat respon dari para gembala, setelah mereka mendapatkan pesan tersebut, mereka tidak menunda-nunda lagi, mereka tidak menunggu sampai hari terang, atau pagi hari, tetapi malam itu juga, mereka segera berangkat ke Betlehem. Padahal mereka sedang menjaga kawanan ternak, padahal mereka sedang berada dalam pekerjaan, sedang sibuk, bisa jadi mereka lelah dan butuh istirahat, tetapi mereka mengesampingkan itu semua, mereka segera meresponi pesan Tuhan, pergi ke Betlehem. Kalau menunggu esok mungkin saja ada halangan.

Saat saudara mendengar Firman Tuhan, pesan Tuhan, saat saudara merenungkan firman Tuhan, saat Tuhan berbicara didalam hatimu, bagaimana respon saudara? Apakah saudara segera meresponinya? Ataukah menunda-nunda, menimbang-nimbang? Menunda respon kepada Tuhan dapat berakibat kehilangan kesempatan !

Have a blessed day !

Tuesday, December 15, 2020

KERAJAANNYA TIDAK AKAN BERKESUDAHAN

 Daily Devotion Alive and Transformed

Lukas 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Malaikat Gabriel datang kepada Maria memberitahukan apa yang akan terjadi dengan dirinya, bahwa Tuhan akan memakai Maria menjadi alat Tuhan, Tuhan meminjam rahim Maria untuk mengandung putra Allah, Yesus Kristus.

Kemudian Gabriel juga menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan sang bayi kudus itu. pesan ini adalah pesan dari Surga, dan tidak ada campur tangan ide manusia. Yesus dikaruniakan tahta Daud. Tetapi kenyataannya kita mengetahui kisahNya, Yesus tidak pernah diangkat menjadi raja secara fisik selama Dia hidup di dunia. Lantas apa makna yang Gabriel sampaikan itu? apakah itu tidak terlaksana?

Yesus lahir di bumi untuk mendirikan kerajaan Surga, kerajaan ini bukanlah kerajaan secara fisik. Yohanes pembaptis menyampaikan pesan, kerajaan Surga sudah datang. Karena sang Raja sudah hadir. Tetapi Yesus tidak  sedang menghancurkan kerajaan Roma yang waktu itu sedang berkuasa. Murid-muridNya semula belum paham. Baru setelah kebangkitan Yesus, mereka memahami makna semuanya itu.

Ayat 33 mengatakan bahwa Yesus akan menjadi raja sampai selama-lamanya, kerajaanNya tidak akan berkesudahan, kerajaanNya akan kekal selamanya. Kerajaan yang dimaksud ini adalah kerajaan Surga. Kita semua yang telah ditebus oleh darah Yesus, adalah warga kerajaan Surga. Kita hidup didunia ini selain kita hidup menurut tata cara aturan dimana kita tinggal, kita juga harus hidup menurut aturan kerajaan Allah.

Gereja adalah wadah untuk warga kerajaan Allah diperlengkapi. Adanya gereja, persekutuan umat Tuhan membantu kita semua untuk lebih mengerti tentang kerajaan Allah serta bertumbuh didalam iman. Meskipun beberapa gereja dihancurkan, atau dilarang untuk beroperasi, tetapi kerajaan Allah tetap tidak tergoncangkan. Karena kerajaan ini bukanlah secara fisik. Banyak orang berpikir dengan menutup gereja, atau melarang ibadah, maka orang Kristen akan menjadi lemah, dan kehilangan imannya. Mereka keliru, seperti kondisi Covid 19 ini, hampir seluruh gereja tidak ada kegiatan ibadah secara fisik selama berbulan-bulan, tetapi ibadah kita tetap bisa berjalan, karena gedung gereja hanyalah sarana saja. Bahkan kondisi saat ini menyebabkan pemberitaan firman Tuhan tersebar semakin luas dan mencapai dimana saja, termasuk tempat yang terlarang.

 Kita hidup didunia menjalani keseharian kita, sebagai student, sebagai ibu rumah tangga, sebagai pekerja, tetapi ingatlah bahwa kita juga adalah warga negara kerajaan Surga.  Berperilakulah sebagai warga kerajaan Surga.

