Saturday, January 30, 2021

AYAM BERKOKOK DUA KALI - 2

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Matius 26 71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

72 Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."

73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."

74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.


Setelah Petrus menyangkal satu kali, dia berpikir dia akan aman,  dan orang tidak akan mempertanyakan lagi. Ternyata penyangkalan itu tidak menolong Petrus. Perempuan itu makin giat menyebarkan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa Petrus salah satu dari murid Yesus. Makin banyak orang mulai mendengar perempuan itu.

Maka Petrus bersumpah bahwa dia tidak kenal Yesus. Inilah penyangkalannya yang kedua. Dia melakukannya dengan sumpah sekarang. Jika jawabannya yang pertama hanyalah jawaban biasa, maka jawabannya yang kedua menekankan kebenaran dengan sumpah. Dia berdusta, tetapi menutup dustanya itu dengan mengucapkan sumpah palsu. Celakalah orang yang demi menutup tindakan jahat yang telah dia lakukan menutupnya dengan sumpah palsu. Meskipun orang-orang lain percaya sumpah palsumu itu, tetapi Tuhan akan memberikan hukuman yang pantas bagi para pembuat sumpah palsu.

Sumpah palsu pun tidak menolong Petrus karena orang-orang lain yang mendengar perkataan perempuan hamba itu lebih memercayai dia ketimbang Petrus. Maka mereka makin mendesak dia dengan mengatakan bahwa logat Petrus adalah bukti bahwa dia adalah pengikut dari Yesus yang sedang diadili. Untuk menyelamatkan diri maka Petrus menggunakan sumpah dengan mengutuk. Dia mengutuk untuk menguatkan sumpahnya. Dia mengucapkan sumpah yang siap menerima kutukan berat dari Tuhan seandainya dia berdusta. Dia tidak lagi takut Tuhan yang akan mengutuk jika dia bohong. Dia lebih takut orang banyak kalau mereka tidak percaya kebohongannya.

Saat seseorang berdusta, untuk menyakinkan tentang dustanya, maka dia cenderung memperkuat dengan sumpah, agar orang mempercayainya. Tuhan mengajarkan untuk kita tidak boleh bersumpah. Karena bersumpah itu mengatasnamakan Tuhan, mempergunakan nama Tuhan dengan sia-sia, bahkan orang rela bersumpah agar sesuatu yang buruk terjadi didalam hidupnya. Itu sangat berbahaya, bagaimana kalau yang disumpahkan itu terjadi? Ada orang yang demi panggung politik bersumpah, kalau ramalannya tidak tepat, maka dia bersumpah akan memotong telinganya, atau berjalan kaki dari Jakarta sampai Jogja. Tetapi setelah apa yang dia katakan itu tidak terjadi, dia tidak berani melakukan sumpahnya itu. hati-hati dengan sumpah, hati-hati dengan apa yang dikatakan, lebih baik tidak bersumpah. Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak.

Sumpah biasanya ditambahkan agar orang percaya akan perkataan kita. Kalau orang tidak percaya akan perkataanmu, tidak perlu bersumpah, biarlah orang tahu kejujuran hatimu.

Petrus lebih terjerumus lagi, setelah dia bersumpah, dia bahkan mengutuk. Ini lebih celaka lagi. kita gak tahu isi dari sumpah dan kutukan itu. Mungkin kira-kira seperti ini: demi Allah aku gak kenal sekali sama orang itu, masa orang kayak gitu menjadi guruku…bla..bla..bla…

Setelah penyangkalan ketiga, yang dilakukan dengan sumpah sambil mengutuk diri, Petrus segera mendengar ayam berkokok yang kedua kalinya. Inilah tanda dari Yesus. Ini tanda bahwa Petrus telah menyangkal tiga kali, tetapi Yesus tidak melupakan dia (Luk. 22:31-32). Inilah tanda bahwa Yesus tahu keadaan Petrus dan Dia mendoakan Petrus. Petrus ternyata hanyalah seorang penakut yang mencari aman demi diri sendiri dan memutuskan untuk menyangkal mengenal Tuhan. Inilah seruan dari seorang yang sebelumnya merasa begitu yakin bahwa dia akan mati bagi Tuhan dengan keberanian yang besar tetapi gagal (Mat. 26:35).

Setelah mendengar ayam berkokok, sekarang Petrus tahu betapa besar anugerah Tuhan. Dia sadar bahwa dirinya tidak layak dikasihi Tuhan. Dia tidak punya kualitas yang diperlukan untuk melayani Tuhan. Dia tidak punya keberanian, ketulusan, dan keteguhan untuk bersandar pada kebenaran. Sedikit ancaman sudah membuat dia mundur dan mengabaikan Gurunya. Tetapi belas kasihan Tuhan membuat Petrus dapat dipulihkan kembali. Tuhan memperbaiki Petrus, Setelah kebangkitanNya, Yesus menemui Petrus di tepi pantai, Yesus tidak menegor dan mengingatkan tentang penyangkalan diri, sumpah dan mengutuk, Tuhan Yesus sempatkan untuk bercakap-cakap secara pribadi dengan Petrus, meneguhkan dan mempercayakan Petrus kembali.

Biarlah bagian ini mengingatkan kita bahwa anugerah Tuhan melayakkan kita untuk datang kepada Dia. Tetapi anugerah itu tidak boleh membuat kita salah menilai diri kita. Kita harus peka dalam hal apa kita lemah, dan setelah itu kita memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan di dalam menjalani hidup bagi Tuhan. Kita sama lemahnya dengan Petrus. Kita tidak lebih baik dari siapa pun. Satu-satunya alasan kita dapat menjadi lebih baik adalah karena anugerah Tuhan yang besar. Dia telah menyatakan pemeliharaan-Nya dan anugerah-Nya itulah yang membuat kita menjadi seperti adanya kita sekarang (1Kor. 15:10).

Tuhan menginginkan kita untuk peka terhadap kelemahan kita. Kita harus tahu hal apakah yang dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa. Petrus tidak sadar bahwa dia penakut dan lemah. Kita pun sering tidak sadar kecenderungan berdosa kita. Tetapi jika kita menolak untuk menjadi sadar akan kecenderungan berdosa kita, maka kita juga menolak untuk diberikan anugerah tuntunan untuk hidup kembali di dalam kekudusan. Biarlah kita juga belajar untuk menjadi gentar dan takut melihat kelemahan orang lain. Biarlah kita sadar bahwa kita memiliki kelemahan yang jauh lebih besar daripada orang lain. Pemikiran seperti inilah yang membuat kita waspada dan tidak mengandalkan diri.

Have a blessed weekend !

Thursday, January 28, 2021

AYAM BERKOKOK DUA KALI - 1

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 18:25 Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"

18:26 Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"  18:27 Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.

Kisah ini adalah kisah yang memilukan, bagaimana tidak , seorang murid kepala, murid andalan, menyangkal Gurunya, saat ditanya oleh orang yang tidak memiliki otoritas?

Agar dapat kisah yang lengkap kita lihat dari kitab Markus dan Matius

Markus 14:68 Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud." Lalu ia pergi ke serambi muka (dan berkokoklah ayam).

Markus 14:72 Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.

Matius 26 71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

72 Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."

73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."

74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.

Petrus, yang semula berjanji setia sampai mati demi Yesus (Mat. 26:35), ternyata gagal memenuhi janjinya itu. Belum satu hari berlalu dari saat dia berjanji rela mati bagi Tuhan, ternyata dia telah menyangkal Tuhan. Petrus begitu takut karena keadaan yang terjadi. Sang Mesias yang diharap-harapkan ternyata begitu lemah dan rapuh. Dia dengan mudah ditangkap, tanpa perlawanan, tanpa bantuan apa pun dari surga. Iman Petrus begitu tergoncang, tetapi dia ingin tahu apa yang terjadi pada Yesus. Maka dia mengikuti dari jauh ketika Yesus diadili di depan Kayafas. Maka datanglah pernyataan yang menakutkan dia, datang dari seorang gadis muda yang hanyalah seorang hamba rendahan, yaitu bahwa Petrus juga adalah pengikut Yesus dari Galilea. Pertanyaan ini tidak ditanyakan oleh seorang tentara Bait Suci. Juga tidak ditanyakan oleh seorang pemimpin agama, atau salah satu dari para imam kepala. Pertanyaan ini ditanyakan oleh seorang hamba perempuan yang tidak punya pengaruh apa pun. Tetapi Petrus begitu gemetar dan takut. Mungkin dia takut ditangkap. Mungkin pula ia takut akan mengalami yang Yesus alami. Maka dia segera menyangkal dengan keras apa yang dikatakan perempuan muda itu.

Pada waktu dia menyangkal pertama kali, ayam pun berkokok pertama kalinya.  Sebenarnya itu menjadi peringatan akan Petrus. Karena sebelumnya Tuhan Yesus pernah berkata: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Seharusnya Petrus sadar pada saat ayam berkokok pertama kali, tetapi dia tidak menyadarinya. Dia malah masuk lebih dalam.

Kokok ayam ditengah hidup kita masih berlangsung sampai saat ini, mungkin kokok itu berupa nasihat dari Firman Tuhan,  orangtua, mertua, hamba Tuhan, teman, atau bahkan anak kecil sekalipun. 

Allah selalu memperingati kita sebelum kita jatuh terperosok lebih lanjut. Cobalah saudara renungkan, hal-hal yang buruk yang pernah terjadi didalam hidupmu, apakah itu terjadi begitu saja, tanpa peringatan dari TUhan?

Mazmur 81:13 Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan!

Mungkin kalimat dalam bahasa kita, bisa seperti ini, sekiranya mendengarkan Aku, pastilah kamu gak akan mengalami kejadian seperti ini.

Sebelum saudara ditipu oleh orang, bukanlah Allah telah memberi peringatan? Sebelum saudara mengalami kerugian, jatuh dalam dosa, salah memilih jodoh, salah mengambil keputusan, jatuh sakit, kecelakaan, dicopet,  bukankah Allah selalu memberi peringatan? Hanya kitanyalah yang kadang “budeg” alias ngak ngeh bahwa itu adalah peringatan dari Tuhan.

Mungkin karena terlalu sibuk, terlalu gaduh didalam hidup,  atau mungkin karena tidak menyediakan waktu teduh, sehingga tidak mendengar saat Allah berbicara dengan suara yang lembut dan halus.

Elia mendengar suara Tuhan disaat angin sepoi sepoi basah.

Cobalah tenangkan diri sejenak, dengarkan suara Roh Kudus yang memberikan pengajaran dengan lembut, Dia pasti berbicara. Dengarkanlah arahanNya !

Have a blessed day !

Tuesday, January 26, 2021

Ketika hari masih pagi

Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 18:28 Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah.

Apakah yang saudara lakukan saat pagi-pagi sekali? Menyeduh kopi, teh, serta menikmatinya sambil baca koran, atau lihat HP? Ataukah sudah sibuk dengan berbagai rencana sepanjang hari itu?

Pagi-pagi sekali para imam kepala membawa Yesus untuk diadili di gedung pengadilan Roma. Mungkin sekitar jam 5.00-6.00 pagi. Untuk membuat satu kejahatan, tidak perlu tunggu siang. Pagi-pagi sudah ada rencana jahat.

Saat seorang wanita yang diseret untuk diadili karena kedapatan berzinah,  itupun kejadiannya pagi-pagi sekali.

Kejahatan tidak memandang waktu, kapan saja bisa terjadi. Bahkan rencana jahatpun bisa saja terancang saat menjelang fajar. Orang sudah merangcangkan kejahatan apa yang akan mereka lakukan sepanjang hari itu.

Adalah baik, saat pagi hari kita datang kepada TUhan, sehingga segala rancangan yang akan kita lakukan sepanjang hari itu, setidaknya, sudah di filter dengan Firman Tuhan.

"Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."  Mazmur 5:4

Waktu pagi hari adalah waktu yang baik untuk kita datang menghadap Tuhan, sebelum kita memulai kegiatan selanjutnya. Sehingga perjalanan hidup kita sepanjang hari itu akan diberkati Tuhan, dan terhindar dari segala hal yang merugikan.


Membiasakan diri untuk bangun pagi-pagi adalah pekerjaan yang tidak mudah bagi kebanyakan orang, perlu latihan dan disiplin yang keras.  Banyak kali kita bangun serba terburu-buru dan mepet dengan jadwal ke kantor atau beraktivitas.  Bangun pagi saja begitu susah kita lakukan, apalagi disertai dengan bersaat teduh seperti yang dilakukan oleh Daud, yang senantiasa mengatur persembahan kepada Tuhan dan memuji-muji Tuhan pada waktu pagi.  Namun, bangun pagi-pagi adalah gambaran dari sebuah kerja keras yang merupakan motto orang-orang yang berhasil dalam hidupnya.  Dengan kata lain, orang-orang yang berhasil adalah mereka yang sangat menghargai waktu dan kerja keras.  Mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang ada;  tiap detik, menit, jam tak pernah luput dari hal-hal yang bermakna dan berkualitas.

     Tuhan Yesus selama pelayanan di bumi juga bangun pagi-pagi untuk berdoa kepada Bapa di sorga. Tertulis:  "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."  (Markus 1:35).  Sebelum bertemu dan berbicara dengan banyak orang Ia terlebih dahulu mencari hadirat Bapa.  Harus kita akui bahwa dengan bangun pagi-pagi kita dapat mengerjakan lebih banyak perkara dibanding jika kita selalu bangun dengan terlambat.  Orang-orang pilihan Tuhan di dalam Alkitab juga melakukan hal yang sama.  Ketika Sodom dan Gomora dimusnahkan Tuhan, Abraham  "...pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan Tuhan itu,"  (Kejadian 19:27)  dan melihat kejadian tersebut;  Yosua juga bangun pagi-pagi saat bersama para imam mengelilingi tembok Yerikho  (Yosua 6:12), dan mjizat pun terjadi.  Bahkan Salomo dalam amsalnya juga menyinggung tentang kebiasaan dari isteri yang cakap:  "Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan."  (Amsal 31:15).

Kalau para imam kepala itu menyediakan waktu pagi-pagi benar itu untuk mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan, mungkin ceritanya akan lain. mereka mungkin tidak akan menyerahkan Yesus untuk diadili. Sayang sekali, pagi-pagi sekali mereka sudah melakukan satu kejahatan.

Mari kita berikan waktu kita dipagi hari untuk diberikan hikmat Tuhan dalam menjalani hari-hari kita.

Have a blessed day!

Saturday, January 23, 2021

IMAM BESAR MENGADILI IMAM BESAR AGUNG

 Yoh 18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"

18:23 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"

Kayafas menjabat sebagai imam besar, dia  sedang mengadili Yesus, sang imam besar agung, dan dia menanyai tentang pengajaranNya.