Have a blessed day !

Monday, December 14, 2020

the greatest gift

 Daily Devotion Alive and Transformed

"Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."  Lukas 1:32-33

Ada hal menarik dalam kisah kelahiran Yesus Kristus ini, di mana berita tentang kelahiran Sang Juruselamat ini diterima pertama kali justru oleh para gembala yang tinggal di padang, melalui seorang malaikat yang diutus oleh Allah sendiri.  Kita tahu bahwa penggembala domba adalah profesi yang sangat rendah dan sederhana, tetapi Allah menunjukkan kepedulian-Nya terhadap orang-orang yang dipandang sebelah mata oleh dunia.  "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."  (Lukas 2:10-12).

     Mungkin saat ini kita merasa diri sebagai orang yang terabaikan, disepelekan, tidak dianggap dan dipandang rendah oleh orang lain.  Jangan berkecil hati dan putus asa!  Natal adalah bukti bagaimana Allah sangat memedulikan kita dengan memberikan Yesus Kristus sebagai hadiah terbesar, termahal, terbaik dan terindah.  Berbicara tentang hadiah seringkali pikiran kita hanya tertuju kepada berkat materi semata, seperti uang, mobil, rumah dan sebagainya.  Padahal Yesus Kristus adalah sumber segala berkat, segala kuasa ada di tangan-Nya.  Tertulis:  "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!"  (Filipi 2:9-11).

     Memiliki Yesus Kristus dalam hidup ini berarti memiliki segala-galanya, karena di dalam Dia ada kuasa untuk memberkati, memulihkan, menyembuhkan, dan menyelamatkan.  Dia Imanuel, Allah menyertai kita  (baca  Matius 1:23).  Seberat apa pun perjalanan hidup yang kita tempuh Tuhan Yesus yang tidak pernah meninggalkan kita.

Yesus Kristus datang ke dunia untuk membawa kabar sukacita dan pengharapan yang pasti bagi kita orang percaya!

have a blessed day !

Saturday, December 12, 2020

Melihat Ke Belakang, Memandang ke Depan

 Melihat Ke Belakang dan Memandang Ke Depan

Yes 35:3-4 Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" 

Memasuki minggu kedua di bulan Desember ini, kita menantikan datangnya Natal, saat kita memperingati kelahiran Juru Selamat Dunia, Yesus Kristus. Menjelang Natal, kita menengok ke belakang dan mengingat malam berbintang di Betlehem, ketika dalam sekejap seluruh dunia berubah. Kemuliaan pun tiba, terbungkus dalam wujud bayi. Kedatangan-Nya mengantarkan realitas yang sama sekali baru untuk dilihat semua orang. Kegelapan dilenyapkan saat Terang Dunia datang dan tinggal di antara manusia.

Sebagai orang percaya, kita melihat ke belakang, tetapi kita juga memandang ke depan. Sebagai umat-Nya, kita melihat ke belakang dan mengingat bahwa Kristus telah datang dan menebus dunia. Kita menantikan dan berharap hari ketika Dia akan datang kembali, membuat segala sesuatu menjadi baru, seperti yang sudah difirmankanNya. Bagi orang percaya ini adalah pengharapan yang mendatangkan berkat.

Memandang ke depan dengan iman bahwa Allah yang baik akan selalu menuntun kita dengan TerangNya yang ajaib. Ada kalanya kita takut apa yang akan terjadi di kemudian hari, apalagi dengan adanya pandemic ini, kita dapat merasa lemah dan kehilangan antusiasme. Tetapi hari ini Firman Tuhan berkata , “Kuatkan tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah!” Berita sukacita karena Allah sendiri datang untuk menyelamatkan umatNya. Memiliki tangan yang lesu adalah kenyataan hidup yang bisa kita alami sehari-hari, saat mood kita jelek atau merasa bahwa kita berhadapan dengan tantangan hidup yang jauh lebih berat daripada apa yang kita mampu hadapi. Hari ini berita sukacitanya adalah Allah sendiri turun tangan untuk menyertai, menolong, dan melepaskan kita. Haleluyah!