Matius 26:62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."

26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."

26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.

Fungsi dari imam besar adalah mempersembahkan korban kepada Allah. Setahun sekali imam besar diperkenankan masuk ke ruangan maha kudus dan menyembah Allah yang kudus, kesempatan itu sangatlah istimewa.

Disini imam besar Kayafas tanpa disadari sedang berhadapan dengan Allah yang selama ini dia sembah, bahkan bertatapan muka dengan muka. Tapi dia tidak menyadarinya.  Katakanlah dia bercakap-cakap dengan Yesus selama beberapa saat, dan itu adalah kesempatan istimewa, tetapi sayang dia tidak tahu akan hal itu. Kayafas malah menginterogasi Yesus, Allah yang dia sembah selama ini.

Pada waktu Allah melawat kita, jangan sampai kita tidak mengetahui kehadiranNya. Allah bisa datang dalam wujud orang yang miskin, orang yang sakit, orang yang teraniaya, atau cleaner di kantormu? Apakah kita peduli dan menyambutnya?

Matius 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;

25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Kayafas tidak pernah menyangka bahwa orang yang ada didepannya ini adalah Allah yang dia sembah. Dan celakanya dia malah mengadili Allah, hakim Agung.

Biarlah mata dan hati kita celik saat Allah datang dalam bentuk orang-orang yang ada disekitar kita.

Have a blessed day !

 

Thursday, January 21, 2021

Petak umpet

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 18:20 Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.

Tuhan Yesus menjawab pertanyaan imam besar Kayafas dengan tegas dan berani. Yesus bicara terus terang, tidak ada makna yang tersembunyi. Saat menegor orang Farisi, Saduki dan ahli taurat, Yesus berkata tidak di belakang mereka, tetapi ditegor langsung, muka dengan muka.

AjaranNya adalah berkata ya diatas ya, tidak diatas tidak. Kalau itu dosa, maka Yesus akan bilang itu dosa, kalau itu baik, maka Dia akan bilang itu baik, gak ada grey area. Yesus tidak kompromi terhadap dosa, tetapi Dia mengasihi orang berdosa untuk dapat kembali ke jalan yang benar. Berbeda dengan orang Farisi, ahli taurat dan Saduki yang memukul rata semua orang berdosa.

Yesus tidak pernah berbicara secara sembunyi sembunyi sehingga anak-anakNya kebingungan. Allah kita bukan senang main petak umpet, sambil menantikan anak-anaknya untuk mencariNya.

Pernahkah saudara bermain petak umpet dengan anak saudara sewaktu mereka kecil? Apakah saudara sebagai ayah, lantas bersembunyi ditempat yang sangat sukar sehingga anak saudara tidak menemukannya dan menjadi putus asa dan menangis? Tentunya tidak, bukan? Saudara tidak akan bersembunyi di bawah tanah, dan kemudian bernafas dengan sedotan, atau bersembunyi di dalam lemari baju. Justru sebaliknya, yang saudara lakukan adalah bersembunyi di tempat-tempat yang  saudara yakin anakmu dapat temukan. Saudara akan bersembunyi tetapi membiarkan sebagian tubuhmu sedikit kelihatan, sehingga sang anak dapat menemukannya, dengan gembira.


Terkadang kita berpikir bahwa Tuhan itu ahli petak umpet, Dia akan bersembunyi di tempat yang sulit untuk ditemukan, Dia akan bersembunyi di bukit batu yang jauh, terjal dan sukar didaki sehingga anak-anakNya tidak akan menemukannya. Sama seperti ilustrasi petak umpet tadi, Tuhan tidak ingin kita tidak menemukan diriNya. Tuhan mengatakan barang siapa mencari DiriNya pasti akan menemukan. Masalahnya adalah bukannya Tuhan bersembunyi ditempat yang sukar dicari, kitanyalah yang malas mencari Tuhan.  Yer 29:13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.

Manusialah yang sering main petak umpet dengan Tuhan. Adam dan Hawa main petak umpet saat Tuhan mencari mereka. Tuhanlah yang mencari saudara untuk dapat menemukan saudara. Dialah gembala yang baik yang mencari satu ekor dombanya yang hilang entah kemana, mencari sampai menemukannya.

Apakah saudara sedang mencari kehendak Allah dalam mengambil keputusan? Ingatlah Dia tidak pernah bersembunyi, carilah Dia, temukan kehendakNya didalam hidupmu, pasti saudara akan mendapatkannya.

Have a blessed day !

 

 

Tuesday, January 19, 2021

Salah memilih

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 18:18 Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.

Yoh 18:25 Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"

Salah satu kalimat doa Bapa Kami adalah : janganlah membawa kami kepada pencobaan. Tetapi seringkali kita yang membawa diri kita sendiri kepada pencobaan. Dengan kata lain, kita salah menempatkan diri kita pada posisi yang tidak tepat.

Setelah Petrus menyangkal pada saat ditanyai oleh petugas pintu gerbang. Seharusnya Petrus menyadari bahwa dia bersalah dan dia harus berhati hati dalam bertindak, tetapi langkah yang berikutnya dia ambil adalah langkah yang beresiko. Dia salah memilih tempat. Kenapa Petrus tidak bergabung dengan Yohanes? Kenapa dia malah memilih untuk berdiang bersama-sama dengan orang yang ada disitu. Itu sangat riskan sekali.

Mungkin pikiran Petrus, karena cuaca gelap dan dingin kalau dia berdiang di dekat bara api, dia bisa menyelimuti wajah dan tubuhnya dengan jubahnya, sehingga orang tidak mengenali dia. Dia pikir dia aman, tetapi justru apa yang dikhawatirkan terjadi, dia ditanya pula !

Salah memilih kerap kali terjadi didalam hidup kita. salah memilih teman, kita pikir teman ini adalah teman yang baik, tetapi ternyata malah membuat banyak masalah bahkan membuat saudara bisa menyangkal Yesus. gara-gara dia, saudara tidak bisa ke gereja, atau tidak bisa ikuti ibadah, atau malah semakin menjauh dari Tuhan.


Salah memilih pasangan dapat berakibat menderita seumur hidup. Mungkin sewaktu pacaran terpesona dengan kecantikan atau ketampanannya, atau hal-hal lain yang menarik hatinya. kalau aku menikah dengan dia, pastilah hidupku akan aman dan bahagia. Tetapi yang terjadi setelah pernikahan adalah sebaliknya, yang ada pertengkaran setiap hari. 

Salah mengambil keputusan, seperti Lot,  "Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. -- Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah."  (Kejadian 13:10-11). Lot memilih tempat sesuai dengan apa yang dipandangnya baik, indah, menarik dan lebih menguntungkan secara kasat mata.  Ia lebih mementingkan perkara-perkara jasmani yang berkenaan dengan harta dan kekayaan, dia tidak mempertimbangkan bahwa pilihannya itu dekat sekali dengan kota Sodom Gomora yang terkenal sebagai kota berdosa. Bagi Lot, dia mengutamakan keuntungan semata-mata, tanpa mempertimbangkan bahayanya bagi kerohaniannya.

Dan kita tahu kisah hidupnya sangatlah tragis, harta miliknya, usaha bisnisnya musnah, istrinya menjadi tiang garam, dan dia melakukan hubungan incest dengan kedua putrinya.

Hati-hati dalam mengambil keputusan, pertimbangkan dengan matang dan bawa didalam doa sebelum mengambil keputusan. Jangan mengambil keputusan yang beresiko kehilangan imanmu.  Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Matius 16:26

Have a blessed day !

 

 

Saturday, January 16, 2021

Sarungkan Pedangmu itu

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

"Kata Yesus kepada Petrus: 'Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?'"  Yohanes 18:11

Untuk menang orang-orang dunia akan menggunakan segala cara, jika perlu dengan kekerasan disertai ancaman, menjegal, menindas, bahkan kalau perlu 'memangsa'  sesamanya, seperti istilah homo homini lupus  (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya)  yang telah ada sejak tahun 195 SM, dicetuskan oleh Plautus dalam karyanya berjudul  "Asanaria".  Mereka juga berprinsip setiap kejahatan harus di balas dengan kejahatan yang setimpal, atau malah lebih kejam. Istilah dunia Perjanjian Lama, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Dengan kata lain, kamu pukul mata saya, saya pukul balik lagi mata kamu.

     Tetapi firman Tuhan mengajarkan:  "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!... Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"  (Roma 12:17, 18, 20, 21).  Karena itulah Yesus dengan tegas berkata kepada Petrus,  "Sarungkan pedangmu itu;"  (ayat nas). 


Teguran ini bisa jadi membuat Petrus kecewa.  Ingin membela Tuhan Yesus tetapi kok justru malah dimarahi dan diperintahkan menyarungkan pedangnya;  bermaksud membela Guru namun ia justru disalahkan, dan serasa dipermalukan di depan orang banyak.  Pernyataan Tuhan Yesus ini menunjukkan bahwa Dia anti kekerasan.  Sampai kapan pun kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah, sebaliknya justru semakin memperburuk masalah, berakibat hal-hal negative.

Pertengkaran dalam rumah tangga tidak akan terselesaikan kalau keras lawan keras. Suami berteriak keras, istri membalas dengan lebih keras lagi, lantas saling sahut menyahut dengan nada semakin tinggi, apakah akan ada penyelesaian? Banyak rumah tangga gagal, karena keras dilawan dengan keras. Hati yang sedang sakit akan cenderung membalas dengan menyakiti orang lain pula.

Mendidik anak yang keras kepala tidak bisa ditundukan dengan kekerasan pula. Ini bukan bearti tidak boleh mendisiplin anak. Kalau anak salah, perlu ditegor dan di koreksi. Tetapi saat anak menunjukkan keras kepala nya, tundukkan dengan kasih, lunakkan suaramu, tahan emosi.

Tuhan mencegah Petrus untuk tidak melakukan kekerasan, "Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik."  (Amsal 16:29).  Tuhan Yesus anti kekerasan, tetapi bukan berarti DIA takut atau lemah, Dia adalah Tuhan yang sangat tegas tanpa kompromi. Kalau Yesus mau, maka Dia bisa memanggil Pasukan Malaikat untuk membinasakan orang  yang akan menangkapNya.

Mat 26:52 Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.

26:53     Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?

Apa yang disampaikan ini Yesus melarang murid-muridnya melakukan kekerasan, perang dan pedang dalam keadaan apapun. Tuhan Yesus melarang keras murid-murid melegitimasi kekerasan. Hal inilah yang membedakan ajaran Yesus dengan tokoh-tokoh dunia lainnya.

Dunia ini mengagungkan tokoh heroik yang mengidolakan aktor yang mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya dengan perkasa di medan perang. Namun Yesus memberikan jalan baru : menaklukkan dunia bukan oleh pedang dan perang. Yesus menyampaikan jalan damai. Menghentikan segala kegeraman, kekesalan dan amarah dalam keadaan diperlakukan tidak adil dengan jalan damai dan kasih.

Ada istilah, kalau macam-macam, hmm… golok ini yang akan berbicara. Tetapi ajaran Yesus bertolak belakang, Sarungkan pedangmu merupakan perintah bagi kita menempuh setiap persoalan yang kita hadapi melalui jalan damai dan tanpa kekerasan. Pedang tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan memperpanjang masalah. Ampuni dan berkati orang yang bersalah kepadamu, doakan mereka agar bertobat dan menginsafi kesalahannya dan memperbaiki kelakuannya. 

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kekerasan harus dihadapi dengan kasih.  Meski dunia dipenuhi kejahatan dan kekerasan, orang percaya dituntut tetap mempraktekkan kasih, karena Tuhan tidak pernah mengajarkan kita melakukan pembalasan.  Pembalasan adalah hak Tuhan  (Roma 12:19).

Have a blessed weekend !

Friday, January 15, 2021

Tak Ingin dikenali

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Apakah Anda orang Kristen? Apakah anda murid Yesus? Sebenarnya, apa sih yang diajarkan Yesus? Jika Anda ditanyai seperti itu, akankah Anda menjawab dengan bangga dan gembira, ataukah uhm ...Cuma ikut-ikutan aja seeh…atau  Anda mendadak gagap, bingung harus menjawab apa agar orang tak menilai Anda terlalu ekstrem dan mungkin memusuhi Anda?

Simak tentang peristiwa penyangkalan Petrus.

Yoh 18:17 Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!"

Kenapa Petrus menyangkal Yesus? apakah takut? Ataukah ada alasan lain?  Penjelasan kitab Yohanes mengungkapkan peristiwa yang tidak ada di kitab Matius, Markus, dan Lukas, sangat menarik sekali.

Yoh 18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.

18:20     Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.

18:21     Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."

Disini ada latar belakangnya, imam besar menanyakan tentang murid-murid Yesus, dan Yesus berkata di ayat 21, silahkan tanyai murid-muridNya tentang ajaranNya, karena mereka tahu semuanya yang Dia ajarkan.

Petrus ditanyai tentang statusnya sebagai murid Yesus di halaman istana Imam Besar (ayat 17). Sementara itu, di dalam istana, Yesus sedang menyatakan bahwa diri-Nya tak bersalah; tidak ada yang memalukan atau menyesatkan dari ajaran-Nya sehingga tidak ada yang perlu ditutupi, murid-murid-Nya adalah saksi (ayat 19-21).

Pernyataan Yesus ini membuat murid-muridNya dalam posisi yang cukup membahayakan, mereka pasti akan dicari dan akan di interogasi,

Tanggapan Petrus? Ia tidak ingin dikenali sebagai murid Yesus, apalagi tahu-menahu tentang ajaran-Nya (ayat 17, 25-26). Menarik memperhatikan bagaimana Yohanes merangkai kedua peristiwa ini. Penyangkalan Petrus di halaman istana dibandingkan dengan pernyataan Yesus di dalam istana. Harapan Yesus agar murid-murid-Nya bersaksi tentang Dia sungguh kontras dengan reaksi yang diberikan Petrus.

Petrus hanya ditanya oleh penjaga perempuan biasa yang mungkin tidak memiliki otoritas untuk menangkap, Tapi bagi Petrus itu bisa jadi menjadi ancaman, sehingga dia menyangkalnya dengan cepat. Petrus kuatir kalau-kalau imam besar Hanas, akan menangkap dia, dan menginterogasi tentang ajaran Yesus. Petrus mungkin tidak ingin ditanya lebih lanjut tentang ajaran Yesus. maka bagi dia lebih aman untuk menjawab tidak mengenal Yesus.