Yes 35:5-8 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;  tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.  Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya

Dalam ayat seterusnya ada janji Tuhan bagi orang-orang yang sedang lesu dan merasakan ketakutan. Ada janji bahwa Tuhan akan melakukan mujizat bagi umatNya. Mata yang buta akan dicelikkan, telinga yang tuli akan mendengar, yang lumpuh melompat, mulut yang bisu akan bersorak sorai. Segala hal yang tidak pernah dialami oleh orang-orang ini karena ketidakmampuan mereka, akhirnya dialami saat Tuhan datang melawat.

Ada pula janji di mana Allah membuat mata air memancar di padang gurun, di tempat yang paling kering sekalipun Allah dapat membuat mata air dan sungai akan mengalir di padang belantara. Di tempat yang paling tidak diharapkan ada berkat, kesegaran, sukacita, malah mengalir dengan limpah semuanya itu. Dan ingat, satu paket dengan semua berkat dan mujizat ini adalah Kekudusan. Jangan hanya mau berkatNya tanpa mau menghargai kekudusan Allah. 

Apakah situasi yang Saudara hadapi saat ini? Apakah Saudara merasa berada di padang gurun? Di tempat yang tandus? Hari ini imani janji Allah, bahwa di dalam Kristus Ia akan membuat sungai mengalir di tanah yang gersang. Baik itu kegersangan secara rohani, secara karier, dalam study, dalam hubungan keluarga, ada janji Tuhan bahwa Ia sanggup menjadikan tanah gersang sebagai sumber air. 

Renungan hari ini, menjelang Natal, kita menengok ke belakang untuk bersyukur bahwa Allah memberikan Kristus bagi kita. Kita pun memandang ke depan dengan penuh iman percaya bahwa Dia sendiri akan menuntun, membimbing, dan memimpin hidup kita. Perjalanan hidup kita tidak selalu berada di atas gunung yang tinggi dan indah, ada kalanya kita berada dalam lembah kelam, yang kering, tandus dan gersang,Kuatkan hati, sebab mujizat dan pertolongan Allah selalu tersedia bagi kita. Jadi pandanglah ke depan dengan iman, “The best is yet to come!” 

Have a blessed weekend! 

Thursday, December 10, 2020

JOY TO THE WORLD

DAILY DEVOTION ALIVE AND TRANSFORMED 

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."  Lukas 2:14

Sesungguhnya kebahagiaan natal bukan dikarenakan mewah atau semaraknya perayaan, melainkan bagaimana sikap hati kita setelah bertemu dengan Yesus, Sang Juruselamat dunia itu.  Karena itu patut bagi kita untuk meneladani sikap para gembala ini.


Setelah menerima kabar sukacita para gembala pun  "...berkata seorang kepada yang lain: 'Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.'"  (ayat 15).  Para gembala memiliki respons yang benar akan kedatangan Sang Juruselamat, sehingga tanpa menunda-nunda waktu mereka pun segera pergi ke Betlehem bukan sekedar ingin tahu, tetapi mereka memiliki kerinduan yang mendalam untuk bertemu dengan Yesus.  Padahal hari itu tengah malam, yang secara logika, kenapa gak besok pagi saja, masak mengunjungi bayi yang baru lahir tengah malam? 

Tapi begitulah hati yang dipenuhi dengan sukacita yang meluap-luap, tidak bisa dibendung lagi, sukacita itu mengatasi rasa lelah, letih dan ngantuk.

Mereka pergi bukan dengan keterpaksaan, melainkan kerelaan dan dipenuhi sukacita.  Sukacita mereka bukan berasal dari dunia tapi dari sorga.  Inilah sukacita sejati!  Mereka mengalami sukacita sejati karena telah bertemu secara pribadi dengan Sang Juruselamat.  Setelah bertemu Yesus gembala-gembala itu tidak tinggal diam.  Sukacita yang mereka peroleh tidak mereka nikmati sendiri tetapi mereka bagikan kepada orang lain.  "Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu."  (ayat 17).