Sebagian orang pada masa kini juga tak ingin dikenal sebagai murid Kristus.  Alasannya, mungkin karena ingin aman, gak mau repot, atau tidak ingin dianggap tidak toleran. Padahal, toleransi sejati adalah menerima dan menghargai perbedaan, bukan menghindari atau mengaburkan perbedaan.

Mungkin alasan sebenarnya, kita tidak terlalu jelas tentang siapa Yesus, memiliki pengetahuan yang kurang.  Kita perlu sungguh-sungguh mencari tahu kebenaran, bukan hanya menerima begitu saja dari orang lain. Kenali Yesus dan ajaran-Nya dengan bertekun membaca Alkitab serta mempelajarinya. Ketika kita yakin betul siapa Yesus dan apa ajaran-Nya, kita takkan berusaha mengaburkan status kita sebagai murid-Nya.

Have  a blessed day !

Thursday, January 14, 2021

Bawa Masuk

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 18:6 tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.

Didalam kitab Yohanes, saat dia menuliskan dirinya sendiri, dia memakai kata ganti “murid lain”.  Yohanes dapat masuk ke istana imam besar, dia ingin tahu apa yang akan terjadi dengan Yesus. sementara itu Petrus tinggal di luar.

Yohanes pergi keluar untuk dapat membawa Petrus masuk, agar Petrus tidak sendirian disana. Dia lalu bercakap-cakap dengan penjaga pintu (usher), lalu membawa Petrus masuk ke dalam.

Petrus membutuhkan Yohanes untuk dapat membawa masuk ke dalam.  Ada orang-orang yang diluar sana membutuhkan Yohanes-yohanes untuk membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan Allah, adakah saudara yang akan menjadi Yohanes-yohanes bagi mereka?

Bagaimana saudara dapat datang kepada Tuhan? adakah yohanes-yohanes yang membawa saudara masuk untuk mengenal Kristus? Mungkin dia guru sekolah minggu, mungkin dia teman sekelas, mungkin hamba Tuhan, mungkin pula orang tua saudara, atau pembantu rumah tangga saudara. Tuhan bisa pakai siapa saja untuk menjadi Yohanes-yohanes bagi saudara untuk membawa saudara masuk dan mengenal Kristus.


Lihatlah disekelilingmu, ada begitu banyak Petrus-petrus diluar sana, yang membutuhkan saudara untuk menjadi Yohanes bagi mereka untuk membawa mereka masuk. Bawalah mereka masuk, jangan dibiarkan diluar sana.

Have a blessed day !

Wednesday, January 13, 2021

TINGGAL DILUAR

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Yoh 18:15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar,

18:16     tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu.

Setelah beberapa hari kita bahas hal yang lain, mari kita lanjutkan kembali renungan dari Kitab Yohanes.

Setelah Yesus ditangkap di taman Getsemani, maka kedua murid Yesus, yakni Petrus dan Murid lain (Yohanes) mereka masih mengikuti Yesus, sedangkan yang 9 murid lagi, mereka lari.

Kita patut kagum dengan kedua murid ini, mereka mengikuti Yesus, dan ingin mengetahui apa yang akan terjadi.

Yesus dibawa ke halaman istana imam besar, Yohanes punya akses untuk masuk kesana, karena dia mengenal imam besar. Tetapi Petrus tinggal di luar, Petrus tidak punya pass entry untuk masuk kesana. Sehingga dia hanya bisa memandang dari jauh saja.

Mengikut Yesus tidak bisa dari jauh, apalagi hanya diluar saja. Sewaktu saya kecil, di gereja saya melihat ada satu bapak mengantar istrinya ke gereja, tetapi si bapak itu tidak masuk ke dalam gereja, hanya diluar saja, menunggu ibadah selesai, kadang nongkrong ditempat parkir motor. Ada juga orang Kristen memilih untuk tidak masuk lebih dalam, mengenal Kristus hanya dipermukaan saja. Tidak mau lebih deeper, memilih untuk tidak mendalami iman dengan menambah pengetahuan melalui bacaan buku rohani, atau mendengarkan pengajaran Firman.


Di tahun 2021 kita tidak bisa mengikut Yesus dari jauh atau hanya diluar saja. Saudara harus masuk lebih dalam lagi. di luar banyak temptation, banyak bahaya yang bisa mengoyahkan imanmu. Saudara yang tergabung dalam KOPI (Komunitas Perempuan IFC Singapore), mendapat off day hari minggu, pergunakan waktunya untuk masuk dalam rumah Tuhan, jangan berada diluar sana. Nanti bisa jatuh dalam dosa. Lebih baik masuk dalam komunitas orang percaya.

Petrus mengikut Yesus dari jauh, peristiwa yang terjadi kemudian adalah dia menyangkal Yesus. sesuatu yang tidak pernah ada dalam pikirannya.

Mari kita masuk lebih dalam lagi, masuk dalam hadirat Allah, kenali Allahmu, luangkan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan setiap hari.

Have a blessed day !

 

Tuesday, January 12, 2021

TEKANAN HIDUP - 3

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

1 Raja 19:11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.

19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.

19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?

Ternyata tekanan hidup yang dialami oleh Elia tanpa disadari Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan juga kepada bangsa Israel. Justru dalam keadaan yang tertekan seperti itu Elia semakin dekat mengenal Allah dalam kehidupannya melalui perjumpaannya dengan Allah. Bahkan kita di ingatkan bahwa kebaikan Tuhan justru hadir melalui hal-hal yang tampaknya sederhana:

Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu.

Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.

Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu.

Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya.


Ketika menghadapi pergumulan hidup bagaimana kita dapat meyakinkan bahwa Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita. Kebaikan itu bukanlah harus selalu seperti yang kita pikirkan atau bayangkan, namun Tuhan akan turut bekerja dalam permasalahan yang kita hadapi. Seperti yang dihadapi Elia, ternyata Tuhan tidak hadir dalam kondisi yang spektakuler (angin besar, gempa, api) ternyata kehadiran Tuhan pada angin yag sepoi-sepoi.

Kita berpikir bahwa yang spektakuler itu ada Tuhan, yang heboh-heboh itu ada Tuhan, tetapi ternyata tidak ada Tuhan disana. Malah Tuhan hadir dalam suasana yang santai, angina sepoi-sepoi. Tuhan tidak bisa dimasukkan dalam satu formula. Misalkan ada orang berkata, Kalau berdoa harus teriak nyaring, agar terdengar sampai ke Surga, lantas apakah kalau berdoa didalam hati, Tuhan tidak mendengar?

Dalam tantangan hidup yang kita hadapi bisa saja kita berharap bahwa Tuhan akan melakukan suatu muzijat yang luar biasa seperti yang kita pikirkan akan terjadi dalam hidup kita, namun Tuhan akan bekerja lebih daripada yang kita rancangkan dalam pikiran kita yaitu kebaikan-kebaikan terbaik yang dirancangkan Tuhan atas kehidupan kita. Sehingga jangan kita lekas berpikir bahwa ketika sekian lama kita meminta sesuatu dari Tuhan yang tidak kunjung diberikan, padahal melalui pergumulan itu Tuhan telah bekerja dan telah banyak memberikan kebaikanNya bagi kita.