     Inilah yang Tuhan kehendaki bagi kita yaitu menjadi saksi-saksiNya di tengah dunia ini.  Bersaksi tentang Yesus, Sang Juruselamat, supaya orang-orang yang belum mengenal Dia juga diselamatkan.  Untuk bersaksi dan memberitakan Injil tidak harus menjadi pendeta, pengkotbah atau masuk sekolah teologia terlebih dahulu.  Apa pun pekerjaan dan profesi kita, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita bisa menjadi saksi-saksi Kristus.  

Kesaksian yang efektif adalah melalui kehidupan kita sehari-hari yang bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.  Sayang sekali apabila orang Kristen tidak bisa menjadi berkat, malahan sebaliknya menjadi batu sandungan bagi banyak orang oleh karena perbuatan mereka yang tidak jauh berbeda dari orang-orang dunia.

Kelahiran Yesus Kristus membawa sukacita sejati bagi setiap orang percaya kepadaNya, karena di dalam Dia ada keselamatan!

have a blessed day !

Wednesday, December 9, 2020

TERANG dalam KEGELAPAN

 Daily Devotion Alive and Transformed

"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar."  Yesaya 9:1

Matius 4:16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."

KJV, The people which sat in darkness saw great light; and to them which sat in the region and shadow of death light is sprung up.

Kita sudah memasuki bulan Des, dan suasana Natal sudah terasa, mulai hari ini dan seterusnya, kita akan membahas renungan seputar kelahiran Tuhan Yesus.

Pernahkah saudara berada didalam kegelapan yang sangat pekat? Bagaimana rasanya?

saya pernah memasuki dan mengunjungi penjara bawah tanah zaman jepang, sang pemandu membawa senter (torch light), kita semua berjalan mengikuti cahaya lampu tersebut. kemudian secara iseng, sang pemandu mematikan senter itu, apa yang terjadi? sangat tidak menyenangkan, tidak ada satupun yang dapat saya lihat, orang didekat saya pun tidak bisa kelihatan, bahkan saya tidak bisa melihat tangan saya sendiri. saya kuatir kalau kalau ada binatang berbisa yang berkeliaran, dan sungguh hidup dalam kegelapan yang pekat sangatlah tidak menyenangkan. 

Saat mengalami blackout (listrik padam secara serentak di malam hari), hanya sekian detik saja, rasanya pengap dan tidak enak, apa yang kita segera cari? Korek api, lilin, ataupun lampu HP. Bagi negara yang sering terjadi pemadaman listrik secara mendadak, korek api, lilin adalah barang yang wajib dimiliki oleh setiap rumah tangga. Kita umumnya tidak menyukai kegelapan, bahkan hidup dalam kegelapan.



Penggenapan Yesaya 9:1 adalah terjadi saat kelahiran Yesus di kota Bethlehem.  Bagi nabi Yesaya, kelahiran Yesus berarti datangnya terang besar bagi bangsa yang berjalan dalam kegelapan.  Pada waktu itu bangsa Israel sedang berada di ambang kehancuran karena mereka di bawah penaklukan Asyur sebagai akibat dari dosa mereka sendiri.  Alkitab sering memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa, hukuman, kesukaran, ketidakpastian dan kematian.  Sebaliknya, Akitab memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal, keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang baik.  Inilah yang dianugerahkan Tuhan,  "...atasnya terang telah bersinar." 

Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus.  Seluruh umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal.  Kini keselamatan sejati telah diberikan kepada kita.  Di dalam diri Yesus, Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit.  Dalam diri Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan terang yang ajaib. 

Siapa terang ajaib itu?  Tuhan Yesus berkata,  "Akulah terang dunia;  barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  (Yohanes 8:12).  Dalam hal ini Yesus sedang menegaskan otoritas keilahianNya sekaligus tindakan penyelamatanNya bagi umat manusia.

Bagi orang yang sedang tinggal dalam kegelapan, mereka yang hidup dalam dosa, hidup dalam kejahatan, yang ingin lepas dan keluar dari kegelapan, ada pengharapan ! karena TERANG BESAR itu telah datang ! tinggal keputusan saudara, apakah masih mau tetap tinggal dalam kegelapan ataukah datang menghampiri TERANG tsb dan hidup didalam terang?

Yesus adalah hadiah terindah dari Sorga bagi umat manusia, karena di dalam Dia tidak ada lagi kegelapan, melainkan ada terang, pengharapan dan kehidupan kekal!

have a blessed day !

Tuesday, December 8, 2020

MEMBUKA IDENTITAS

 Daily Devotion Alive and Transformed

Yoh 18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?"

18:5 Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.

Yesus tahu apa yang akan terjadi dalam diriNya, untuk itulah DIA datang ke dunia ini, untuk menebus dosa manusia melalui jalan salib. Yesus berani menghadapi tantangan yang ada didepanNya. Dia yang menanyakan mereka, “siapakah yang kamu cari?”. Dan Yesus juga yang menjawab : AKUlah Dia. Yesus tidak menyembunyikan identitasnya, meski Dia tahu apa yang akan terjadi kalau identitasnya dikenali.

Ester menyembunyikan identitasnya sebagai umat Yahudi, sebagai umat Tuhan karena alasan tertentu. Tetapi saat umat Tuhan akan terancam bahaya, Ester membuka identitas dia dihadapan Raja, meskipun harus dibayar dengan nyawanya.

Ada orang yang menyembunyikan identitas iman kristiani demi persahabatan, demi profesi, demi toleransi, demi harga dirinya, demi keuntungan, demi tujuan yang ingin dicapainya.

Ada orang yang malu untuk berdoa didepan teman-temannya yang bukan pengikut Kristus. Takut dianggap terlalu rohani. Ada orang yang sungkan berkata: puji Tuhan, praise the Lord, God is so good etc, karena mungkin takut orang akan menganggapnya fanatic.

Petrus berusaha menyembunyikan identitasnya sebagai pengikut Yesus, bahkan menyangkalinya demi keamanan bagi dirinya.

Identitas kita sebagai anak-anak Tuhan biarlah orang lain mengetahuinya. Tuhan Yesus  berkata bahwa kita semua adalah terang dunia, dengan sangat jelas Dia mengatakan bahwa kota diatas gunung, pastilah akan terlihat, atau tidak ada orang yang menyalakan pelita lantas menutupnya.

PELITA DI ATAS KAKI DIAN - Cahaya Pengharapan Ministries

Mat 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Sudah saatnya untuk terang yang ada padamu bercahaya di depan orang banyak. Let the people see Christ in you.

Have a blessed day !

 

Monday, December 7, 2020

SIAPAKAH YANG KAMU CARI?

 Daily Devotion Alive and Transformed

Yoh 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.

Yudas pergi ke taman Getsemani, dimana Yesus berdoa, bersama murid-muridNya. Yudas tahu akan lokasi tempat itu, maka bagi dia mudah saja menemukan dimana Yesus.

Yudas sudah merencanakan untuk menyerahkan Yesus kepada imam kepala. Dan dia datang membawa sepasukan prajurit dan beberapa penjaga bait Allah. Malam itu malam pengkhianatan Yudas terhadap Yesus yang dia sesali seumur hidupnya dia, sampai dia akhirnya mati gantung diri.

Malam itu menjadi saksi bahwa Yudas selama ini mengikut Yesus, sepertinya sungguh-sungguh  tetapi hatinya ternyata tidak melekat pada Yesus. Mungkin dia kecewa terhadap Yesus yang diharapkan untuk menjadi raja, tetapi menolaknya. Sehingga dia perlu menggunakan cara untuk memancing agar Yesus melawan pemerintah dan mengadakan revolusi.

18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?"

Pertanyaan Yesus, SIAPAKAH Yang KAMU CARI, itu masih bergema sampai saat ini. Siapakah yang saudara cari? Pada waktu saudara ke gereja,atau megikuti ibadah, siapakah yang saudara cari? Cari keramaian? Cari pengkotbhah? Cari jodoh? Cari teman ? cari kesibukkan? Cari pelayanan? Ataukah cari keuntungan?