Tuhan mengetahui masalah yang sedang dialami oleh Elia, namun Tuhan perintahkan Elia untuk keluar dari ketakutannya dan melihat kehadiran Allah atas masalah yang dihadapinya dan hanya Tuhan yang dapat menolong Elia keluar dari masalahnya dengan menyuruhnya "Pergilah, kembalilah kejalanmu..". Tuhan tidak menginginkan Elia berlarut lama dalam ketakutannya menghadapi tekanan yang dihadapinya. Tuhan yang memerintahkan untuk kembali menghadapi semuanya dan Tuhan memberikan jalan keluar atas permasalahannya yaitu mengurapi Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja Israel dan mengurapi Elisa menjadi nabi menggantikannya.

Tuhan menyuruh Elia kembali aktif bekerja, semakin dia bersembunyi, serta pensiunan dini, maka semakin stress yang dia alami.

Tuhan tidak mengharapkan kita lari dari masalah yang sedang terjadi selain dari menghadapinya dengan keyakinan bahwa Allah beserta selalu kita. Bagaimanapun bentuk tantangan hidup yang kita hadapi, kita hanya akan datang kepada Tuhan saja dan bukan kepada yang lain. Jika kita menghadapi tantangan hidup dengan menuruti perintahNya maka Tuhan akan pastikan bahwa perintahNya adalah jalan yang terbaik yang akan kita lalui. Berbahagailah orang-orang yang tetap setia dan berpengharapan kepada Tuhan, sebab segala kebaikanNya akan di berikan kepadanya. Seperti Ucapan yang sering dikatakan oleh Tuhan Yesus "Imanmu telah menyelamatkan engkau". Keselamatan dan pertolongan kita hanyalah di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.

Have a blessed day !

Monday, January 11, 2021

TEKANAN HIDUP -2

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Kita lanjutkan tentang Elia yang mengalami tekanan dalam hidupnya.

1 Raja 19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

19:5 Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"

19:6 Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.

19:7 Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."

19:8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Tuhan itu luarbiasa sekali, di tengah tekanan hidup, stress yang dialami oleh Elia, Tuhan tahu menghiburkan Elia dengan mengirimkan makanan dan minuman. Saat itu Elia sedang bersembunyi seorang diri. Dia sedang menempuh perjalanan yang  jauh, masuk ke padang  gurun. Tidak ada orang yang pergi bersama dia, tidak ada kedai makan untuk dia makan, dia juga tidak membawa bekal makanan, karena situasinya dia sedang lari dari kejaran ratu Izebel.

Dan Tuhan tahu keperluan Elia, tanpa perlu Elia meminta atau berteriak kepada Tuhan, Allah kirimkan utusanNya untuk mengirimkan catering dari Surga. Allah tidak menyuruh burung gagak untuk memberi makan Elia, Allah tidak menyuruh janda Sarfat untuk memberi makan Elia, tetapi kali ini langsung utusan Surga datang. Ini benar-benar memberikan encouragement buat Elia bahwa hidupnya tidak terlepas dari mata Tuhan.

Tidak hanya sekali kiriman catering Surga itu, dua kali !! ini bukan mimpi atau sekedar kebetulan saja, tetapi memang Tuhan yang kirim.

Catering  kedua malaikat berkata lebih jauh: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."

Ada orang dalam menghadapi tekanan hidup, malas makan, atau tidak bisa makan, tidak ada selera makan. Tetapi kalau kita tidak mau makan, kita tidak punya kekuatan, energy untuk menghadapi tantangan ke depan, perjalanan masih panjang. Badan menjadi lemas, pikiran tambah kusut, akan datang masalah baru dengan gangguan kesehatan, tambah berabe. Pisahkan antara tekanan hidup, stress dan makan.

food for your journey

Hal lain, itu juga berbicara tentang Firman Tuhan. Roti adalah gambaran tentang Roti Kehidupan, Firman Tuhan. Tanpa kekuatan dari Roti Hidup, saudara tidak akan kuat melalui perjalanan hidup. Justru kekuatan untuk melalui hari-hari saudara terletak pada Firman Tuhan yang memberi kesegaran bagi jiwamu. Firman Tuhan memberi kekuatan didalam rohmu, memberikan pengharapan untuk tetap kuat dan menjalani kehidupan dengan semangat.

apa yang terjadi dengan Elia, setelah dia makan dan minum? dia dapat berjalan nonstop selama 40 hari 40 malam. bahkan malam hari Elia masih terus berjalan. woooww...ini luarbiasa sekali...!! kekuatan dari dua kali Catering Surga memberikan dampak yang luarbiasa! ada kekuatan supra natural dari Tuhan !  

FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku ! Dengan Firman Tuhan, meski dalam kondisi gelap pekat, selalu ada cahaya untuk memberi jalan pada kakimu. Ada arahan dari Firman Tuhan untuk saudara tetap bisa berjalan.

Have a blessed day !

Saturday, January 9, 2021

TEKANAN HIDUP -1

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Siapa dari kita yang tidak pernah merasakan tekanan hidup? Apapun status sosial, orang kaya atau orang miskin, ataupun yang menengah, profesi dan bagaimanapun tingkat kemapanan hidup tetapi yang namanya tantangan hidup pasti akan kita rasakan. Bahkan ada kalanya kita akan berada pada situasi dimana kita merasa tidak dapat lagi berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalah yang ada, tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Bahkan Elia sendiri sebagai hamba Allah merasakan juga yang namanya tekanan hidup dalam pelayanannya, sampai dia mengatakan: "Cukuplah itu! Sekarang ya Tuhan, ambillah nyawaku.." (1 Raja 19:4).

Firman Tuhan mengajarkan bagi kita saat ini, bagaimana menghadapi tekanan hidup, agar kita mempersiapan diri untuk hal-hal terburuk yang dapat terjadi dalam kehidupan ini. Sebab kita juga harus berhati-hati ketika masa-masa sulit dalam hidup akan digunakan iblis untuk semakin membawa kita pada kehidupan yang semakin lebih parah lagi dan semakin menjauhkan kita dari Tuhan.

Tekanan-tekanan hidup pasti akan kita hadapi, namun bagaimana kita merespon setiap tantangan yang datang dalam hidup kita, itulah yang terpenting.

Tahun 2020 sudah kita lalui, tekanan hidup tahun lalu begitu berat menekan, saudara dipaksa berada dirumah sampai berbulan-bulan, segala aktivitas dilakukan di rumah. Yang tadinya jarang ketemu istri, suami, dan anak, menjadi bertemu setiap hari, 24 jam. Dan itu menambah gesekan dalam rumah tangga semakin tajam. Hal-hal kecil dapat menjadi pemicu, sehingga emosi jiwa meledak. Ingin screaming, takut kedengaran tetangga. Gak screming, rasanya dada tertekan. Serba salah, serba susah.

Tahun 2021 tidak berbeda jauh tekanan hidup yang akan kita hadapi, jangan cepat menyerah dan putus asa terlebih dahulu.

Elia menghadapi tekanan hidup yang begitu berat dalam pelayanannya setelah dia membunuh nabi Baal sebanyak 450 orang dan nabi Asyera 400 orang ketika mereka kalah berhadapan dengan Elia untuk memanggil allah mereka (1 Raja 18:20-46). Perbuatan Elia disikapi oleh Ratu Izebel dengan menyuruh seorang suruhan untuk mengambil nyawa Elia. Ternyata situasi ini membuat Elia menjadi takut dan ia pergi ke padang gurung dan tidur di bawah pohon arar, dan setelah malaikat Tuhan memberi ia makan dan minum dia berjalan selama 40 hari 40 malam ke gunung Horeb dengan kekuatan makanan yang diberikan oleh malaikat itu.