Mereka mencari Yesus, tapi bukan untuk datang dan bertobat, mereka mencari Yesus untuk menangkap dan membelenggunya. Banyak kali kita membelenggu Yesus sehingga Yesus tidak bebas bekerja didalam hidup kita, kita membatasi gerak Yesus untuk bekerja lebih jauh didalam hidup kita. Kita punya rencana didalam hidup ini dalam membangun usaha, bisnis, pekerjaan, rumah tangga, tetapi banyak kali kita  mengesampingkan Yesus didalamnya, bagian Yesus hanya ada di hari minggu saja.Libatkan Yesus didalam setiap kegiatan kita.

Have a blessed day !

Saturday, December 5, 2020

Untuk Siapa Sih Ayam Berkokok?

 Ups kenapa kok judul renungan hari ini aneh? Ayam berkokok karena mereka harus berkokok, bukan menggonggong atau mengeong. Tetapi dalam kisah tentang penyangkalan Petrus yang kita ketahui, Si Ayam berkokok bukan hanya karena pagi telah menjelang, tetapi untuk memberikan peringatan kepada Petrus akan perkataan Tuhan Yesus kepadanya. Ketika Si Ayam menyaringkan suara kokoknya, Petrus teringat akan apa yang dikatakan Yesus bahwa sebelum ayam berkokok, dia sudah menyangkal Yesus 3 kali.


Yoh 18:25 Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?" 18:26 Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?" 18:27 Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.

Dan apa yang dikatakan Yesus sebelumnya, telah digenapi. Petrus sedih, tetapi dia ingat pula tentang perkataan Yesus yang lain, bahwa Yesus telah mendoakannya supaya imannya tidak gugur, dan bahkan lebih daripada itu, ia dipercaya untuk menjadi seseorang yang akan menguatkan saudara seiman yang lainnya.

Luk 22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau,  supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.

Petrus teringat akan perkataan Yesus tentang kejatuhannya. Tetapi itu bukanlah hal terakhir yang dia dengar dari Yesus, dia juga mendengar firman Kristus bahwa dia akan dipulihkan dan kemudian akan menjadi berkat bagi orang lain. Kegagalannya bukan akhir dari visi pelayanannya, tetapi sebuah awal untuk melayani Kristus bukan lagi dengan self-confidencenya, tetapi dengan kasih karunia Allah. Petrus tahu tidak ada satupun dari dirinya yang cukup baik untuk menjadi landasan hidup dan pelayanannya tetapi hanya kasih karunia di dalam Kristus.

Ayam berkokok saat itu untuk menjadi pengingat bagi Petrus, bahwa panggilan dan pilihan Allah dalam hidupnya tidak pernah gagal. Kejatuhannya membawanya kepada kesadaran akan ke utuhannya untuk bersandar kepada kasih dan kekuatan Allah bukan dengan kekuatan kepribadiannya. Ayam berkokok menyudahi kesombongan Petrus, mengawali kehidupannya yang sepenuhnya berserah dan bergantung kepada Allah. 

Di dalam Lukas 22:32 bahkan Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, bahwa saat dia sudah insaf, dialah yang diberikan mandat untuk menguatkan saudara-saudaranya yang lain. Petrus yang jatuh adalah Petrus yang juga dipercaya untuk sebuah mandat. Apakah Petrus pantas mendapatkan kepercayaan itu? Tidak, sama sekali tidak. Tetapi itulah kasih karunia. Si penyangkal Kristus itu pada akhirnya menjadi Pemimpin kegerakan gereja mula-mula saat dia telah mengalami pemulihan. 

Suara ayam berkokok mengingatkan Petrus akan perkataan Yesus, Sang Guru. Bukan untuk membuat dia putus asa, tetapi untuk membuatnya insaf dan bertobat. Pertobatan yang akhirnya membawa kepada pemulihan. Pemulihan yang akhirnya membawa kepada pelayanan yang berbuah. Sebab rencanaNya pasti akan selalu digenapi.

Apakah engkau mendengar ayam berkokok pagi ini? Atau apakah engkau melihat keindahan fajar di pagi hari? Atau engkau dapat merasakan kehangatan sinar matahari atau semilir angin yang berhembus saat ini. Setiap hal yang kita rasakan dapat merupakan sebuah pengingat perkataan Allah bagi kita.

The story of Peter shows us that even our failures can’t overcome His love and  plan for us.

Have a blessed weekend!