Di  sebuah Gua,  Allah datang kepadanya dan Tuhan berfirman: "Apakah kerjamu di sini hai Elia?"

dan jawaban Elia adalah: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."

Elia merasakan tekanan yang begitu berat karena merasa bahwa pelayanannya telah gagal karena dia merasa tidak lebih baik dari nenek moyangnya. Semangat pelayanannya yang begitu besar untuk menyelamatkan bangsa Israel dari penyembahan kepada Baal justru harus menerima tekanan melalui ancaman untuk mencabut nyawanya. Dalam keadaan tersebut dia merasa hidup sendiri tanpa dukungan karena usahanya tersebut berujung pada ancaman atas nyawanya sementara tugas pelayanannya masih banyak yang belum diselesaikannya.

Kedengarannya kisah Elia tidak berbeda jauh dengan apa yang kita alami masa-masa kini. Saat tekanan hidup begitu berat, saat kita merasa sendirian menghadapi tekanan hidup yang berat, rasanya kita juga sama seperti Elia, ingin mati saja rasanya.. Tekanan yang Yesus alami di taman Getsemani begitu berat dan menekan, sampai keringatnya bercucuran seperti darah. Yesus melalui tekanan hidup berat itu dengan kemenangan.

Beberapa hal yang menjadi kekuatan kita menghadapi tantangan kehidupan ;

1. Tuhan peduli dan menguatkan kita menghadapi pergumulan hidup

Dalam ketersendirian Elia menghadapi tekanan hidupnya, ternyata Tuhan melihat dan perduli atas permasalahan yang dia hadapi. Sekalipun Elia harus menghadapi kenyataan dalam hidupnya, namun Allah memberikan perhatian dan kekuatan padanya dengan memberikan makanan dan minuman melalui malaikatNya bahkan Allah langsung menyatakan diriNya kepada Elia di gunung Horeb.

Allah menanyakan kabarnya Elia, Allah datang dan bercakap-cakap dengan Elia. Allah tahu Elia sedang stress, Allah tahu Elia sedang mengalami tekanan hidup yang begitu berat. itu sebabnya Allah datang secara personal. 

tidak hanya itu, sebelum Allah bertemu dengan Elia, Allah mengutus malaikatNya untuk memberikan makanan dan minuman, agar Elia kuat berjalan. terkadang karena tekanan hidup yang berat, membuat orang males makan minum. rasanya semua yang dimakan terasa hambar (mungkin makan sambel saya, terasa hambar pula..?). 

Dalam menghadapi tekanan hidup yang berat, jangan sampai lupa makan dan minum, kekuatan saudara tidak akan cukup untuk melaluinya. 

Sekalipun kita harus menghadapi pergumulan hidup tanpa ada yang membantu dan menolong, namun Tuhan perduli kepada kita. Allah melihat penderitaan kita dan akan memberikan kekuatan dan keteguhan dengan menerima makanan dan minuman rohani dari Tuhan (Roti Hidup dan Air Hidup). Ada kekuatan yang luarbiasa saat kita datang kepada Tuhan, dan menerima roti hidup yakni firman Tuhan. tidak hanya roti hidup tetapi air hidup yakni Roh Kudus yang memberi kesegaran dan sukacita untuk melalui hari yang kelam. 

walaupun kita harus menghadapi berbagai-bagai pergumulan, Tuhan tidak akan biarkan kita terjatuh tanpa daya, sebab Tuhan akan menguatkan dan menolong kita.

"Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:24)

 have a blessed weekend !

Friday, January 8, 2021

THE RACE-4

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Ibrani 12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

3. Menanggalkan Beban yang begitu merintangi

A. Beban Pikiran

B. Beban Perasaan

C. Beban Hidup

Perkara atau persoalan hidup selalu ada dan sering dihadapi oleh banyak orang, baik laki-laki atau perempuan; orang muda, dewasa atau orang tua/lansia; orang biasa, pemuka agama, pejabat atau artis. Bahkan, bayi yang paling kecilpun sudah punya persoalan sendiri. Tidak seorang pun yang bisa kebal dari berbagai macam perkara atau persoalan hidup.

Setiap orang nampaknya mempunyai perkara atau persoalan hidup sendiri-sendiri, entah berkaitan dengan kesehatan, penyakit, penghasilan, pekerjaan, pasangan hidup, pendidikan anak, relasi dengan teman kerja atau tetangga, hutang piutang, dsb. Ada perkara yang bisa diselesaikan dengan cepat, ada yang bisa diselesaikan untuk sementara waktu; ada perkara yang ringan dan ada yang berat; ada yang terjadi dalam lingkup keluarga, ada juga yang menyangkut kepentingan orang banyak; ada yang bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan, ada juga yang diselesaikan lewat jalur hukum.

Berhadapan dengan berbagai macam perkara atau persoalan hidup, sementara orang sering merasa lelah dan capai; kehilangan banyak daya dan tenaga, semangat dan pengharapan; setiap hari hanya bisa mengeluh dan meratap; yang dirasa hanyalah kekecewaan dan keputusasaan. Orang seringkali tidak hanya berhadapan dengan satu perkara, tetapi dengan berbagai macam perkara atau persoalan hidup yang bertumpuk-tumpuk, sehingga menjadi beban hidup yang tidak tertanggungkan. Dan itu menyebabkan orang menjadi stress, tidak bisa tidur, bahkan menjadi depresi.

Banyak dan beratnya beban hidup sering mendorong sementara orang untuk mengambil jalan pintas dan cara cepat untuk mendapatkan pelepasan atau pembebasan, yakni bunuh diri. Mereka berpikir bahwa bunuh diri merupakan jalan satu-satunya  untuk mengatasi perkara atau persoalan yang ada. Orang tidak mampu lagi berpikir dengan jernih untuk menemukan solusinya; tidak mempunyai kehendak kuat untuk berusaha; tidak mempunyai kemampuan untuk merasakan sakit dan pahit; tidak percaya lagi bahwa ada orang lain yang bersedia memberikan uluran tangan. Bahkan tidak lagi berpaling kepada Allah dan percaya kepada-Nya, yang sanggup membantu dan meringankan beban hidupnya.

Paulus mampu dan kuat menghadap berbagai macam perkara atau persoalan hidup yang sulit, bukan karena mengandalkan tenaga dan kemampuan dirinya sendiri, tetapi dia mengandalkan Allah dan sesamanya. “Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun, baik juga perbuatanmu bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.” (Fil 4,13-14)

Paulus percaya bahwa Allah sanggup meringankan beban hidupnya; dia juga berterimakasih atas uluran tangan banyak orang untuk meringankan beban hidupnya.

Komunitas gereja ada agar saudara merasa tidak sendirian, dalam perjalanan hidup ini, saudara tidak bisa berjalan sendirian. Saudara membutuhkan satu sama lain untuk memperingan beban hidupmu. Jangan hindari komunitas gerejamu.

Yesus tahu akan beban hidup yang sangat menekan, untuk itu Dia menawarkan kepada siapa saja agar datang kepada DIA. Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Have a blessed day !

Thursday, January 7, 2021

THE RACE-3

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Ibrani 12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

3. Menanggalkan Beban yang begitu merintangi

A. Beban Pikiran

B. Beban Perasaan

Perasaan atau segala sesuatu yang berurusan dengan perasaan dapat menjadi  beban yang begitu merintangi pertandingan. Sakit hati, kecewa, putus asa, kesedihan, minder, merasa diri paling malang, dendam, iri hati, benci, kepahitan, tidak mengampuni, jengkel dengan pasangan, menyesali nasib, itu semua menjadi beban yang berat.

Ada orang yang suka membawa tas yang besar, dengan alasan bisa membawa barang yang banyak. Tetapi apa benar dia membutuhkan barang sebanyak itu? kenyataannya tidak semua barang yang dia bawa itu, diperlukan hari itu. 


Saya suka membawa ransel, dengan alasan bisa muat barang banyak kalau mau belanja ke pasar. Suatu saat saya membeli sabun, shampoo, dan saya lupa mengeluarkan dari tas saya. Setiap hari kemana-mana saya membawa tas ransel yang isinya shampoo dan sabun cair itu. Sampai suatu saat, saya lagi bongkar-bongkar tas, baru saya sadar ada barang yang tidak perlu saya bawa kesana kemari.

Ada orang yang didalam tasnya banyak barang yang tidak diperlukan, ada bungkus permen, tissue bekas,  botol aqua kosong, barang yang tidak diperlukan saat itu, dll, itu semua menambah beban hari itu, untuk apa disimpan didalam tas? Ada begitu banyak beban yang tidak perlu dipikul didalam hidup ini, tetapi tanpa sadar kita membawanya kesana kemari, bahkan bertahun-tahun.

Makin lama beban itu  makin menekan dan menjerat. Membuat kita tak bisa sepenuhnya menikmati sukacita dan kemerdekaan dalam Kristus, serta membuat langkah kita menjadi berat.

Beban bisa berupa apa saja. Bisa datang karena persoalan hidup, bisa juga kita sendiri yang membuatnya, seperti:

– Mengejar prestasi hanya demi mendapat pengakuan orang lain, ini sangat melelahkan

– Terlalu bernafsu ingin cepat kaya

– Perfeksionis yang berlebihan karena tak ingin orang melihat kekurangan kita

– Berusaha keras membeli sesuatu yang sebenarnya jauh diluar kemampuan hanya demi diterima di lingkungan sosial tertentu

– Memanipulasi keadaan kita yang sesungguhnya karena malu atau gengsi

– Ketakutan, kekuatiran, trauma, dendam, kemarahan, kekecewaan, dendam, kepahitan, sakit hati

Apapun itu, segala hal yang menghambat perjalanan kita bersama Kristus adalah beban. Beban membuat kita lelah dan lemah.

Tuhan Yesus mengundang kita melalui firman-Nya:

MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11:28)

Bagaimana caranya?

PIKULLAH KUK YANG KUPASANG dan BELAJARLAH PADA-KU, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:29-30)

DATANGLAH PADA YESUS, ijinkan Dia mengambil bebanmu dan menggantinya dengan kuk yang dari Tuhan. Apa itu? Kesediaan untuk hidup SEIRING dan SEIRAMA dengan Tuhan dengan cara selalu menyelaraskan diri kita dengan firman Tuhan. Selama kita hidup dalam ketaatan terhadap firman Tuhan dan mengerjakan panggilan-Nya, berarti selama itu pula kita memikul kuk dari Tuhan.

Tuhan Yesus berjanji bahwa kuk yang dipasang-Nya enak dan ringan. Itu benar! Sebab sesungguhnya kita tidak memikul kuk itu sendirian. Tuhan Yesus memikulnya bersama dengan kita.

Tetapi seringan apapun, memikul kuk dari Tuhan bukan hal yang secara otomatis mengubah kita dalam sekejap mata menjadi orang yang kebal terhadap tekanan kehidupan. Kita masih bisa kuatir, kecewa, takut, sombong, serakah, dan berbagai emosi negatif lainnya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bukan hanya berkata “Pikullah kuk yang Kupasang”, tapi juga berkata: “Belajarlah pada-Ku”.

Kita harus belajar dari Tuhan Yesus. Tapi tidak ada belajar yang instan. Setiap pembelajaran selalu butuh proses, dan setiap proses selalu memerlukan waktu. Belajar selalu melibatkan dua pihak, guru dan murid. Kita sebagai murid harus membuka diri untuk diajar oleh Yesus sebagai Guru kita. Semua itu akan berhasil jika kita memiliki ketaatan dan kerelaan untuk tidak menyerah dalam setiap pembentukan dari Allah.

Have a blessed day !

Wednesday, January 6, 2021

THE RACE 2

 Daily Devotion – Called, Chosen, Blessed

Ibrani 12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

3. Menanggalkan Beban yang begitu merintangi

Dalam pertandingan lari, peserta akan memakai pakaian seringan mungkin, tidak ada yang membawa ransel, atau memakai sepatu boot. Semuanya ringan, agar dapat melaju dengan cepat, dan tidak menghalangi gerak laju larinya.

TIdak hanya beban berat secara fisik, tetapi beban pikiranpun sangat memperngaruhi. Seseorang yang mengikuti kompetisi manapun juga, tidak boleh ada beban yang mengganduli pikirannya. Meski kondisi baru diputusin sama pacarnya, atau mendengar kabar yang tidak menyenangkan,  pikirannya harus tetap dijaga, agar tidak terpengaruh selama kompetisi berlangsung. Pikiran semrawut, tidak konsentrasi, akan membuat saudara tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

Dalam pertandingan yang sudah di-set untuk kita, beban yang begitu merintangi harus disingkirkan, kalau tidak, saudara tidak akan melaju, bahkan bisa terhenti dan mandeg. Beban apa saja yang begitu merintangi?

1. Beban Pikiran

Tuhan Yesus menasehati kita, Matius 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Artinya, beban hari esok jangan ditumpuk untuk hari ini, kalau saudara menumpuknya, beban esok, beban minggu depan, bulan depan, bahkan tahun depan, itu akan mengganduli hidupmu, dan tidak akan sanggup untuk berjalan dengan lancar.  Ada orang yang over-thinking, berpikir terlalu jauh kedepan. Memikirkan bagaimana dengan tahun depan, atau 5 tahun ke depan, kesusahan lima tahun yang akan datang, sudah dipikirkannya hari ini. Ada orang yang memikirkan beban rumah tangga, beban anak, beban pekerjaan, beban keluarga yang ada di Indonesia, beban pasangan, beban pelayanan, segala  beban semua dipikirkannya.

Ayat yang Tuhan Yesus katakan, bahwa tiap-tiap hari punya kesusahannya sendiri sendiri, pergumulan minggu ini, akan beda dengan minggu depan, dan selanjutnya. Belajarlah untuk bersandar pada Tuhan tentang hari esok, ada jaminan dari BAPA surga dalam hal ini.

Beban pikiran dapat membuat orang malas bergerak. Orang yang berkeluh kesah, membuat semangat pudar. Amsal 17;22 mengatakan, semangat yang patah mengeringkan tulang. Kalau saudara melihat keadaan, kondisi, situasi yang buruk, itu dapat membuat semangat menjadi lemah, dan saudara tidak kuat untuk melangkah maju, semangatnya sudah patah lebih dahulu. Banyak orang memikul beban yang tidak perlu.


Pada waktu kita naik pesawat, diberikan bagasi yang diperbolehkan, kita tidak bisa mengangkut barang semau kita, saudara harus menyeleksi barang mana yang diperlukan, dan barang mana yang tidak perlu dibawa.

Kalau ingin menang dalam pertandingan ini, beban yang begitu merintangi, singkirkan.

Have a blessed day !